Unnes dan IPB Berguru ASIC ke Unisba

Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) berkunjung ke Universitas Islam Bandung (Unisba) dalam rangka berguru mengenai kiat-kiat meraih akreditasi internasional ASIC, Selasa (10/09). Rombongan dari kedua universitas tersebut diterima di Fakultas Kedokteran Unisba oleh Wakil Rektor I Unisba Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPM., Wakil Rektor II,  Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si. beserta jajaran panitia pelaksanaan akreditasi internasional ASIC Unisba.

Warek I Unisba, mengatakan, pada kesempatan ini Unisba akan berbagi ilmu dan pengalaman selama melaksanakan Accreditation Service of International School, Colleges & University (ASIC). Die mengatakan hasil akreditasi Unisba diperoleh dari berbagai aspek penilaian mulai dari kesehatan dan keselamatan kerja, tata kelola dan sumber daya manusia (SDM), kegiatan pembelajaran dan penelitian, penjaminan dan peningakaan mutu, kesejahteraan mahasiswa, kualifikasi, dan penghargaan yang ditawarkan oleh institusi, prosedur pemasaran dan rekrutmen mahasiswa, serta keterkaitan dengan imigrasi.

Dari penilaian inspektor ASIC, kata Warek I enam area operasi telah dinyatakan memenuhi syarat untuk diakreditasi. Namun, dua area operasi lain gagal karena dokumen yang tersedia tidak lengkap. Harits mengatakan, dua area operasi yang tidak memenuhi syarat yaitu terkait area F (kualifikasi dan penghargaan) dan area G (keterkaitan dengan imigrasi).

Warek 1 mengatakan, untuk memenuhi area operasi F setiap prodi di Unisba harus memiliki pengakuan kurikulum dari lembaga internasional. Harits menjelaskan, perlu waktu untuk memperbaiki aspek tersebut, karena sebagai Universitas berbasis islam, Unisba memiliki mata kuliah ruhuddin yang belum dilegalisasikan secara internasional.

Sementara untuk area opeasi H, Unisba dinilai tidak memenuhi kualifikasi karena belum memiliki kantor khusus yang menangani terkait mahasiswa asing. “Harapan mereka Unisba punya satu kantor khusus untuk menangani masalah mahasiswa asing, Itu yang sedang kami kembangkan. Kekurangan-kekurangan penilaian ASIC jadi satu motivasi untuk meningkatkan pelayanan bagi mahasiswa asing,” ujarnya.

Lebih lanjut Warek I mengatakan, akreditasi oleh ASIC akan berdampak pada aspek penjaminan mutu. Peningkatan mutu program studi secara tidak langsung akan meningkatkan personal dan perfoma akademik Unisba. Hal tersebut terbukti dengan meningkatnya Unisba dari peringkat 77 ke posisi 44 sebagai 100 perguruan tinggi terbaik tingkat nasional versi Kemenristekdikti.

Sementara itu, Ketua Prodi Geografi , Dr. Tjaturahono BS., M.Si, berharap Unisba dapat memberikan arahan kepada Unnes terkait langkah startegis untuk mendapatkan raihan akreditasi ASIC. Sehingga kesuksesan Unisba dalam meraih predikat premier dari ASIC dapat menular kepada Unnes.

“Pada kesempatan ini kami memohon arahan dari Pak Harits berkenaan dengan hal-hal terkait ASIC. Semoga ilmu yang kami terima bisa menyemangati kami juga agar bisa mengikuti langkah-langkah yang dilakukan Unisba dalam rangka mencapa akreditasi ASIC,”katanya. (Feari)

Press ESC to close