Mengenal Virus Corona dan Pencegahannya

KOMINPRO – Penyebaran wabah virus corona (Covid-19) semakin meluas. Dari hari ke hari, jumlah pasien positif terinfeksi Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan, meskipun sudah ada beberapa di antaranya yang dinyatakan sembuh. Virus corona baru atau yang memiliki nama resmi SARS-CoV-2 merupakan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan dan saluran pencernaan. Pada beberapa kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti batuk ringan, sesak nafas, flu dan diare. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru, akut gagal nafas, serta pendarahan saluran cerna bagian atas dan bawah.

Dosen Fakultas Kedokteran Unisba yang juga merupakan ahli paru Widhy Yudistira Nalapraya, dr., Sp,P mengatakan, meskipun infeksi Covid-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami berbagai gejala, namun tak sedikit dari mereka yang hanya menunjukkan gejala ringan. Dr. Widhy mengatakan, dari jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19, sebanyak 81% di antaranya hanya mengalami gejala ringan bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali.

“Sebetulnya cara paling akurat untuk mendeteksi seseorang terpapar atau tidaknya virus corona itu dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) tapi alatnya masih terbatas. Sehingga saat ini lebih banyak orang yang menggunakan metode rapid test. Namun,  kelemhan jika kita menggunakan metode rapid test, virus baru akan terdeteksi di hari ketujuh. Jadi jika di pemeriksaan awal  hasilnya negatif bisa saja berubah tujuh atau delapan hari kemudian saat melakukan pemeriksaan kembali,”ujarnya.

Dr. Widhy mengatakan, cara penularan Covid-19  terjadi melalui infeksi droplet atau percikan yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Menurutnya droplet orang positif terinfeksi virus ini dapat menempel ke berbagai benda sehingga memungkinkan tangan penyentuhnya tercemar. Karena itu, penularannya juga bisa terjadi saat seseorang menyentuh permukaan yang terkena droplet dan secara tak sadar menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan.

Selain itu, Dr, Widhy menjelaskan orang yang rentan terpapar virus corona adalah mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Sehingga angka kematian akibat Covid-19 mayoritas terjadi pada orang berusia lanjut karena telah mengalami penurunan sel imunitas ditambah memiliki penyakit penyerta seperti jantung, kanker, ginjal, atau penyakit kronis lainnya. Agar dapat terhindar dari penyebaran virus Covid-19, Beliau mengatakan ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan kesehatan, salah satunya dengan berjemur di bawah sinar matahari.

Antibody itu naik dengan pemberian vitamin D3 dan kita bisa memanfaatkan matahari untuk mendapatkanya. Jadi berjemur selama kurang lebih 30 menit di jam delapan sampai jam sepuluh itu bisa menambah daya imun tubuh kita. Kemudian, disempurnakan dengan rutin mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang mengandung vitamin C,” jelasnya.

Dr. Widhy pun mengatakan bahwa cara paling efektif untuk terhindar dari wabah corona adalah dengan melakukan isolasi mandiri di rumah atau stay at home. Namun, pada kenyataanya tidak semua orang dapat melakukan hal ini karena  tetap harus menjalankan kewajibannya untuk bekerja. Menurutnya, jika seseorang terpaksa harus beraktivitas di luar rumah, maka menghindari kontak adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona. Beliau mengatakan, dengan menerapkan social distancing berjarak 2 meter, seseorang bisa turut mencegah penyebaran virus. Selain itu, Dr. Widhy mengajurkan masyarakat untuk menggunakan masker dan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau hand sanitizer.

Selain itu, Dr. Widhy yang juga ditunjuk sebagai panita pengawas dalam tim Satuan Tugas (Satgas) pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan Unisba mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk menangkal penyebaran virus tersebut. Salah satunya melakukan pemantauan terhadap civitas akademika dan meminta seluruh pegawai mengisi formulir screening sesuai panduan Kementerian Kesehatan tentang Covid-19. Kemudian, menyiapkan dan mengelola call center untuk layanan kasus Covid-19 bagi seluruh pegawai dan mahasiswa.

“Formulir screening ini dibuat berdasarkan panduan Kementerian Kesehatan revisi ketiga tentang Covid-19 yang banyak diadaptasi juga oleh rumah sakit untuk menentukan orang dalam pengawasan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP. Jadi kalo ada sesorang yang dicurigai ODP atau PDP akan kita lakukan screening pemantauan dengan pemeriksaan laboratorium rontgen atau torak. Jadi jika  terindikasi PDP langsung kita lakukan rujuk ke RS,” ujarnya.

 Sementara itu, Wakil Rektor II Unisba, Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si. mengatakan, Unisba telah melakukan beberapa tindakan preventif dalam menangani kasus penyebaran Covid-19, salah satunya mengintruksikan para pegawainya untuk bekerja di rumah. Hal ini dilakukan sebagai upaya merespon meningkatnya jumlah penderita Covid-19 di Indonesia. Instruksi tersebut berlaku tanggal 17 sampai 5 April 2020. Kemudian, Warek II juga membentuk tim Satgas COIVD-19 di lingkungan Unisba dan meningkatkan frekuensi pembersihan area kampus dengan melakukan penyemprotan disinfektan. Selain itu, kini Unisba juga memberlakukan one gate yang dijaga ketat untuk membatasi akses memasuki area kampus.

“Saya berpesan kepada seluruh personil yang tergabung dalam tim satgas agar dapat menjalankan tugas dengan penuh amanah dan tanggungjawab. Dengan adanya tim Satgas ini saya beraharap Unisba turut memerangi penularan covid 19 dan berperan menangani kasus kasus tertentu,”ujarnya. (Feari/Wiwit)

Press ESC to close