KOMHUMAS-Unisba menggelar Webinar “Matematika untuk Kemaslahatan Umat” melalui Zoom Meeting pada Sabtu (29/10/2022) lalu. Acara ini merupakan rangkaian acara peringatan Milad ke-64 Unisba.
Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H, menyambut baik webinar ini dan berharap bisa membawa kemaslahatan bagi umat.
Rektor menuturkan, tema yang diangkat webinar ini sangat menarik. “Jadi orang berpikir maslahat itu bukan masalah keagamaan saja, tapi bagaimana matematika berguna untuk kemaslahatan umat,” ungkapnya.
Acara tersebut menghadirkan tiga orang pemateri yakni Fajar Okiyanto, M.Econ. (Bank Indonesia), Dr. Yogi Ahmad Erlangga (Dosen Zayed University Uni Emirat Arab) dan Dr. Didi Suhaedi, M.Kom. (Kaprodi Matematika FMIPA Unisba).
Pemateri pertama Fajar mengungkapkan, matematika berperan penting di berbagai bidang karena memberikan pondasi yang kuat untuk melakukan studi di bidang lain. “Saya yakin apa pun bidang studi atau program yang akan dijalani, kemampuan matematika itu memberikan pondasi untuk melangkah lebih jauh,”ujarnya.
Ia mengungkapkan, bagi seorang ekonom matematika sangat dibutuhkan karena perlu memiliki dasar yang kuat mengenai dasar-dasar teori ekonomi dan ekonometrika. “Bahkan jika ekonom tersebut bukan menjadi ahli teori atau ekonometrika,” katanya.
“Seorang ekonom pembuatan kebijakan, harus mampu membaca literatur akademis untuk mengetahui ide penelitian yang memiliki relevansi kebijakan. Literatur-literatur yang dibaca banyak menggunakan matematika, jadi perlu dilengkapi dengan pemahaman matematika untuk memahaminya dengan baik,” jelas Fajar.
Pemateri kedua Yogi mengatakan, seorang matematikawan memiliki kelebihan yang memberikan pondasi untuk beradaptasi dengan hal baru secara cepat karena sifatnya universal. “Sebagaimana kemampuan kita melakukan abstrak yang memberikan bekal yang luar biasa untuk pindah 1 masalah ke masalah lain karena kita selalu berusaha untuk melihat masalah dalam bentuk abstraksi yang cenderung pada akhirnya lebih general dari masalah awalnya sendiri,” ujarnya.
Pendidikan matematika kata Yogi, harus menjadi prioritas oleh pengambil keputusan. “Tentu dimulai dari jenjang paling rendah. Bagaimana membuat pendidikan matematika yang paling rendah seefektif, seefisien dan berdampak besar bukan hanya kemampuan skill matematika saja tapi kemampuan berfikir siswa,” jelasnya.
Menurutnya, jika pendekatannya diubah dari kemampuan skill menjadi kemampuan berpikir, minat belajar matematika dan kesadaran untuk mengapresiasi matematika akan lebih baik.
Pembicara terakhir Didi menuturkan, dalam mendorong siswa untuk belajar matematika, maka perlu menghadirkan suatu situasi yang bisa menantang siswa.
“Kita harus bisa membuat/menghadirkan suatu situasi yang dipikiran anak itu real, tidak meski cerita yang asli atau sesuatu yang real di alam, boleh dongeng yang bisa dijadikan sebagai pijakan dihadirkan untuk pembelajaran sehingga pembelajarannya itu akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplor diri. Siswa bisa membangun, mencari, dan menemukan ide dari problem yang dihadirkan itu,” terangnya.***