Komhumas – Universitas Islam Bandung menggelar Forum Grup Discussion dengan tema: Integrated Supply Chain 4.0 Innovation to Supply Chain Resilience di Gedung Dekanat Unisba, Rabu (24/4/2024). Seminar ini diselenggarakan atas kolaborasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unisba, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unisba, dan Kantor Urusan Internasional Unisba. FGD tersebut menghadirkan tiga pembicara dari berbagai institusi ternama antara lain Dr. Robert de Souza, Executive Director, The Logistics Institute – Asia Pacific, National University of Singapore (NUS), Prof. Dr. Markus Gerschberger Professor/Deputy Director, Supply Chain Intelligence Institute Austria (ASCII), University of Applied Sciences Upper Austria, Prof. Franz Staberhofer Professor, Supply Chain Intelligence Institute Austria (ASCII), University of Applied Sciences Upper Austria.
Dalam era revolusi industri 4.0 yang terus berkembang, perguruan tinggi memainkan peran sentral dalam mengadaptasi nilai-nilai inti akademik ke dalam praktik bisnis yang lebih efisien dan berkelanjutan. Kolaborasi dan kompetisi menjadi pendorong utama dalam menavigasi dinamika kompleks penelitian akademik guna mengintegrasikan nilai-nilai inti tersebut ke dalam rantai pasokan yang terhubung secara digital.
Universitas-universitas ternama di Indonesia telah menyatukan kekuatan dalam menghadirkan inovasi yang memadukan keahlian akademik dengan kebutuhan dunia industri, khususnya dalam konteks Integrated Supply Chain 4.0. Kolaborasi lintas disiplin ilmu antara fakultas-fakultas seperti Teknik, Bisnis, dan Teknologi Informasi telah menghasilkan kerangka kerja yang terintegrasi, memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memahami dan mengimplementasikan konsep-konsep penting seperti IoT (Internet of Things), big data analytics, dan artificial intelligence dalam rantai pasokan mereka.
Dalam konteks manajemen rantai pasokan, “connectivity” dan “collaboration” menjadi kata kunci yang tak tergantikan. Universitas Islam Bandung (Unisba) sebagai bagian dari global ecosystem, berkomitmen dalam pengembangan kolaborasi produktif dengan berbagai pihak yang terhubung dalam mata rantai pasokan tersebut. Dengan memanfaatkan jejaring yang luas dan kerjasama yang erat dengan industri, Unisba berhasil mengintegrasikan praktik terbaik dan teknologi terbaru ke dalam kurikulum mereka, mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan dalam manajemen rantai pasokan.
Namun, dalam upaya mencapai ketahanan rantai pasokan yang optimal, kompetisi juga menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan. Kompetisi antar-perguruan tinggi dalam menciptakan solusi inovatif dan efisien mendorong percepatan adopsi teknologi dan praktik terbaik. Tantangan-tantangan baru dalam hal keamanan data, interoperabilitas sistem, dan keberlanjutan ekologis menjadi fokus utama dalam upaya bersaing untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Dr. Robert de Souza, selaku Executive Director, The Logistics Institute – Asia Pacific, National University of Singapore (NUS), menyatakan, “Kolaborasi antar-perguruan tinggi sangat penting dalam mengintegrasikan nilai-nilai akademik ke dalam rantai pasokan yang semakin terhubung secara digital. Namun, kita juga perlu mempertimbangkan pentingnya kompetisi dalam memacu inovasi dan mempercepat adopsi teknologi baru untuk mencapai ketahanan rantai pasokan yang lebih baik.”
Prof. Dr. Markus Gerschberger dan Prof. Franz Staberhofer selakuProfessor, Supply Chain Intelligence Institute Austria (ASCII), University of Applied Sciences Upper Austria menambahkan bahwa “Melalui kolaborasi yang kuat dan persaingan yang sehat, perguruan tinggi di Indonesia berperan sebagai pionir dalam mengintegrasikan nilai-nilai akademik ke dalam Integrated Supply Chain 4.0. Dengan memanfaatkan keahlian multidisiplin dan semangat inovatif, mereka membantu membentuk masa depan rantai pasokan yang lebih tangguh, efisien, dan berkelanjutan.”