Warek III, “Parlemen Kampus, Mengenalkan Mahasiswa Cara Demokrasi”

KOMINPRO-Parlemen Kampus yang digelar BEM Fikom Unisba merupakan ajang untuk latihan mahasiswa mengenal demokrasi dan bagaimana kondisi sidang para wakil rakyat di DPR. Kegiatan ini juga mengajarkan mahasiswa bagaimana bermusyawarah dalam komunitas yang banyak dan beragam dan membeikan wawasan tentang parlemen.

Demikian diungkapkan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Kominfopro dan Kerjasama, H. Asep Ramdan Hidayat,Drs., M.Si. dalam sambutannya di acara Parlemen Kampus (Seminar Nasional dan Simulasi Sidang DPR RI) Revisi UU Narkotika, “Pemuda Melawan Narkoba”  yang diselenggarakan BEM Fikom Unisba bekerjasama dengan DPR RI di Aula Unisba, Kamis (22/11). Acara ini dibuka oleh keynote speaker Wakil DPR RI, Fahri Hamzah, SE. Dalam sesi seminar, hadir narasumber Muhammad Nasir Djamil, M.Si. (Anggota Komisi III DPR RI), dan Brigjen Pol. Drs. Sufyan Syarif,MH., (Kepala BNNP Jabar). Sesi Pembekalan Sidang, diisi narasumber Dede Yusuf ME,ST.,M.Si. (Ketua Komisi IX  DPR RI), Ir. Indra Iskandar, M.Si. (Sekjen DPR RI), dan Dra. Damayanti, M.Si. (Deputi Bidang Persidangan). Simulasi sidang dilakukan di hari kedua, Jum’at (23/11).

“Parlemen mengajarkan cara bermusyawarah dalam komunitas yang banyak dan berbeda. Parlemen juga tidak terlepas dari unsur politik, tarik menarik berbagai kepentingan partai. Dalam persidangan mahasiswa akan belajar pula bagaimana cara mengambil keputusan yang baik. Siapa tahu, dari ruangan aula ini nantinya ada yang menjadi ketua atau anggota DPR RI,” kata Warek III yang disambut senyuman dan tepukan meriah dari Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dan  peserta.  

Keharusan bermusyawarah, tercantum dalam Al-Qur’an diantaranya surat Ali Imran ayat 159, yang artinya berbunyi, “…bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu”. Yang sulit, kata Warek III, adalah mengambil keputusan. “Karena itu jika sudah diambil keputusan, bertawakallah kepada Allah,”  tandasnya.

Dalam mengambil keputusan atau bermusyawarah, tambah Warek III, tidak boleh ada kata “jalan buntu” melainkan semua harus ada solusi. Dengan adanya Parlemen Kampus dan Simulasi Sidang ini, mahasiswa mendapat pembelajaran yang berharga. Parlemen menjembatani dan mengakomodir berbagai kepentingan. Mahasiswa juga belajar menjadi pendengar yang baik dalam bersidang. “Menjadi anggota parlemen juga harus memiliki wawasan yang cukup atau intelektual yang tinggi serta fisik yanag sehat agar keputusan yang diambil bermanfaat dan menjadi solusi dari masalah yang dibahas,” paparnya.  

Sementara itu Wakil DPR RI, Fahri Hamzah, mengungkapkan, para pemuda hendaknya rajin membaca, bersikap kritis, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah. Terkait narkotika, Wakil Ketua DPR RI ini mengungkapkan, terjadinya penyalahgunaan narkotika disebabkan jiwa lemah dan tidak menemukan ketenangan.  “Ini juga menjadi ciri pendidikan yang gagal,” tandasnya. Karena, para mahasiswa yang notabene para pemuda ini diimbau agar giat membaca dan tidak hanyut dalam “kemudahan” yang ditawarkan gadget.

Narasumber lain, Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil mengatakan, Badan Nasional Narkotika (BNN) dari pusat hingga provinsi harus diperkuat kelembagaannya. “Alokasi anggaran juga harus mendukung gerak BNN, khususnya dalam pencegahan,” katanya.

Hal Senada disampaikan Sufyan Syarif, Kepala BNNP Jawa Barat, mengatakan,  anggaran pemerintah harus lebih pada pencegahan narkotika seperti di luar negeri . “Saat ini Pemprov. Jabar dan BNN Jabar menggulirkan program Desa Bersih dari Narkotika (Bersinar) sebagai upaya pencegahan sampai pemulihan kembali par pecandu narkotika,” terangnya.(Sari)

Press ESC to close