Unisba Bangun Posko Kesehatan di Pesantren Manarul Huda

KOMINPRO – Melalui dana hibah yang diberikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti) Universitas Islam Bandung (Unisba) menggandeng Pesantren Manarul Huda dalam program pengabdian kepada masyarakat (PKM). Unisba meresmikan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) yang terletak di Jalan Citra Green, Dago Atas, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung pada Kamis (10/10).

Sebanyak 120 santri Manarul Huda ikut bergabung dalam program Poskestren ini. Mereka telah mengikuti seleksi kader kesehatan santri untuk penanggulangan penyakit scabies dan pedikulosis hingga akhirnya terpilih 22 orang kader kesehatan. Program ini digagas oleh tiga dosen Fakultas Kedokteran yakni Dr. Yani Triyani, dr., SpPK., M.Kes., Dr. Titik Respati., drg., M.Sc.PH., dan dosen Fakultas Dakwah Dr. Irfan Safrudin, Drs., M.Ag.

Dr. Yani mengatakan, berdasarkan survey hasil penjaringan penyakit kulit, tahun 2018 pengidap penyakit scabies di wilayah pesantren Kota Bandung mencapai angka 10-80%. Tingginya angka penyakit scabies di pesantren kata dia, disebabkan berbagai faktor di antaranya, belum adanya bahan ajar perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), belum ada pembinaan santri mengenai PHBS, dan tidak tersedianya sarana kesehatan pesantren.

“Penyakit scabies adalah penyakit kulit akibat infestasi parasite Sarcoptes scabiei yang  biasa dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan istilah Budug. Hal ini sangat menyakitkan, karena scabies merupakan salah satu penyakit kulit yang terabaikan dan banyak ditemukan di pesantren . Padahal penyakit ini bisa diobati dan dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat,” ujarnya.

Walaupun baru memulai kegiatan PKM pada bulan Maret 2018, Yani beserta timnya telah sukses menyelenggarakan berbagai program kerja. Salah satunya adalah membuat bahan ajar PHBS berupa Buku Santri Sehat.  Melalui buku saku tersebut dia berharap, para santri akan lebih memahami tentang penyebab dan dampak dari timbulnya penyakit scabies dan pedikulosis.

“Setelah para santri paham bagaimana PHBS, kami melakukan seleksi hingga akhirnya terpilih 22 kader kesehatan. Mereka yang terpilih kami bina selama tiga bulan untuk mendapatkan pengetahuan kesehatan dan keterampilan pemeriksaan kesehatan secara mendasar,” jelasnya.

Dia berharap, kehadiran Poskentren dapat dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan promotif dan preventif oleh para santri yang telah dilantik sebagai kader kesehatan.  Sehingga para kader kesehatan yang terpilih bisa menjadi pelopor dalam membina diri sendiri dan menjadi teladan bagi rekan sejawatnya di bawah binaan para pejuang muda yaitu dokter relawan alumni FK Unisba.

“Selama ini santri hanya djadikan sebagai objek dalam penelitian scabies namun hasilnya penelitian belum berkisinambungan. Dengan diadakan pengabdian ini kami harapkan santri bisa menjadi subjek sebagai pelopor  kesehatan santri di wilayah masing-masing. Mudah-mudahan bisa jadi contoh pesantren lain, khususnya di kecamatan Cidadak pada umumnya kota Bandung,”jelasnya. (Feari/Wiwit)

Press ESC to close