Tips Melakukan Work from Home Ditengah Wabah Covid-19

KOMINPRO-Semakin merebaknya penyebaran COVID-19 akhir-akhir ini yang melanda dunia khusunya Indonesia, mendorong beberapa bidang tidak terkecuali Pendidikan untuk melaksakana Work From Home (WHF) sesuai dengan anjuran pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus ini. Unisba sebagai salah satu institusi Pendidikan yang aware terhadap penyebaran virus ini, sudah menerapkan kebijakan WFH dalam berbagai aktifitasnya seperti perkuliah, ujian, pelayanan administrasi, penerimaan mahasiswa baru dan aktifitas lainnya sehingga mewajibkan dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan (tendik) untuk melaksanakan WFH sesuai dengan Surat Edaran Rektor yang sudah berlaku beberapa hari ini hingga waktu yang belum bisa ditentukan.

Tentu, pelaksanaan WFH ini menjadi beban tersendiri bagi sebagian orang. Seperti yang diutarakan oleh Titik Respati, drg., MScPH., Dosen F. Kedokteran Unisba, dia merasakan jika WFH merupakan tantangan yang luar biasa. “Pada awalnya terasa beban dan waktu kerjanya menjadi sangat banyak dan sangat panjang. Mengingat waktu WFH tampaknya akan lebih panjang maka perlu beberapa upaya untuk memastikan bahwa semua dapat bekerja secara produktif,” ungkapnya.

Teringat akan sosok Wakil Presiden pertama Indonesia, Dr. Muhammad Hatta yang menurutnya pantas dijadikan sebagai inspirasi ketika pertama kali “terpaksa” bekerja dari rumah, dia mengungkapkan bahwa beliau selalu berpakaian rapi dan menggunakan sepatu ketika membaca buku walaupun hanya dirumah. “Beliau melakukan itu untuk menghormati diri sendiri dan penulis buku yang sedang beliau baca.  Suatu contoh disiplin luar biasa dari orang yang luar biasa,” terangnya.

Untuk itu, dia memberikan tips bagaimana agar tetap sehat secara mental dan emosional walaupun harus bekerja dirumah dalam jangka waktu yang cukup panjang seperti tetap jalankan rutinitas yang biasa dilakukan, menetukan ruang kerja dengan memisahkan pekerjaan dari rumah,  atur jam reguler dan patuhi jadwal, beri waktu untuk beristirahat, tetapkan batasan untuk orang-orang disekitar, tetap menjaga kesehatan (berat badan), berhubungan dengan orang lain dibutuhkan lebih dari sebelumnya untuk tetap bahagia, sehat, produktif, dan waras, serta selalu bersyukur.

Dari banyak tips yang telah disampaikannya tersebut, dia berpandangan bahwa setiap orang mempunyai preference sendiri. Untuk itu dia menyarankan untuk memilih 2 atau 3 aktifitas yang paling tepat dan mencoba untuk melakukannya dirumah secara disiplin. “Insya Allah kita semua tetap bisa produktif dan menghasilkan karya yang bermanfaat selama bekerja dirumah,” katanya.

Hal senada juga dikatakan Dekan F. Psikologi Unisba, Dr. Dewi Sartika Dra. M. Si, Psikolog. Dia  mengungkapkan, tips yang pertama harus dilakukan adalah selalu bersyukur dengan kondisi WFH ini. “Hikmah yang terbesar dari kondisi ini adalah bisa kumpul bersama keluarga dan anak-anak. Mendengar dan melihat celoteh anak yang sehat, lincah, dan ingin bermain bersama itu adalah tanda/ciri anak sehat dan bahagia. Alhamdulillah,” ungkapnya.

Kondisi seperti ini, menurutnya, tidak akan pernah diperoleh selama bekerja rutin dikantor karena hal lainnya yang patut disyukuri adalah dapat lebih mengenal karakter anak baik kekuatan maupun kelemahannya sehingga dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh anak.

Dia menjelaskan, bahwa perlunya pemahaman kondisi saat ini yang berbeda antara orang tua yang melakukan WFH sementara anak  belajar dirumah. “Maka ubahlah pikiran kita bahwa saat ini rumah adalah tempat berkumpul, tempat bermain, tetapi juga tempat belajar dan bekerja. Oleh karenanya nikmati suasana ini. Buat komitmen dengan anak untuk jam menemani anak belajar dan waktu untuk bekerja, serta hormatilah komitmen yang telah dibuat,” paparnya.

Selain itu,  berilah tantangan pada anak untuk tugas-tugas yang bisa mereka kerjakan sendiri tapi mengasikan agar anak punya waktu sendiri dan memperoleh kepercayaan untuk bisa mengahasilkan suatu karya. “Kasih waktu tertentu (pada saat ini orang tua bisa bekerja) dan setelah itu mereka suruh ceritakan kembali atau mendemokan hasil karyanya,” ucapnya.

Dia mengharapkan, agar orang tua dalam menghadapi kondisi seperti ini untuk turut mengubah mindset nya bahwa kesempatan ini merupajan hal terbaik yang harus dihadapi. “Nikmati dan jadikan semua kehebohan di rumah sebagai sesuatu yg membahagiakan dan membuat semua Bahagia”, katanya.

Tidak kalah penting juga, tambahnya, orang tua juga perlu memperhatikan dirinya dengan melakukan relaksasi, peregangan otot dan sugesti diri dengan beranggapan bahwa kondisi WFH ini merupakan kesempatan emas untuk dapat berkumpul dengan keluarga dalam kondisi yang sehat dan bahagia. Selain itu, pada kesempatan ini juga dapat dijadikan suatu momentum untuk melakukan ibadah Bersama. “Melakukan shalat berjamaah, ngaji bareng dan lainnya, serta meminta anak untuk mengingatkan jadwal tersebut agar anak merasa dilibatkan dan dipercaya,”tuturnya.

Kepada mahasiswa, dia juga memberikan tipsnya dalam menjalankan perkuliahan dan ujian daring. Menurutnya, mahasiswa harus memahami setiap aplikasi yang akan dijadikan media untuk pembelajaran, serta harus menyadari sepenuhnya bahwa dirumah bukan berarti tidak belajar, tetapi dirumah merupakan salah satu tempat belajar yang asik. “Banyak waktu yang bisa dilakukan dirumah untuk membaca dan mengetahui banyak hal yang selama ini tidak pernah dilakukan,” jelasnya.

Dikatakannya, ketika belajar dengan laptop, disarankan mahasiswa untuk mencari tempat belajar yang nyaman dirumah. “Kalau memungkinkan dekat dengan jendela yang bisa melihat pohon-pohon yang hijau, udara yang cukup, posisi duduk yang nyaman sehingga kenyamanan ini bisa membuatnya tenang dan semangat dalam belajar” terangnya.

Selain itu, mahasiswa untuk tidak banyak mengeluh atas berbagai keterbatasan dan kendala yang dihadapinya. “Yakinlah bahwa semuanya bisa diatasi dengan baik. Harus mensugesti diri bahwa bisa dan asik belajar dirumah,” katanya. 

Belajar dirumah pun, lanjutnya, tidak menjadi kendala untuk berkomunikasi dengan siapapun, tetapi menjadi sarana untuk menjadi lebih dekat. “Karena sebagai tempat berbagi dan belajar berempati. Buatlah suasana yang membuat happy, lakukan relaksasi jika sudah terlalu lama di depan laptop,” pungkasnya. (Eki/Wiwit)

Press ESC to close