Sebuah Perguruan Tinggi (PT), akan nampak sebagai universitas kalau ia memiliki kemegahan akademik, yakni adanya atmosfir akademik di lingkungan kampus, dan memiliki nilai akreditasi yang bagus. Atmosfir akademik yang dimaksud adalah adanya berbagai aktifitas akademik yang dilakukan dalam lingkungan universitas tersebut, seperti penelitian, kegiatan ilmiah, kemahasiswaan, dan sejenisnya. Ciri lain dari kemegahan akademik ini adalah dengan dicapainya nilai akreditasi yang baik/tinggi oleh masing-masing Prodi.
Demikian disampaikan Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., di ruang kerjanya belum lama ini. “Saya gembira sekali melihat aktifitas mahasiswa yang menggunakan selasar masjid sebagai tempat belajar bersama, berdiskusi, dll.,” katanya. Sebuah PT, lanjut Rektor, akan memiliki kemegahan akademik manakala di lingkungan PT tersebut sarat dengan berbagai kegiatan akademik yang dilakukan baik oleh dosen maupun mahasiswanya.
Rektor menyadari, saat ini jumlah dosen Unisba yang menulis jurnal masih minim, untuk itu ia berjanji akan memfasilitasi dan mendorong para dosen agar menulis di jurnal-jurnal, terutama jurnal Internasional. Unisba, lanjut Rektor, sebenarnya memiliki SDM yang unggul, terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah dosen Unisba yang berpredikat Doktor (S3). Sayangnya, mereka seakan kesulitan untuk menjadi Guru Besar (Profesor) yang salah satu penyebabnya karena minim karya tulisan yang dimuat dalam jurnal. Untuk itulah, Rektor akan berupaya dan mendorong serta memfasilitasi mereka agar meningkatkan motivasi menulis sehingga nantinya Unisba bisa melahirkan minimal dua orang Guru Besar setiap tahunnya.
Rektor mencontohkan, selama ini banyak anggaran di LPPM untuk penelitian dan penulisan jurnal yang tidak terserap. “Banyak anggaran kita yang tidak terserap, sayang kan. Insya Allah sekarang akan kita naikkan anggaran terutama untuk memfasilitasi mereka yang mau menulis di jurnal Internasional,” papar Rektor yang sebelumnya pernah menjadi Ketua LPPM Unisba ini.
Tak hanya penulisan Jurnal yang menjadi perhatian Rektor ke-11 Unisba ini, peningkatan akreditasi Prodi Unisba pun tak luput dari sorotannya. “Kami tentu gembira dengan bertambahnya Prodi Unisba (IE) yang kini meraih predikat akreditasi “A” dari BAN-PT, dan ini sebenarnya warisan dari Rektor sebelumnya, Prof. Thaufiq. Semoga menjadi motivasi bagi Prodi lainnya yang belum “A”. Sekarang kita sedang menunggu hasil akreditasi Teknik Planologi, Teknik Industri, dan Teknik Pertambangan, mudah-mudahan hasilnya akan “A” juga,” harapnya. Jika 50% dari 26 Prodi yang ada di Unisba sudah berakreditasi “A”, Rektor yakin, akan mudah dalam menghadapi Akreditasi Perguruan Tinggi (APT).
Untuk Prodi yang memiliki akreditasi “A” ini, Unisba akan mendorong dan menyiapkan anggaran khusus agar mereka mau mengikuti akreditasi tingkat ASEAN atau ASEAN University Network (AUN). Prodi yang sudah siap melangkah ke AUN ini baru Prodi Ilmu Ekonomi (IE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis. “Baiknya nilai akreditasi Prodi juga merupakan salah satu ciri kemegahan akademik,” tambah Rektor.
Hal lain yang menjadi target Rektor baru ini adalah dibukanya Prodi Apoteker oleh Fakultas MIPA. “Saya harap Dekan FMIPA bisa membuka Prodi baru yakni Prodi/Profesi Apoteker setidaknya dalam dua tahun yang akan datang,” tegasnya seraya berjanji akan memfasilitasi keperluan untuk pembukaan Prodi baru tersebut.
Sementara itu, terkait peningkatan jumlah mahasiswa Unisba, Rektor yang merupakan alumni Unisba ini mengatakan, akan membuka kerjasama lebih luas lagi dengan para kepala daerah terutama di luar Jawa Barat. “Dari hasil angket yang disebarkan Bag. Humas diketahui jumlah mahasiswa Unisba terpusat di Bandung/Jawa Barat. Saya ingin menyebar juga ke wilayah Indonesia lainnya. Untuk itu akan menugaskan Warek III agar meningkatkan kerjasama dengan Pemerintah Daerah terutama di luar Pulau Jawa,” terangnya. Selain bertujuan untuk menyebar alumni yang akan memberikan manfaat lebih banyak bagi umat, peningkatan kerjasama ini juga dimaksudkan agar Unisba semakin dikenal oleh masyarkat luas.(sari)