
KOMHUMAS – Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali mencetak tenaga kesehatan profesional dengan mengukuhkan 37 apoteker baru dalam acara Sidang Terbuka Pengambilan Sumpah Apoteker VII Program Studi Pendidikan Apoteker FMIPA Unisba yang berlangsung khidmat di Aula Utama Unisba, Sabtu (19/4/2025).
Dalam prosesi tersebut, dua lulusan meraih prestasi gemilang. Apt. Hana Tulia Fazin, S.Farm., dinobatkan sebagai lulusan dengan IPK tertinggi yakni 3,95. Sementara itu, Apt. Siti Romlah, S.Farm., meraih nilai tertinggi dalam ujian Computer Based Test (CBT), menegaskan kompetensinya baik secara akademik maupun praktik.
Wakil Rektor I Unisba, Prof. Dr. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU, dalam sambutannya menegaskan bahwa pengambilan sumpah ini bukan sekadar seremoni, tetapi merupakan momen bersejarah yang menandai awal tanggung jawab besar sebagai tenaga profesional di bidang kefarmasian.
“Sumpah ini menjadi awal penting karena setelah nama Anda disematkan gelar ‘Apt’, maka di baliknya tersimpan tanggung jawab luar biasa,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa Unisba tidak hanya mencetak lulusan yang unggul secara akademik, tetapi juga yang berkarakter dan berakhlakul karimah. Ia pun berpesan agar para apoteker mengamalkan filosofi ilmu padi ‘semakin berisi, semakin merunduk’, serta menjunjung tinggi integritas, loyalitas, dan kemandirian, sejalan dengan semangat 3M: Mujahid, Mujtahid, dan Mujaddid.
“IPK kalian sudah tinggi, rata-rata di atas 3, yang menandakan kalian adalah individu unggul. Keunggulan itu berarti mampu bekerja secara profesional, adaptif, dan disiplin. Unisba juga membekali kalian dengan ilmu agama agar setiap pekerjaan dilandasi keikhlasan. Semoga filosofi ilmu padi tertanam dalam diri kalian,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, Prof. Dr. K.H. Miftah Faridl, menekankan pentingnya kejujuran dalam menjalani profesi.
“Tidak akan ada keberkahan tanpa kejujuran. Manfaatkanlah ilmu untuk bangsa, negara, dan masyarakat. Dan jangan lupa istiqamah dalam menjalankan shalat. Seperti diajarkan di Unisba, jadikan shalat bukan hanya sebatas kewajiban 17 rakaat, tapi lebih dari itu dengan rawatib dan tahajud,” pesannya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. R. Vini Adiani Dewi, M.MRS., menyampaikan pesan agar para apoteker senantiasa bekerja sesuai standar profesi dan menjunjung tinggi adab dalam setiap tindakan.
“Bekerjalah sesuai standar. Apoteker dididik untuk menjadi profesional yang sabar, ikhlas, dan berpegang pada nilai-nilai yang diperoleh selama pendidikan,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa tanggung jawab apoteker tak hanya sebatas memberikan obat, tetapi juga memastikan keselamatan pasien. “Kita tidak boleh berorientasi pada hal lain selain keselamatan pasien,” tegasnya.
Tak hanya profesionalisme, dr. Vini juga menekankan pentingnya adab. “Ingatkan soal adab, baik di rumah sakit, puskesmas, maupun fasilitas kesehatan lainnya. Apoteker bukan hanya profesional, tetapi juga harus beradab. Adab lebih tinggi nilainya daripada ilmu,” ujarnya.
Mengutip Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 9, ia menyerukan agar profesi apoteker turut andil dalam mencetak generasi yang kuat dan unggul. “Jangan sampai kita meninggalkan generasi yang lemah. Peran apoteker besar dalam membentuk generasi tersebut, melalui profesionalisme dan nilai moral yang tinggi,” tandasnya.
Menutup sambutannya, dr. Vini berharap para apoteker yang baru disumpah dapat menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan menjadi bagian penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia unggul menuju 2045.***