KOMHUMAS- Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar shalat gerhana matahari di Masjid Al Asy’ari Unisba yang diikuti oleh sivitas akademika Unisba dan masyarakat sekitar, pada Kamis (20/4/2023). Disamping itu, dengan fasilitas observatoium Albiruni yang dimiliki Unisba, dilakukan pengamatan gerhana matahari hibrida dan di Kampus Utama Unisba menggunakan teropong dan kacamata gerhana matahari.
Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., mengatakan, pelaksanaan shalat gerhana ini ditunaikan dalam menjalankan sunah nabi yang harus dilaksanakan.
Menuturnya, pemantauan gerhana ini dilakukan untuk memberi edukasi kepada umat dan sebagai praktek mahasisa Unisba khususnya Fakultas Syariah dalam mengaplikasikan ilmu falak.
Rektor berharap, mitos yang dipercaya masyarakat terhadap gerhana mengenai pertanda akan terjadinya sesuatu akan sirna dengan memberikan edukasi bahwa gerhana merupakan peristiwa alam biasa yang tercantum di dalam Al Quran. “Artinya gerhana ini murni ilmu. Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan untuk melaksanakan shalat gerhana sebagai bagian amalan kita selaku umatnya,” terang Rektor.
Hal senada juga diutarakan Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, Prof. K.H., Miftah Faridl. Ia mengatakan, pelaksanaan shalat gerhana ini untuk menghilangkan kepercayaan- kepercayaan yang salah karena dihubungkan terhadap nasib suatu bangsa, suatu kaum atau seseorang. “Ini sepenuhnya kekuasaan Allah SWT. Harus semakin yakin akan kebesaran Allah SWT dengan menciptakan alam yang begitu teratur, rationable, bisa dimengerti dan juga bisa dipelajari,” ungkapnya.
“Gerhana matahari merupakan peristiwa alam yang jarang terjadi tetapi bisa dipelajari, dihitung, dan “diramalkan”. Maka sebagai tanda pengakuan dan keyakinan akan kebesaran Allah SWT, kita diperintahkan untuk melaksanakan sujud dalam bentuk shalat gerhana,” katanya.
Harapannya, fenomena gerhana matahari ini bisa mendorong untuk bersungguh-sungguh mempelajari alam semesta ciptaan Allah SWT. “Karena sepersekian di Al Quran, diperintah untuk mempelajari, mengkaji dan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan manusia di dunia ini,” terangnya.
Kepala Bagian Peningkatan Ruhul Islam dan Pengelolaan Masjid (PRIPM) Unisba, Dr. Iwan Permana, S.Sy., M.E.Sy., menuturkan, shalat gerhana merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan di Unisba setiap gerhana terjadi, baik saat gerhana matahari maupun gerhana bulan.
Kepala Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba, Encep Abdul Rojak, M.Sy., mengatakan, pengamatan gerhana matahari dilakukan mulai pukul 09:27 s.d. 12:07 WIB, dengan puncak gerhana terjadi pada pukul 10:45 WIB. “Pengamatan dimulai dengan persiapan sekitar jam 08:00-09:00 WIB. Di jam 09:27 WIB mulai terjadi kontak antara matahari dengan bulan, dan mulai terjadilah gerhana matahari,” jelasnya.***