Silaturahim Idul Fitri 1445 H, Rektor : Idul Fitri Momentum Menjadi Manusia Baru dalam Beribadah dan Mengabdi Kepada Allah SWT

KOMHUMAS-Tujuan utama dalam melaksanakan shaum adalah untuk menuju ketaqwaan (la allakumtattaqun). Ketaqwaan yang berbuah amal sholih akan menghadirkan tiga macam perolehan yaitu kesejahteraan (lahum ajruhum‘indarobbihim), kedamaian berupa bebas dari ketakutan(lakhaufun‘alaihim) dan kebahagiaan (lahumyahzanun). Dengan  merayakan Idul Fitri diharapkan menjadi manusia baru yang semakin sadar dengan tujuan asal penciptaan manusia yaitu beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT.

Demikian disampaikan Rektor Unisba. Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., dalam Silaturahmi Idul Fitri 1445 H yang diikuti ± 400an civitas akademika Unisba dan dilaksanakan di Aula Unisba, Senin (22/04/2034).

Rektor mengatakan, di masa depan sebagai wujud dari ketaqwaan agar mengembangkan kebiasaan yang bersumber dari Al-Quran yaitu saling menasehati untuk berpegang teguh kepada kebenaran (tawa shaubil haq), saling menasihati untuk bersabar (tawa shaubil shabr), saling menasihati untuk saling berkasih sayang (tawashaubilmarhamah), dan saling menolong dalam kebaikan dan dalam melaksanakan taqwa (taawanualal birri wataqwa).

“Dalam suasanaa Unisba yang terus mengembangkan sayap kebudayaannya demi kemaslahatan umat, maka sikap-sikap seperti ini merupakan rujukan utama dan diimplementasikan dalam mengelola Unisba secara bersama-sama,” ungkap Rektor.

Rektor mengingatkan untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang merusak apalagi yang melanggar hukum agama dan hukum nasional yang akan menjauhkan dari tujuan utama dalam membangun Unisba. “Focus concern hendaknya tetap istiqamah menghasilkan para sarjana yang kompeten dan berakhlakul karimah, menjadikan mereka intelektual yang ulama dan ulama yang intelektual dengan tetap berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits sebagai dasar pijakan,” ujarnya.

Menurutnya, dalam mewujudkan hal tersebut adalah dengan menghindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam Al-Quran seperti tidak saling mencaci (latahmizuanfusakum), tidak saling memata-matai keburukan orang lain (la tajassasu), dan tidak saling menolong dalam dosa dan permusuhan (la ta’awanualal ismi waludwan). “Kalau ini dilaksanakan maka InsyaAllah kita akan mendapat ridha dari Allah SWT,” kata Rektor.

Rektor mengajak agar di bulan Syawal ini untuk dapat memfokuskan kembali pusat perhatian dalam merawat, menjaga dan membesarkan Unisba. “Dinamika yang terjadi selama ini harus menjadi ibroh bagi kita semua, bahwa ternyata dalam perjuangan itu selalu ada kerikil-kerikil yang kalau salah menyikapinya, akan menghancurkan cita-cita dalam membangun Unisba sebagai sebuah Perguruan Tinggi Islam tempat perjuangan dan dakwah sekaligus merupakan kebanggaan Umat,” ungkap Rektor.

Lebih lanjut Rektor  berpesan dan mengingatkan kepada diri sendiri dan penunjang utama Unisba yakni tenaga kependidikan untuk melayani mahasiswa dengan baik, ramah dan sopan, serta trengginas. “Karena hal itu merupakan aktifitas bernilai ibadah yang diberikan kepada mujahid pencari ilmu,” kata Rektor.

Sementara kepada mahasiswa Rektor mengingatkan kembali cita-cita awal datang ke Unisba yaitu mencari ilmu. “Raihlah air kehidupan yang berupa ilmu dan hikmah dari telaga jernih yang Bernama Unisba. Perjuangkanlah untuk mendapat ilmu dengan jihad yang maksimal karena sesungguhnya menuntut ilmu itu adalah berada di jalan jihad,” ungkap Rektor.

Sedangkan kepada dosen Rektor berpesan agar tetap berada pada jalur pewaris ilmu dan hikmah kepada mahasiswa dan masyarakat.  “Pengembangan sayap peradaban berada di tangan anda semua (dosen). Untuk itu diperlukan sikap dan keteladanan. Pengembangan majelis ilmu dan ragam aktifitas keilmuan lainnya. Kemajuannya berada dipundak anda semua, dan ini harus tetap dilakukan dengan istiqomah. Hindari perbuatan-perbuatan yang tidak bernilai sedikitpun, serta fokuslah dalam pembinaan akademik untuk diri sendiri dan kemajuan mahasiswanya,” katanya.

Rektor menekankan bahwa poin-poin inilah yang harus dipegang, dan tentu jika semuanya dibarengi dengan niat lurus dan ketulusan dalam mengerjakannya, maka Insya Allah fitrah sebagai manusia untuk selalu mengabdi kepada Allah. SWT akan tetap terjaga.

Pada kesempatan ini, diisi pula tausiyah yang dibawakan oleh Guru Besar Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. K. H. Afif Muhammad, MA., dengan tema “Mempererat Silaturahmi, Memperkuat Ukhuwah Islamiyah”.***

Press ESC to close