KOMINPRO- KKN Tematik Citarum Harum Penta Helix, adalah salah satu program yang digulirkan Unisba dalam membantu pemerintah menangani masalah pencemaran lingkungan khususnya pengembalian fungsi sungai Citarum yang bersih bukan sebagai tempat pembuangan sampah bagi masyarakat. Program ini melibatkan semua stakeholder meliputi pemerintahan, dunia usaha/industri, akademisi (dosen dan mahasiswa), dan masyarakat yang bekerja sama membersihkan sungai Citarum dari sampah dan limbah yang mencemarinya.
Wakil Rektor I Unisba, Ir. A. Harits Nu’man, MT.,Ph.D.,IPM., mengungkapkan, Citarum Harum Penta Helix merupakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan Unisba atas diterimanya dana hibah dari pemerintah melalui Dirjen Belmawa (Kemenristekdikti). Unisba sebagai salah satu perguruan tinggi yang memperoleh hibah tersebut untuk membenahi sungai Citarum atau desa yang berada di sekitarnya yang berkaitan dengan sungai Citarum. Unisba memilih sektor I, Desa Cibeureum (Cisanti) untuk dibenahi.
Program ini, lanjut Warek I, fokus kepada perubahan mindset masyarakat wilayah sektor I DAS Citarum dengan pendekatan model BCA (Behavior, Culture, Attitude) yang meliputi, (1) Pemilahan sampah organik dan anorganik; (2) Pengolahan sampah organik (takakura dan bata terawang) dan anorganik (kerajinan tangan/aksesoris); (3) Kegiatan education games; dan (4) kegiatan sosialisasi metode sistem manajemen pemasaran produk hasil olahan sampah.
“Kita memilih sektor I karena hulu sungai ada di Cisanti, Cibeurem, kita akan benahi itu. Yang ingin kita capai adalah terbentuknya kesadaran masyarakat yanag cinta dan peduli lingkungan melalui metode BCA. Target terdekatnya adalah transfer of knowledge tentang budidaya/manajemen sampah kepada masysrakat,” terang Warek I.
Dari progam ini juga diharapkan terbentuk Bank Sampah yang sudah dibedakan tempatnya yaitu Bank Sampah Organik dan Bank Sampah Anorganik di masing-masing RT/RW. Adanya Kompos, MOL (Mikro Organisme Lokal), dan kerajinan tangan seperti tas, dompet, taplak meja dari sampah anorganik (cangkang kopi, gelas aqua bekas, plastik bekas), serta terbentuknya sebuah cerita anak yang akan dibukukan melalui website dengan tema, “The Light River” atau Cahaya Sungai Citarum Harum.
Lebih jauh Warek I menjelaskan, program KKN tematik terpadu dijadikan sebagai model sarana pembelajaran dengan metode BCA berbasis masyarakat untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa. KKN ini juga mengembangkan dan menumbuhkembangkan jiwa kepedulian terhadap lingkungan hidup yang bersih kepada masyarakat di kawasan sungai Citarum secara berkelanjutan. Selain itu untuk membuat inovasi program KKN tematik sebagai bahan pembelajaran mahasiswa dengan metode BCA serta membuat Klinik Sampah yang berbasis masyarakat dengan melakukan 1000 tangan membuang sampah pada tempatnya.
Ketua Pelaksana Hibah Tematik Citarum Harum, Dr. Dini Dewi Heniarti,SH.,MH., mengungkapkan, hal yang paling mendasar yang harus ditangani adalah masalah pengelolaan sampah dan limbah ternak yang dibuang masyarakat ke sungai Citarum. “Namun saat ini kita fokus kepada penanganan sampah dulu karena sesuai anggaran yang kita terima. Mudah-mudahan lain kali kita mendapat hibah lagi untuk menangani masalah limbah ternak ini, karena menangani limbah dari 10.000 hewan ternak bukan hal yang mudah,” terangnya.
Senada dengan Warek I, Dr. Dini menyebutkan, kegiatan yang kini dilakukan Tim Unisba adalah observasi lapangan dan Gerakan Pungut Sampah (GPS). Tim Unisba yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang prilaku mengelola sampah, komposting bata terawanag, ecobrick, pembuatan bata terawang, dan trashion (membuat kerajinan dari sampah yang bernilai seni serta memiliki nilai ekonomi).
“Tim kami dari Tarbiyah misalnya memberikan pendekatan kepada masyarakat tettang pemahaman perlunya lingkungan bersih dengan pendekatan agama, sedangkan dari Psikologi, Kedokteran, memberikan edukasi kepada anak-anak melalui story telling, tim dari fakultas lain pun memiliki peran masing-masing,” terang Dosen Fakultas Hukum Unisba yang juga Ketua Asosiasi Profesor Doktor Hukum Indonesia (APDHI) ini.
Tim Unisba, diberi waktu satu bulan untuk membenahi Desa Cibeureum ini. Karenanya semua yang terlibat bekerja keras untuk menyelesaikan program ini. “Alhamdulillah hari kedua bekerja, kami sudah bisa mendatangkan alat berat untuk membersihkan sampah yang berton-ton di daerah tersebut,” terangnya.
Diakui Ketua Tim, untuk mewujudkan program ini tidak mudah. Pasalnya, ada juga masyarakat yang apriori terhadap program Unisba ini. “Mereka mungkin jengah dengan program sebelumnya dari Tim perguruan tinggi lain yang menurut mereka tidak ada bekasnya,” terang Ketua Tim.
Namun, lanjutnya, Tim Unisba tidak bosan untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat agar semua bisa bekerja sama sehingga Citarum Harum dapat terwujud. (Sari)