Unisba akan Dirikan Program Profesi Apoteker

Pimpinan Unisba bersama tim pendirian Program Studi Baru Profesi Dokter

HUMAS-Pendirian Program Studi (Prodi) Apoteker merupakan suatu keharusan, melengkapkan prodi di Fakultas Farmasi, sekaligus sebagai kompetensi yang mampu memunculkan energi di bidang farmasi.

Hal tersebut disampaikan Rektor Unisba, Prof.Dr. H. Edi Setiadi,SH.,M.H. dalam rapat kerja ke-dua Pembentukan Profesi Apoteker di Hotel Sukajadi, pada Sabtu (13/01).

Dalam membentuk Prodi Apoteker ini, lanjut Rektor, visi dan misi yang akan dibentuk harus sesuai dengan benang merah Unisba sebagai kampus pendidikan dan dakwah. “Prodi Apoteker Harus mengetahui visi misi Yayasan Unisba, visi misi Unisba, dan visi misi fakultas. Tidak boleh bertentangan antara visi-misi Prodi dengan Fakultas, bahkan dengan Universitas,” ungkap Rektor.

Terwujudnya Profesi Apoteker, menurut Rektor harus ada keinginan yang kuat dari prodi dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga jika nanti sudah terbentuk, akan menjadi salah satu prodi unggulan di Unisba. Rektor berharap, Profesi Apoteker ini dapat segera terwujud dan terealisasi.

Selama belum ada profesi apoteker di Unisba, tambah Rektor, pengembangan alumni perlu ditingkatkan dengan mendidik alumni untuk dapat melanjutkan ke Profesi Apoteker di perguruan tinggi lain dengan memberikan mentoring dan memberikan arahan.

Sementara itu, Sekretaris Umum Badan Pengurus Yayasan Unisba, Dr. H. Irfan Safrudin, M. Ag., mengungkapkan, Profesi Apoteker merupakan profesi yang harus dilaksanakan dengan penuh etika dan komitmen. “Profesi ini ada sumpah etika komitmen. Ketika selesai Profesi Apoteker, bekerja harus sesuai kompetensi sebagai Apoteker, sebagai suatu komitmen. Komitmen ini akan diteruskan atau tidak.” jelasnya.

Apoteker merupakan profesi yang sangat mulia dan strategis, yang ditunggu oleh umat dan  bangsa Indonesia. Yayasan berharap, jika Unisba sudah memiliki Prodi Profesi Apoteker, para  pendiri profesi ini yang nantinya akan mengajar, membina, dan mentransfer ilmu di Profesi Apoteker. Mereka dapat menerapkan dan memotivasi  nilai keislaman  bahwa menjadi Apoteker merupakan ibadah yang mulia dan sangat dihormati sehingga eksistensi Apoteker bukan hanya  dari segi nama akan tetapi menumbuhkan kebutuhan akan Profesi Apoteker bagi bangsa ini.

Yayasan sangat mendukung pendirian Profesi Apoteker ini dengan menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas pendukung sebagai penunjang kegiatan Profesi Apoteker. “Kami menawarkan gedung di Jl. Ranggagading untuk sepenuhnya dipergunakan oleh Fakultas MIPA dan kami akan renovasi sesuai kebutuhan. Di kampus Ciburial pun sedang direnovasi dengan membangun 12 kelas, dan salah satunya bisa dimanfaatkan untuk Profesi Apoteker.” Katanya. Ia berharap, dalam persiapan Prodi Apoteker di Unisba  dapat berjalan lancar, berhasil dan mendapat hal terbaik.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor (Warek) I Unisba, Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., mengatakan, ketika membuat Prodi baru, yang perlu diperhatikan yaitu regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kemenristekdikti yang telah membuat jadwal terencana mulai dari pengusulan proposal pembentukan Prodi, evaluasi, visitasi dan legalisasi.

Visi yang akan dibuat untuk pembentukan pendidikan Profesi Apoteker harus spesifik, bisa diukur, relevan, adanya batas waktu dan challenging. “Kejelasan visi misi tujuan dan sasaran harus ada benang merahnya. Ini adalah pekerjaan yang luar biasa  yang benar – benar kita harus memikirkan ke depan. Kita harus melihat dan mengevaluasi potensi yang ada.” kata Warek I.

Warek I meyakini pembentukan Profesi Apoteker ini merupakan sebuah perencanaan yang baik dan Unisba mampu untuk membentuk prodi tersebut dengan spirit yang dimiliki. “Dengan membentuk Pendidikan Profesi Apoteker,  Prodi baru tersebut tidak menjadi predator yang melemahkan  Prodi yang ada, akan tetapi menjadi supporting,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dekan F. MIPA Unisba, Dr. Suwanda, MS., mengungkapkan, keinginan untuk mendirikan Pendidikan Profesi Apoteker di F. MIPA Unisba sudah sejak lama, karena persyaratan dari pemerintah yang terus berkembang dan belum memenuhi sarana prasarana yang memadai, keinginan untuk membentuknya sempat tertunda.

BPM Unisba yang saat ini sudah menjadi salah satu BPM terbaik di Indonesia, tambah Dekan, termotivasi tim BPM fakultas untuk mengimplementasi menyusun standar  mulai dari penetapan pelaksanaan dan pengendalian yang sebelumnya telah melakukan pelatihan.

“Ini salah satu langkah karena visi misi harus disusun seperti dokumen dan stakeholder. Prasyarat tersusun visi ini meminta pendapat stakeholder alumni, pemangku kepentingan, perusahaan farmasi, Rumah Sakit dan internal baik Yayasan, Rektorat, dosen dan mahasiswa.” kata Dekan.

Dekan berharap, konsep yang telah dirancang sudah digodok di Prodi dan selalu meminta masukan dari pemangku kepentingan, juga program pembentukan Prodi ini akan tetap berjalan walaupun kedepannya ada pergantian kepemimpinan.

Menurutnya, saat ini salah satu fasilitas yang dibutuhkan untuk pembentukan Pendidikan Profesi Apoteker ini yaitu laboratorium produksi obat dan mini teaching hospital. Dekan berharap, Unisba dapat membentuk suatu fasilitas yang memiliki ke-khasan tersendiri sebagai suatu identitas tersendiri bagi Profesi Apoteker Unisba yang berbeda dari perguruan tinggi lain yang memiliki Profesi Apoteker.(Eki/Sari)

 

Press ESC to close