

KOMINPRO – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar Sidang Terbuka Senat dan Orasi Ilmiah pada Prosesi Milad ke-16 di Aula Utama Jl. Tamansari 1, Senin (26/10). Prosesi milad ini merupakan acara puncak dari serangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan beberapa waktu lalu. Pada kesempatan tersebut Dirjen DIKTI, Prof. Ir. Nizam, M. Sc., DIC, Ph. D., menyampaikan orasi ilmiah dengan tema Obtaining the best achievements in the pandemic era through ukhuwah Insaniyah and Islamiyah”. Tahun ini, FK Unisba mengadakan berbagai kegiatan komprehensif yang bertumpu pada penguatan tridarma FK Unisba mulai dari seminar ilmiah, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dekan FK Unisba, Prof. Dr. Nanan Sekarwana, dr., SpA(K)., MARS mengatakan, tahun akademik 2019-2020 berjalan dengan perbedaan yang sangat besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pandemik COVID-19 yang masuk ke negara Indonesia pada bulan Maret lalu membawa dampak dan perubahan yang besar dalam pelaksanaan kegiatan tri darma perguruan tinggi. Namun, hal tersebut tidak menghalangi langkah FK Unisba untuk tetap menorehkan berbagai prestasi dalam berbagai bidang.
“Setelah berjuang selama 16 tahun, Alhamdulillah Program Studi Pendidikan Dokter FK Unisba telah berhasil meraih akreditasi “A” pada akhir bulan November 2020. Dengan akreditasi A tersebut kita berada pada posisi yang sejajar dengan Fakultas Kedokteran terkemuka lainnya di Indonesia. Namun ke depan tentunya menjadi tantangan besar untuk mempertahankan bahkan meningkatkan lagi prestasi-prestasi yang sudah diraih selama ini,” ujarnya.
Pada bidang tata kelola, FK Unisba juga telah melengkapi struktur organisasi yang sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan kedokteran dengan mengakomodir penambahan kebutuhan sumber daya manusia pada Medical Education Unit (MEU) sehingga kedepannya fungsi MEU ini dapat bekerja lebih optimal. Selain itu, Prof. Nanan mengatakan, pihaknya juga telah melengkapi SDM khusus untuk pengembangan sistem informasi guna memenuhi kebutuhan teknologi penunjang aktivitas tatakelola, kerjasama, mutu, dan kegiatan tridarma perguruan tinggi.
Sementara itu, pada bidang SDM, beberapa tenaga dosen di FK Unisba juga telah berhasil menyelesaikan studi lanjut S2 maupun S3. Pak Dekan mengatakan, pada tahun akademik 2020-2021 FK Unisba sudah memproyeksikan beberapa orang dosen untuk melanjutkan studi ke jenjang S3 baik didalam maupun luar negeri.
“Peningkatan jabatan fungsional sudah berhasil direalisasikan dengan mengajukan sebanyak 22 dosen untuk diproses di universitas dan LLDIKTI . InsyaAllah akan meningkatkan performance jabatan fungsional dosen dengan penambahan jumlah 5 asisten ahli, 11 lektor, dan 6 lektor kepala,” jelasnya.
Adapun pada bidang pendidikan dan pengajaran, FK Unisba berhasil menyelenggarakan ujian Objective Structure Clinical Examination (OSCE) Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD) mandiri secara daring pada bulan Agustus 2020. Beliau menuturkan, secara keseluruhan kelulusan first taker peserta OSCE UKMPPD pada tahun akademik 2019-2020 mencapai 99,4 %. Sementara jumlah kelulusan peserta yang berhasil lulus ujian first taker Computer Based Test (CBT) UKMPPD mencapai 82,35% sehingga dari total 170 peserta yang mengikuti ujian tersebut tercatat 140 mahasiswa yang berhasil lulus.
“Prestasi yang membanggakan buah dari kerja keras semua civitas akademika, termasuk juga alumni dan orang tua. Sampai saat ini FK Unisba sudah menghasilkan total jumlah dokter sebanyak 1041 selama 16 tahun,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH., berpesan,dengan status dan peringkat seperti sekarang FK Unisba harus mampu mencetak lulusan yang paripurna. Rektor menjelaskan, konsep dokter bintang lima yang dicanangkan WHO haruslah diadopsi oleh Fakultas Kedokteran dengan memadukan nilai-nilai yang Unisba miliki. Yaitu nilai-nilai Islam yang abadi dapat terus dipegang dan mewarnai semua peran yang dimainkan di tengah masyarakat “Kita jangan cepat berpuas diri dengan pencapaian seperti sekarang ini, teruslah mengasah diri, karena teknologi dalam bidang kedokteran berkembang dengan pesat serta perkembangan masyarakat yang semakin sadar akan kedudukannya apabila berinteraksi dengan dokter. Hanya mereka yang dapat mengimbangi perkembanganlah yang dapat terus menjaga relevansinya di tengah-tengah jaman dan masyarakatnya,”tuturnya. (Feari)