KOMHUMAS-Universitas Islam Bandung (Unisba) berkolaborasi dengan Komisi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar dan Tribun Jabar menggelar diskusi Sawala KPU bertema ‘Strategi KPU Mengoptimalkan Partisipasi Pemilih Pemula’ yang dilaksanakan di Audiotorium Gedung Dekanat Unisba serta live di Youtube tribunjabar video, pada Selasa (29/8/2023).
Kegiatan ini menghadirkan tiga orang narasumber yakni Wakil Dekan II Fikom Unisba, Dr. Dedeh Fardiah, Dra., M.Si., Ketua KPU RI 2020-2022, Ilham Saputra, dan Pemimpin Redaksi Tribun Jabar, Adi Sasono.
Dalam sambutannya Dekan Fikom Unisba, Prof. Dr. Atie Rachmiatie, Dra., M.Si., menyampaikan bahwa pesta demokrasi luar biasa merupakan hal yang perlu disepakati.
“Kita inginnya lancar, berhasil, pasrtispasi tinggi dan tidak ada konflik yang signifikan. Jangan sampai hal-hal yang terkait masalah persaingan di elit politik berdampak pada yang tidak terlalu positif pada akar rumput,” ungkapnya.
Prof. Atie menuturkan bahwa kestabilan politik merupakan hal yang paling penting dalam penyelenggraan pemilu meski adanya perbedaan pilihan politik. “Yang pasti tidak terjadi konflik karena itu yang dikhawatirkan,” ujar Prof. Atie.
Menurut Prof. Atie, MBKM melalui program kampus mengajar yang diterapkan di Fikom Unisba dapat dimanfaatkan dalam keberlangusngan pemilu 2024.
“Jadi artinya alangkah bagusnya kalau kita semua itu termasuk mahasiswa sebagai intermediate target. Mahasiswa akan menyebarluaskan ke orang-orang dilingkungannya sehingga betul-betul political literasi itu dimilikinya. Jadi tidak hanya pengetahuan sekedar pengetahuan, tidak hanya sikap dan mindset saja tapi yang penting bagaimana menularkan perilakunya itu supaya meredamkan peer grupnya, tidak gontok-gontokan dengan beda pilihan, serta partipasinya tidak golput dan cuek,” terangnya.
Ketua KPU Jabar Rifqi Ali Mubarok, M.Si., mengungkapkan, pemilu 2024 merupakan pemilu yang menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk memasuki konsolidasi demokrasi.
“Maka yang penting di pemilu nanti bagaimana bisa berjalan secara berkualitas yang kemudian kualitas pelaksaannnya diukur dari dua tahapan yakni pemilu yang berjalan baik, lancar, tidak ada masalah, tidak ada penundaan pengulangan bahkan ditunda pemilunya, serta pastisipasi pemilu dari masyarakat,” ujarnya.
Generasi Z pada pemilu 2024 kata Rifqi, berperan tidak hanya sebagai pemilih saja, tetapi adanya keterlibatan dalam sisi penyelengara, kepesertaan pemilu menjadi calon legislatif dan juga menjadi pengurus partai politik. “Semoga ini menjadi wahana baru di pemilu 2024,” ujarnya.***