Unisba Polisikan Joki PMB

Warek I Unisba, Ir. A. Harits Nu’man,MT., P.Hd. IPM. memberikan keterangan pers terkait joki di seleksi PMB Unisba  kepada wartawan  

KOMINPRO-Penerimaan Mahasiswa Baru Unisba (PMB) 2018/2019 ternodai dengan hadirnya joki yang jumlahnya disinyalir mencapai 25 orang bahkan lebih. Para joki ini menjalankan aksinya untuk mewakili calon mahasiswa Unisba yang mendaftar ke Fakultas Kedokteran (FK). Unisba membawa kasus ini ke ranah hukum karena dinilai merupakan tindakan kejahatan akademik.

Wakil Rektor (Warek) I Unisba, Ir. A. Harits Nu’man,MT., P.Hd. IPM. yang juga Ketua Panitia PMB Unisba 2018/2019,  mengatakan, Unisba tidak akan memberikan toleransi terhadap para pelaku kejahatan akademik. Keberadaan para joki ini selain merusak citra akademik juga calon mahasiswa.

“Kami sudah melaporkan mereka ke Polrestabes. Pelaporan ini akan memberikan efek jera terhadap para pelaku,” tegas Warek I di ruang Rektorat, Jalan Tamansari No. 20, Rabu (23/5).

Dari 25 joki, 7 diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya perempuan. Dari kesemuanya itu, hanya 4 orang yang ditahan dan semuanya perempuan. Dari keterangan empat orang tersebut, mereka masih berstatus mahasiswa. Mereka dilaporkan dengan tuduhan pemalsuan identitas, penipuan, dan perbuatan tidak menyenangkan.

Para joki ini tertangkap saat mengikuti seleksi Psikotes, seleksi hari pertama pada masa PMB Gelombang II, Sabtu (19/5). Sebagaimana diketahui, seleksi PMB Unisba dilaksanakan selama dua hari, hari pertama Psikotes (untuk Fakultas Kedokteran, Psikologi, Ilmu Komunikasi, Prodi Farmasi, Prodi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis). Hari kedua merupakan seleksi akademik yang harus diikuti oleh seluruh calon mahasiswa (semua Fakultas/Prodi) yang dilakukan Minggu (20/5).

Penanggungjawab Psikotes, Indri, menceritakan kronologis temuan para joki ini, yakni berawal dari pelaporan salah seorang pengawas. Pengawas menemukan ketidakmiripan antara peserta tes dengan identitas yang ada di panitia. “Kami meminta identitas lain tetapi mereka tidak memberikannya,” ujarnya.

Saat dimintai KTP, peserta tidak memberikannya. Mereka malah menunjukkan akte kelahiran, kartu keluarga, dan kartu pelajar dengan foto yang sama dengan wajah para pelaku. Indri kemudian menghentikan seleksi terhadap ke-25 orang tersebut.

Warek I menduga, para joki itu tergabung dalam sebuah sindikat kejahatan akademik. Para pelaku mengaku di bawah koordinator dari Purwokerto dan Jakarta. Dugaan tersebut didukung dengan bukti percakapan dalam telefon seluler joki (Whatsapp). Warek I menyebut ada kelompok lain yang jumlahnya 30 orang sudah berada di Bandung.

“Mereka menginap di hotel yang sama. Biaya tiket perjalanan dan akomodasi ditanggung koordinator,” terang Warek I.

Dari keterangan pelaku juga, koordinator mereka berisnisial MR dari Purwokerto dan IDR dari Jakarta. Masing-masing joki mengaku dibayar Rp. 4 juta dari aksinya itu. “Transkrip percakapan mereka sudah kami serahkan ke pihak kepolisian,” terang Warek I.

Warek I mengaku sudah mengirim surat untuk meminta klarifikasi dari kampus para pelaku terkait kebenaran identitas mereka. Sebagian besar pelaku merupakan mahasiswa di Jawa Tengah. Bahkan kampus terkait telah meminta kronologis peristiwa untuk memproses mahasiswanya bila benar telah berbuat pidana.

Fakultas Kedokteran Unisba merupakan salah satu fakultas favorit di Unisba sejak berdiri pada tahun 2004 (selama 13 tahun). Karenanya seleksi mahasiswa baru diperketat. Warek I mengungkapkan, Sejak seleksi PMB gelombang I, sebenarnya sudah ada indikasi perjokian namun jumlahnya tidak sebanyak gelombang II ini.  Warek I mengatakan, semua calon mahasiswa yang diketahui menggunakan joki ini akan dicoret dari seleksi. “Nyatanya di hari kedua seleksi, sekitar 100 orang calon mahasiswa FK tidak mengikuti test. Ini kemungkinan dampak dari temuan tersebut,” terang Warek I.

Saat ini Unisba telah memiliki sertifikasi Sistem Penjaminan Mutu Internal sejak 2008. Praktik perjokian ini akan merusak mutu akademik Unisba. Karena itu, kata Warek I, diperlukan efek jera untuk memberantas praktik perjokian ini. Warek I juga mengimbau masyarakat tidak mudah tergiur tawaran joki. “Jangan tergiur dengan yang menjanjikan bisa masuk ke fakultas favorit di Unisba,” katanya.***(dari berbagai sumber)

Press ESC to close