KOMINPRO- Sebagai langkah dan komitmen dalam mewujudkan Bandung Unggul, Fakultas Psikologi Unisba menjalin kerja sama dengan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang ditandai dengan penadatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) oleh Dekan Fakultas Psikologi Unisba, Dr. Dewi Sartika, Dra., M.Si dan Ketua Puspaga Kota Bandung, Siti Muntamah Oded di Pendopo Kota Bandung, Senin (15/03).
Pada kesempatan ini pula 3 perguruan tinggi lainnya antara lain Unpad, UPI dan UIN Sunan Gunung Djati turut serta menandatangai nota kesepahaman tersebut.
Dekan Fakultas Psikologi Unisba sangat menyambut kerja sama ini. Dikatakannya, Fakultas Psikologi Unisba pada dasarnya telah memiliki program pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang mengarahkan pada kesejahteraan keluarga. “Program PKM yang kita miliki mulai dari mempersiapkan pernikahan, membina keluarga harmonis, membimbing Ibu dalam parenting, ayah yang hebat serta anak-anak yang dapat tumbuh kembang secara optimal dan berkualitas, baik dari sisi intelektual, psikologis dan membentuk akhlak yang baik. Ini sangat cocok dengan program dari Puspaga,” ujarnya.
Melalui kerja sama ini, ia berharap adanya sinergitas antara Fakultas Psikologi Unisba dengan Puspaga untuk mewujudkan keluarga yang harmonis dan berkualitas dengan berpegang pada nilai-nilai spiritual yang baik.
Sementara itu, dilansir dari website humas.bandung.go.id, Ketua Puspaga Kota Bandung mengatakan, dalam membangun Bandung Unggul maka harus dimulai dengan membentuk keluarga harmonis, dan mampu menghadirkan fungsi keluarga agar melahirkan sumber daya yang berkualitas.
“Puspaga yang kecil ini terus membantu dalam urusan keluarga dan anak, terutama pola asuh anak yang hari ini tantangannya sangat luar biasa,” tuturnya.
Tak bisa dipungkiri, menurut Siti, pihaknya kerap kali menemukan permasalahan-permasalahan di lingkup keluarga yang tak bisa diselesaikan sendiri. Sehingga membutuhkan peran serta dari para akademisi.
“Melalui MoU antara Puspaga dan akademisi diharapkan dapat membantu dalam penanganan permasalahan keluarga, termasuk di dalamnya mengenai anak dan perempuan,” terangnya.
“MoU ini menjadi sebuah kebahagiaan dan menjadi sebuah titik sejarah awal perubahan yang masif. MoU ini akan mengurai permasalahan-permasalahan yang dihadapi,” tuturnya.***