Pimpinan Unisba bersama Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI)
HUMAS-Kaum difabel (disabilitas) atau memiliki kekurangan/kemampuan berbeda (keterbatasan diri) secara fisik bukanlah manusia lemah. Di balik kekurangan fisik, mereka justru memiliki kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh mereka yang bertubuh normal. Tekad yang kuat, ketekunan, dan rasa percaya diri yang dimilikinya mampu membuat mereka berprestasi, asalkan kita mau memberinya kesempatan dan kepercayaan untuk berkarya.
Kepedulian Unisba terhadap kaum disabilitas semakin besar dengan adanya jalinan kerja sama antara Unisba dengan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI). Kerja sama ini mencakup pelaksanaan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, untuk meningkatkan kualitas sumber daya dan kelembagaan, sesuai dengan fungsi dan wewenang kedua belah pihak. Adapun ruang lingkup Nota Kesepahaman ini adalah pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta kegiatan lain yang ada hubungannya dengan kegiatan kelembagaan kedua pihak. MoU ditandantangani Rektor Unisba, Prof.Dr. H. Edi Setiadi,SH.,MH., dan Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Norman Yulian, SE. di Unisba, Kamis (19/10).
Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Norman Yulian,SE. berharap, kerja sama ini dapat membantu para kaum disabilitas dalam mengembangkan ilmu, wawasan serta keterampilannya. “Beri kami kesempatan, bukan dikasihani,” katanya.
Rektor Unisba, Prof.Dr.H. Edi Setiadi,SH.,MH., menyambut gembira kerja sama yang terjalin dengan PPDI ini. “Kami sangat senang bisa membantu para kaum disabilitas. Sebagai institusi pendidikan, yang bisa kami lakukan adalah kerja sama dalam hal tri dharma perguruan tinggi, yakni bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Semoga kerja sama ini bermanfaat bagi kedua belah pihak,” katanya.
Senada dengan itu Wakil Rektor (Warek) I, Dr. Ir. Rakhmat Ceha.,M.Eng. mengungkapkan, penelitian yang dilakukan para dosen Unisba akan mengarah kepada pemberdayaan dan kebutuhan kaum disabilitas. Unisba pun siap membantu mensosialisasikan undang-undang No. 8 Thn 2016 tentang Penyandang Disabilitas. “Kaum disabilitas saat ini kerap mendapat perlakuan yang tidak semestinya padahal hak-hak mereka dilindungi undang-undang, namun undang-undang tersebut belum tersosialisasikan. Untuk itu Unisba akan membantu sosialisasi undang-undang tersebut,” katanya.
Selama ini Unisba sudah menerima kaum disabilitas sesuai dengan fasilitas yang ada. Mereka adalah para kaum tuna netra dan tuna rungu. Di antara mereka bahkan sudah ada yang lulus dan berhasil menjadi PNS. “Dengan adanya kerja sama ini Unisba semakin tahu apa saja yang mereka butuhkan dan kita mencoba memenuhinya sesuai dengan kemampuan kita,” kata Warek I seraya menjelaskan Unisba juga akan menerima sumbangan Al-Qur’an Braille dari PPDI.
Hal yang sama juga disampaikan Warek III, Drs. Asep Ramdan Hidayat,M.Si. “Unisba sudah sejak dahulu menerima kaum disabilitas dan kini Unisba membuka kesempatan bagi mereka yang hafiz untuk kuliah tanpa biaya sama sekali,” terangnya.
Kaum disabilitas, lanjut Warek III, di mata Allah sama derajatnya dengan kita yang normal, karenanya kita pun harus memperlakukannya dengan baik dan adil. Kerja sama yang dijalin dengan PPDI merupakan jalinan kerja sama yang didasari silaturahim, ta’awun (saling menolong), dan mu’adalah (persamaan/equal).
“Dengan adanya kerja sama ini komunikasi kita dengan kaum disabilitas semakin terbuka sehingga kita bisa saling tukar informasi dan saling melengkapi satu sama lain. Insya Allah kita bisa menjadi kampus yang ramah untuk kaum disabilitas,” terangnya.
Keterbukaan dalam menerima kaum disabilitas tidak hanya ditunjukkan lembaga Unisba. Salah seorang dosen Teknik Industri Unisba yang juga pakar lingkungan, Ir. Mohamad Satori, MT., saat ini aktif membina kaum disabilitas dengan memberikan pelatihan keterampilan mengolah sampah dan membuat berbagai kerajinan berbahan dasar sampah di Saung Edukasi 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) miliknya, di Cipageran 2 Bandung.(sari)