Unisba Kerja Sama dengan Unilak : Rektor, “PT Harus Siap Hadapi Digital Disruption”

KOMINPRO-Salah satu tantangan bagi Perguruan Tinggi (PT) dalam mencapai visi-nya di Era Revolusi Industri 4.0 ini adalah globalisasi menuju digital disruption, Perguruan tinggi harus mampu menghadapi grand desain dari perkembangan dunia yang terjadi saat ini.

Demikian disampaikan  Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi S.H., M.H. dalam materi “Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 dengan Sinergi antar Universitas” pada kegiatan Internasional Seminar on Sinergy of Universities in the Industrial Era 4.0 yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru Riau di Gedung Pustaka Unilak, Sabtu (30/03).

Digital disruption merupakan suatu kondisi   yang terjadi akibat perubahan teknologi digital  yang dapat berakibat kepada sebuah kemudahan, kecepatan, kejelasan dan keamanan sebuah kondisi yang dijalankan. Tantangan nyata yang dihadapi khususnya oleh perguruan tinggi, menurut Rektor, yaitu C-AFTA (China-ASEAN 2010), I-AFTA (India-ASEAN 2011) dan AFC (ASEAN Economics Community-2015). Untuk itu, semua lini perguruan tinggi harus dirubah tidak lagi secara tradisional  sebagai siasat dalam menghadapi perkembangan teknologi untuk kepentingan proses belajar mengajar.

“Tantangan ini harus direspon cepat oleh PT dan kemajuan teknologi ini mungkin ada hikmah. Walaupun teknologi menghilangkan rasa humanisme kita. Semua aspek bidang ilmu tentu akan berubah dengan perkembangan teknologi yang maju saat ini ,” ujarnya.

Globalisasi menantang PT untuk berubah. Sementara itu. tantangan lainnya yang dihadapi bagi PT di Indonesia adalah sekolah dan PT banyak diatur oleh regulasi. Banyaknya regulasi yang harus dipenuhi sekolah maupun PT yang akhirnya menghambat perkembangan “Walaupun PT akhirnya mengacu pada kompetensi, menentukan kompetensi dari PT dan kompetensi lulusan itu seperti apa. Tidak bisa dinormatifkan, kompetensi harus jelas. Harus mulai dipikirkan oleh kita,” katanya.

Dikatakan Rektor Unisba, perubahan PT perlu memperhatikan Paradigma Literasi di Era Revolusi Industri 4.0 dan Era Disrupsi. Merubah literasi versi lama (membaca, menulis dan berhitung) ke literasi versi baru (Teknologi, Big Data dan Humanitas). Arah perguruan tinggi harus diarahkan kepada kemampuan literasi tersebut.

Hasil riset Bank Dunia mengungkapkan, di era Revolusi Industri 4.0 ini, kemampuan yang harus dikuasai yaitu English Proficiency, Leadership, Organization, Communication, Higher Order Thinking dan IT Skil. Dalam penerapannya bagi PT, kemampuan tersebut harus dimiliki oleh lulusannya terutama skill, karena di dunia industri, skill yang memiliki point utama bukan IPK.

Lebih jauh, Rektor mengatakan persiapan yang harus dilakukan perguruan tinggi dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0 yaitu persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran berbasis teknologi Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT) dan Big Data Analiti, mulai diupayakan program Cyber University seperti sistem perkuliahan Blended/distance learning sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa, persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0, peremajaan sarana prasarana dan pembanguan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan riset dan inovasi, juga penguat kerja sama dengan PT guna meningkatkan kualitas perguruan tinggi unggul.

Menurut Rektor, perlu adanya sinergitas antar universitas dengan pemanfaatan SDM (kualifikasi doktor, kualifikasi guru besar, asesor BAN-PT/DPRM/BKD dan program permata), Kelembagaan (Penjamin Mutu Internal (SPMI), Penjamin Mutu Eksternal (Nasional/Internasional)) dan Penelitian PKM (Join research, Join Pubication dan Join Seminar).

Selain Rektor Unisba, pembicara lain dalam seminar ini adalah Dr. Hasnati, S. H., M.H. (Rektor Unilak) dan Prof Madya Dr. Ahmad Naqiyuddin Bakar (Rektor Universiti Teknologi Mara Malaysia). Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Unilak baik tingkat sarjana maupun pascasarjana.

Dalam kesempatan yang sama dilaksanakan penandatangan MoU tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi oleh Rektor Unisba dengan Rektor Unilak, serta penandatangan MoA oleh Kabag Kerjasama Unisba, Jamhur, S.Ag. dengan Dekan F. Hukum dan Direktur Pascasarjana Unilak.

Sementara itu, Rektor Unilak, mengatakan kerjasama ini merupakan upaya Unilak untuk menjadi universitas unggul ditingkat nasional berdasarkan budaya Melayu tahun 2030. Rektor berharap, ke depan dapat mengembangkan kegiatan yang lebih bermanfaat terutama untuk menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi.(Eki/Sari)

 

Press ESC to close