




Komhumas – Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba), Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H. bertindak sebagai khatib pada pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1446 H yang diadakan di Kampus Utama Unisba, Senin (30/3). Acara ini dihadiri oleh civitas akademika Unisba serta warga sekitar Tamansari.
Dalam khutbahnya, Prof. Edi, menyampaikan tema “Pesan Bulan Ramadhan”. Beliau mengingatkan umat Muslim untuk selalu mengabdi dan berbakti kepada Allah, serta merenungkan banyaknya pelajaran yang terkandung dalam bulan suci Ramadhan yang baru saja berlalu. Menurutnya, Ramadhan bukan hanya sekadar waktu berpuasa, tetapi juga waktu untuk berlatih menahan hawa nafsu, memperbaiki diri, dan meningkatkan kualitas ibadah.
Prof. Edi menjelaskan bahwa Ramadhan mengajarkan banyak nilai penting, seperti berempati kepada orang miskin dan memperhatikan sesama. Ia juga menyoroti bahwa bulan suci ini merupakan waktu yang tepat untuk berhemat dan berbuat baik, serta menjauhi perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
“Shaum Ramadhan mengajarkan kita berempati kepada orang miskin dan orang terlantar, karena di dunia ini banyak orang yang tidak merasakan lapar dan hidup berfoya-foya,apalagi hartanya berasal dari korupsi trilyunan rupiah yang sudah barang tentu dampaknya akan menyengsarakan rakyat banyak. Ramadhan mengajarkan kita ikut prihatin terhadap keadaan sekeliling,” ujarnya.
Dalam khutbahnya, Prof. Edi mengutip beberapa pemikiran Imam Ghazali tentang sifat-sifat manusia yang harus dihindari, seperti sifat kebinatangan yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi tanpa memedulikan orang lain, serta sifat kezaliman dan ketidakadilan yang seringkali merusak tatanan sosial. Rektor mengingatkan bahwa Ramadhan juga mengajarkan pentingnya berbuat kebaikan dan saling memaafkan, serta memiliki sifat rububiyah yang mencerminkan iman, ketakwaan, dan kesabaran.
Lebih lanjut, Prof. Edi juga menekankan pentingnya membayar zakat fitrah sebagai bagian dari pesan sosial yang terkandung dalam Ramadhan. Menurutnya zakat fitrah, bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sarana untuk mempererat silaturahmi dan membantu sesama yang membutuhkan. Pembayaran zakat juga, menurutnya, dapat memperkuat aqidah umat Islam dan menghindarkan dari kesulitan hidup yang sering kali berhubungan dengan kemiskinan.
“Pembayaran zakat fitrah termasuk salah satu sarana komunikasi antara si kaya dan si miskin sehingga kesadaran untuk saling menolong antara keduanyaa kan terjalin, sekaligus pembayaran zakat fitrah ini akan menghapus dosa-dosa kita dan dijamin masuk surga, sementara bagi si penerima akan mendapatkan bantuan yang sangat bermanfaat,”uajrnya.
Pesan terakhir yang disampaikan Prof. Edi adalah mengenai jihad. Jihad, dalam konteks ini, tidak hanya berarti perjuangan fisik, tetapi juga perjuangan spiritual dan sosial untuk meraih keridhaan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, dan jiwa demi kebaikan umat. Jihad ini, lanjutnya, sangat penting dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam menjaga keutuhan moralitas dan keadilan sosial.
Di akhir khutbah, Prof. Edi mengajak seluruh jamaah untuk terus bermuhasabah dan memastikan bahwa setiap amal ibadah yang dilakukan selama Ramadhan dapat diterima oleh Allah, serta menjadi bekal untuk mencapai keselamatan di hari akhirat. Ia mendoakan agar semua amal ibadah selama bulan suci ini diterima dan dosa-dosa umat diampuni oleh Allah.