KOMHUMAS-Menyantuni anak yatim dan dhuafa memiliki banyak keutamaan. Allah SWT akan melipatgandakan pahala bagi siapa saja yang menyantuni anak yatim dan dhuafa terutama di Bulan Ramadhan.
Sebagai bentuk menyebarkan kebahagiaan dan kepedulian kepada sesama, Universitas Islam Bandung (Unisba) santuni 488 orang Anak Yatim dan Dhuafa yang ada di 13 panti asuhan, Yayasan dan pondok pesantren yang tersebar di Kota dan Kabupaten Bandung.
Secara simbolis, santunan ini diberikan kepada 50 orang Anak Yatim & Dhu’afa di sekitar Kampus Unisba yang dilaksanakan di Masjid Al Asy’ari Unisba, Rabu (12/4/2023). Sementara santunan lainnya diberikan langsung kepada 12 panti asuhan, Yayasan dan pondok pesanten.
Wakil Rektor II Unisba, Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si., mengatakan, kegiatan santunan ini merupakan tradisi Unisba setiap tahun yang rutin dilaksanakan di Bulan Ramadhan.
Warek II berharap, melalui santunan yang diberikan, lebih utamanya dapat memberikan banyak keberkahan kepada sesama.
“Santunan ini agar bisa dibelikan untuk sesuatu yang bermanfaat dan jika ditabung untuk dapat depergunakan nanti saat dibutuhkan,” pesan Warek II.
Kepala Bagian Peningkatan Ruhul Islam dan Pengelolaan Masjid (PRIPM), Dr. Iwan Permana, S.Sy., M.E.Sy., mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian acara Ramadhan di Unisba (Radius).
Menurutnya, santunan juga diberikan kepada 20 orang guru ngaji dari masjid dan Yayasan yang ada disekitaran Kota dan Kabupaten Bandung. Disamping itu, pertama kalinya Unisba memberikan santunan berupa Wakaf Jariah yang diberikan kepada 2 pondok pesantren dan 4 masjid yang tersebar di Kota dan Kabupaten Bandung, serta Kabupaten Bandung Barat. Wakaf yang diberikan berupa genset, pemotong rumput, vacuum cleaner, mesin potong rumput, pembuatan sumur bor dan lainnya.
Harapanya melalui santunan ini, bisa menjadi keberkahan baik bagi penerima yang dapat dijadikan manfaat, khususnya bagi Unisba yang telah mengelola dan mengalokasikan keuangan kepada dana sosial. “Semoga menjadi keberkahan, kemajuan dan pahala yang besar bagi Unisba,” ungkapnya.
Iwan menambahkan, bagi anak yatim santunan ini bisa menjadi penyemangat. “Karena dengan mendapat santunan bisa membeli kebutuhan-kebutuhan untuk Idul Fitri, baik makanan atau pakaian,” ujarnya.
Sedangkan bagi guru ngaji Iwan menuturkan, bisa menjadi penyemangat dalam mengajarkan ngaji. Bagi penerima wakaf bisa bermanfaat bagi masjid dan jamaahnya sehingga bisa menjadikan pahala jariyah bagi Unisba.
Dihari yang sama, dilaksakanan pula Tabligh Akbar dengan ceramah yang disampaikan oleh Dr. KH. Abdul Hanan, M.Ag.
Kegiatan Radius dilanjutkan dengan I’tikaf yang dilaksanakan di Masjid Al Asy’ari Unisba pada Jumat (14/4/2023). I’tikaf diikuti oleh jamaah yang merupakan sivitas akademika Unisba terdiri dari perwakilan dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa, serta warga dan majelis talim sekitar Tamansari Kota Bandung.
Iwan mengungkapkan, meski pelaksanaan I’tikaf dilakukan di malam genap, namun tidak mengurangi makna dan keutamaan 10 malam terakhir di Bulan Ramadhan. “Karena pengampunan Allah SWT itu bisa diberikan kapapun dan kepada siapapun, jadi tetap afdal untuk dilakukan di malam manapun pada 10 malam terakhir Ramadhan,” katanya.
Ia berharap, dengan I’tikaf para jamaah bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. “Melalui dzikir, membaca Al-Quran dan aktifitas ibadah lainnya yang dilakukan semalamam di masjid, sehingga memperoleh tujuan mendapatkan ampunan dari Allah SWT,” ungkapnya.
I’tikaf ini juga diisi Kajian Islam dengan tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Ray Shareza. Ia menyampaikan bahwa seorang muslim harus mengetahui konsep hidup yang telah dicontohkan oleh Nabi dan Rasul melalui konsep iman kepada Allah SWT.
Ustadz Ray menuturkan bahwa shaum di Bulan Ramadhan merupakan konsep Iman yang bertujuan untuk Ta’at kepada Allah SWT.
Pesannya untuk selalu menyandarkan semuanya kepada Allah SWT dengan melaksanakan amalan-amalan yang membuat Allah SWT ridha seperti berdzikir dan tawakkal kepada Allah SWT.***