KOMINPRO-Sampah dan lingkungan, tak bisa dipisahkan. Jika kita menangani sampah dengan benar, maka lingkungan bersih, sehat dan indah pun akan kita dapatkan. Sebaliknya, jika kita sembarangan membuang sampah, akibatnya, selain lingkungan kotor, lalat bertebaran, penyakit datang hingga musibah banjir melanda. Kesadaran dalam mengelola sampah inilah yang perlu ditanamkan kepada masyarakat khususnya masyarakat yang berada di daerah bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Bertolak dari fenomena tersebut, Unisba membentuk Tim KKN yang disebut dengan Tim KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix. Citarum Harum Penta Helix, adalah salah satu program yang digulirkan Unisba dalam membantu pemerintah menangani masalah pencemaran lingkungan khususnya pengembalian fungsi sungai Citarum yang bersih bukan sebagai tempat pembuangan sampah bagi masyarakat. Program ini melibatkan semua stakeholder meliputi pemerintahan, dunia usaha/industri, akademisi (dosen dan mahasiswa), dan masyarakat yang bekerja sama membersihkan sungai Citarum dari sampah dan limbah yang mencemarinya.
Wakil Rektor I Unisba, Ir. A. Harits Nu’man, MT.,Ph.D.,IPM., mengungkapkan, Citarum Harum Pentahelix merupakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan Unisba atas diterimanya dana hibah dari pemerintah melalui Dirjen Belmawa (Kemenristekdikti). Unisba sebagai salah satu perguruan tinggi yang memperoleh hibah tersebut untuk membenahi sungai Citarum atau desa yang berada di sekitarnya yang berkaitan dengan sungai Citarum. Unisba memilih sektor I, Desa Cibeureum (Cisanti) untuk dibenahi.
Program ini, lanjut Warek I, fokus kepada perubahan mindset masyarakat wilayah sektor I DAS Citarum dengan pendekatan model BCA (Behavior, Culture, Attitude) yang meliputi, (1) Pemilahan sampah organik dan anorganik; (2) Pengolahan sampah organik (takakura dan bata terawang) dan anorganik (kerajinan tangan/aksesoris); (3) Kegiatan education games; dan (4) kegiatan sosialisasi metode sistem manajemen pemasaran produk hasil olahan sampah.
Kegiatan ini berlangsung selama 10 hari mulai dari 21 s.d. 30 November 2018 di Sektor 1 Cisanti Kec. Kertasari Kab. Bandung. Selama KKN, kegiatan yang dilaksanakan yaitu pengelolaan sampah masyarakat dengan pola 3R (Reuse, Reduce and Recycle), membuat lubang biopori & mega biopori, pelatihan treasure membuang plastik, membuat bata terawang, story telling & menggambar bersama anak–anak mengenai lingkungan sungai sekelilingnya, live the river, penyuluhan kesehatan gigi & mulut, penyuluhan cuci tangan dengan enam langkah dan melakukan games edukasi.
Salah satu kerja nyata yang dihasilkan dari KKN ini yaitu gundukan sampah yang ada di dua RW bisa teratasi dan terkelola dengan baik. Tumpukan sampah tersebut sudah ada sejak puluhan tahun. Selama dua hari, tim dan masyarakat sekitar mengerjakan dan membersihkan gundukan sampah tersebut. Saat ini, tumpukan sampah sudah tidak tampak lagi.
KKN ini ditutup oleh Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., Sabtu (01/12) di Bongkor, Desa Tarumajaya, Kec. Kertasari, Kab. Bandung. Rektor mengatakan, KKN ini merupakan salah satu bakti Unisba kepada masyarakat.
Program KKN ini, lanjut Rektor, membawa kesan yang baik bagi mahasiswa Unisba yang diberikan pendampingan serta dididik disiplin dan kekompakan oleh TNI. “Walaupun kontribusi yang diberikan Unisba tidak terlalu besar untuk mewujudkan Citarum Harum, tapi KKN ini adalah bagian kepedulian Unisba terhadap kondisi alam karena alam ini menghidupi kita semua,” ungkap Rektor.
Lebih jauh Warek I Unisba, menjelaskan, alasan Unisba memilih sektor I karena hulu sungai ada di Cisanti, Cibeurem. “Kita akan benahi itu. Yang ingin kita capai adalah terbentuknya kesadaran masyarakat yanag cinta dan peduli lingkungan melalui metode BCA. Target terdekatnya adalah transfer of knowledge tentang budidaya/manajemen sampah kepada masysrakat,” terang Warek I.
Dari progam ini juga diharapkan terbentuk Bank Sampah yang sudah dibedakan tempatnya yaitu Bank Sampah Organik dan Bank Sampah Anorganik di masing-masing RT/RW. Adanya Kompos, MOL (Mikro Organisme Lokal), dan kerajinan tangan seperti tas, dompet, taplak meja dari sampah anorganik (cangkang kopi, gelas aqua bekas, plastik bekas), serta terbentuknya sebuah cerita anak yang akan dibukukan melalui website dengan tema, “The Light River” atau Cahaya Sungai Citarum Harum.
Lebih jauh Warek I menjelaskan, program KKN tematik terpadu dijadikan sebagai model sarana pembelajaran dengan metode BCA berbasis masyarakat untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa. KKN ini juga mengembangkan dan menumbuhkembangkan jiwa kepedulian terhadap lingkungan hidup yang bersih kepada masyarakat di kawasan sungai Citarum secara berkelanjutan. Selain itu untuk membuat inovasi program KKN tematik sebagai bahan pembelajaran mahasiswa dengan metode BCA serta membuat Klinik Sampah yang berbasis masyarakat dengan melakukan 1000 tangan membuang sampah pada tempatnya.
Ketua Pelaksana Hibah Tematik Citarum Harum, Dr. Dini Dewi Heniarti,SH.,MH., mengungkapkan, hal yang paling mendasar yang harus ditangani adalah masalah pengelolaan sampah dan limbah ternak yang dibuang masyarakat ke sungai Citarum. “Namun saat ini kita fokus kepada penanganan sampah dulu karena sesuai anggaran yang kita terima. Mudah-mudahan lain kali kita mendapat hibah lagi untuk menangani masalah limbah ternak ini, karena menangani limbah dari 10.000 hewan ternak bukan hal yang mudah,” terangnya.
Senada dengan Warek I, Dr. Dini menyebutkan, kegiatan yang kini dilakukan Tim Unisba adalah observasi lapangan dan Gerakan Pungut Sampah (GPS). Tim Unisba yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang prilaku mengelola sampah, komposting bata terawanag, ecobrick, pembuatan bata terawang, dan trashion (membuat kerajinan dari sampah yang bernilai seni serta memiliki nilai ekonomi).
“Tim kami dari Tarbiyah misalnya memberikan pendekatan kepada masyarakat tettang pemahaman perlunya lingkungan bersih dengan pendekatan agama, sedangkan dari Psikologi, Kedokteran, memberikan edukasi kepada anak-anak melalui story telling, tim dari fakultas lain pun memiliki peran masing-masing,” terang Dosen Fakultas Hukum Unisba yang juga Ketua Asosiasi Profesor Doktor Hukum Indonesia (APDHI) ini.
Tim Unisba, diberi waktu satu bulan untuk membenahi Desa Cibeureum ini. Karenanya semua yang terlibat bekerja keras untuk menyelesaikan program ini. “Alhamdulillah hari kedua bekerja, kami sudah bisa mendatangkan alat berat untuk membersihkan sampah yang berton-ton di daerah tersebut,” terangnya.
Diakui Ketua Tim, untuk mewujudkan program ini tidak mudah. Pasalnya, ada juga masyarakat yang apriori terhadap program Unisba ini. “Mereka mungkin jengah dengan program sebelumnya dari Tim perguruan tinggi lain yang menurut mereka tidak ada bekasnya,” terang Ketua Tim.
Namun, lanjutnya, Tim Unisba tidak bosan untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat agar semua bisa bekerja sama sehingga Citarum Harum dapat terwujud.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penanaman pohon yang dilakukan oleh Rektor, Warek 1 dan Ketua Pelaksana Hibah Tematik Citarum Harum, Dr. Dini Dewi Heniarti,SH.,MH. Jenis pohon yang ditanam yaitu pohon manglid yang ditanam di area Bongkor. Penanaman pohon ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan untuk menyukseskan program Citarum Harum.
Selain itu, tim juga memberikan penghargaan kepada para pendamping berprestasi yang terdiri dari Letkol Inf Choirul Anam (Dansektor 1 Pembibitan) sebagai Pendamping Terbaik, Apep Setiawan (Ketua RW 11 Desa Cibeureum) sebagai Pendamping Teraktif, Ujang Suryana sebagai Pahlawan Sampah, Rian Amukti, S.SI., M.SC. (Dosen T. Pertambangan Unisba) sebagai Dosen Pendamping Terbaik dan Robi & M. Rajib sebagai Pembuat Gambar dan Cerita Terunik.
Sementara itu, Komandan Sektor (Dansektor) 1, Kolonel nf Inget Barus, mengungkapkan, disiplin ilmu yang didapat mahasiswa di bangku kuliah dapat dipraktekan dilapangan khusunya pada program KKN ini yang memiliki dampak positif. “Kegiatan sosialisasi maupun disiplin ilmu yang disampaikan, khususnya penanganan sampah yang ada di Desa Cibeureum sektor 1 itu nyata,” ungkapnya.
Menurutnya, selama keberadaan mahasiswa di Desa Cibeureum tidak ada hal – hal negatif dan masalah yang dihadapi. “Semaunya berjalan dengan baik dan bisa menjaga sopan santun,” terangnya.
Senada dengan Dansektor 1, Dansektor 1 Pembibitan, Letkol Inf Choirul Anam mengapresiasi kegiatan KKN ini karena sangat membantu berjalannya program Citarum Harum. Pada saat pelaksaan KKN ini, diakuinya, diajarkan juga cara mengelola sampah yang baik oleh ahli yang didatangkan oleh tim.
Lebih jauh, menurutnya, program KKN ini meninggalkan bekas yang baik dan berharap tidak terbatas KKN saja tapi kapan pun mahasiswa Unisba bisa bersama-sama untuk terus menyukseskan program Citarum Harum.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua RW 11 Desa Cibeureum, Apep Setiawan, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas terlaksananya KKN ini yang sangat membantu warganya dalam menjaga lingkungan di desanya. Beliau pun berharap program ini bisa berkesinambungan untuk menjaga lingkungan dan tidak hanya sekali terlaksana tapi berkelanjutan sehingga bisa memberikan motivasi bagi masyarakat desanya untuk mengelola lingkungan sebagai sumber penghidupan.
Selama pelaksanaa KKN ini banyak memberikan kesan dan pesan bagi mahasiswa yang terlibat. Seperti yang diungkapkan oleh perwakilan mahasiswa yaitu Nisa Shofia dari prodi Teknik Industri Angkatan 2014 dan Reza Nur Muhamad Sidik dari Psikologi angkatan 2017. Keduanya antusias dalam melaksanakan program KKN ini.
Reza berpesan agar apa yang telah dilakukan bisa bermanfaat sebanyak mungkin bagi masyarakat Desa Cibeureum, serta program ini bisa dilanjutkan dan dikelola dengan baik oleh yang berwenang. Sedangkan Nisa berpesan banyak pembelajaran yang didapat selama melaksanakan KKN ini, bagaimana cara untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar untuk selalu melihat sudut pandang yang baru dalam mengambil keputusan tanpa harus saling menyakiti.(Eki/Sari)