Unisba Mulai Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia

KOMINPRO – Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sudah masuk pada Tahap 2 dengan target kelompok Lanjut Usia (usia 60 tahun ke atas) dan Pekerja Publik. Vaksinasi Covid-19 untuk lansia tercantum dalam surat edaran (SE) nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada kelompok sasaran lansia, komorbid, penyintas Covid-19, dan sasaran tunda. Sebagai perguruan tinggi yang memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesehatan, Unisba kembali menyelengarakan kegiatan vaksinasi pada Rabu (10/03).

Kepala UPT Pelayanan Kesehatan Klinik Unisba, Fajar Awalia Yulianto, dr., M.Epid, mengatakan, vaksinasi tahap kedua akan dibagi menjadi dua golongan. Golongan pertama lansia, kemudian golongan kedua akan dilaksanakan vaksinasi untuk guru, dosen, tenaga pendidik, dan aparatur negara. Mengingat banyaknya masyarakat yang masuk ke dalam kategori tahap kedua, Unisba yang sebelumnya membatasi kuota hanya 30 orang kini meningkatkan jumlah kuota hingga 100 orang.

“Pada Tahap pertama jumlah  maksimal 30 orang, namun karena pada tahap kedua ini berhubungan dengan kegiatan masal maka kami meningkatkan kuota sampai 100 orang. Namun, agar dapat tetap menjaga protokol kesehatan, lokasi vaksinasi beralih yang semula dilaksanakan di Klinik Unisba sekarang jadi di Akuarium atau pelataran kampus agar lebih terbuka,” jelasnya.

Dr. Fajar mengatakan, masyarakat yang melaksankan vaksinasi di Unisba terbagi menjadi dua kelompok pendaftar. Kelompok pertama merupakan karyawan Unisba yang masih aktif dan berusia lanjut, sementara kelompok kedua merupakan peserta yang berdomisili di kota Bandung dan mendaftarkan diri dengan mengunjungi situs resmi Kementerian Kesehatan yaitu www.kemkes.go.id dan sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Prof. Dr. Ieva B. Akbar, dr., AIF, salah satu lansia yang sudah merasakan disuntik vaksin Covid-19 pun menceritakan pengalamannya. Meski tak lagi muda, Prof. Dr. Ieva sangat antusias menjadi kelompok yang diprioritaskan dalam program pemerintah tersebut. Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Unisba ini  mengaku lebih tenang usai menjalani proses vaksinasi karena merasa lebih terproteksi dari penyebaran virus Covid-19.

”Lansia merupakan kelompok yang rentan. Kita harapkan secara bertahap semua masyarakat bisa melaksanakan vaksinasi ini sebagai upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Namun, karena kita belum tahu tingkat kekebalan tubuh setiap orang seperti apa maka menerapkan protokol kesehatan tetap menjadi prioritas utama,” katanya.

Prof. Dr. Ieva pun menghimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir terhadap tingkat keamanan vaksin. Menurutnya, vaksin yang digunakan saat ini sudah mengalami uji klinis hingga tiga tahap dan tidak menunjukan gejala maupun reaksi yang berat pada manusia.

“Vaskin adalah vius yang sudah dilemahkan jadi tidak akan menimbulkan penyakit. Saat diuji pada manusia, efek samping yang diakibatan oleh vaksin itu presentasenya kecil atau hampir tidak ada. Maka jangan takut divaksin, kita harus lebih takut jika ada masyarakat yang terjangkit covid karena tidak melaskanakan protocol kesehatan,” imbuhnya.

Hal senada diungkapkan Rudianto, warga kota Bandung yang juga mengikuti vaksinasi Covid-19 di Unisba. Setelah menjalani proses vaksinasi, pria berusia 61 tahun ini mengaku lenih aman dalam menjalani berbagai aktvitas ke depannya.

“Sebelumnya saya merasa khawatir jika harus pergi ke luar kota takut. Namun, sekarang bias lebih tenang. Saya yakin vaksinasi ini banyak membawa nilai kebaikan maka saya harap semua orang yang wajib divaksin ikutilah program ini. Dengan melakukan vaksinasi artinya kita berusaha saling menjaga dan jika semua sehat maka dengan sendirinya penyakit ini akan hilang,” ujarnya. (Feari)

Press ESC to close