KOMINPRO – Sebanyak 887 karya tulis ilmiah mahasiswa dipublikasikan dalam Seminar Penelitian Sivitas Akademika Mahasiswa (SPeSIA) Unisba 2018. Sebelum mendapat gelar sarjana, mahasiswa Unisba diwajibkan untuk mempresentasikan hasil penelitian/skripsi dan memasukkannya ke dalam proceeding online. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya plagiarisme sekaligus meningkatkan sitasi dalam hal publikasi ilmiah sivitas akademika Unisba guna mendukung SINTA Ristekdikti.
Wakil Rektor (Warek) I, Ir. A. Harits Nu’man, MT.,Phd. Mengatakan, Unsiba saat ini sudah mempunyai tools cek plagiasi artinya artikel yang dipublikasi tidak bisa asal kutip. “Dalam penyusunan artikel sudah kita sempurnakan formatnya atau dalam bahasa publikasi jurnal namanya gaya selingkung. Mudah-mudahan dengan ini kita punya gaya standar yang sesuai aturan tata tulis karya ilmiah,” katanya saat membuka acara SpeSIA di Aula Utama Unisba, Kamis (30/1).
Artikel ilmiah yang dipublikasikan Unisba saat ini berasal dari Fakultas Dakwah/KPI 16 buah, Tarbiyah & Keguruan (32), MIPA (36), Psikologi (50), Syariah sebanyak (65), Hukum (84), Fakultas Ilmu Komunikasi (86), Teknik (135), Ekonomi dan Bisnis (208), dan Fakultas Kedokteran sebanyak 175 artikel. Setiap tahun, karya ilmiah mahasiswa yang dipublikasikan dalam acara SpeSIA terus meningkat. Tahun 2016 jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan mencapai 1.480 buah, 2017 sebanyak 1.580, dan pada tahun 2018 meningkat hingga 2.016 buah karya ilmiah.
Selain peningkatan kuantitas, SpeSIA yang berjalan sejak 2014 ini juga terus mengalami perbaikan dalam segi kualitas. Jika sebelumnya artikel ilmiah yang dipublikasi hanya melalui proses screening, tahun ini semua peserta diwajibkan untuk menguji keorisinalitasan karya tulisnya menggunakan alat Turn-it-in.
Perubahan format ini, mengacu pada aturan Kemenristekdikti No 44 tahun 2015 terkait aturan publikasi ilmiah. Dengan kegiatan ini Warek I berharap, seluruh fasilitas yang ada di Unisba dapat dioptimalkan dengan baik. Proses pengecekan plagiasi dapat dilakukan di masing-masing prodi dan Perpustakaan Unisba.
Lebih lanjut Warek I mengatakan, mulai tahun ini pembukaan acara SPeSIA hanya akan disi oleh narasumber dari kalangan intenal Unisba. Kedepannya, dosen yang dinilai memliki wibawa akademik dan kompetensi unggul dalam bidangnya akan didaulat menjadi narasumber secara bergilir setiap tahun.
Kali ini yang menjadi narasumber dan bertindak selaku keynote speaker pada acara SPeSIA 2019 adalah Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH. M.H. Rektor memaparkan materi dengan tema “Peranan Diseminasi Hasil Penelitian Di Era Disrupsi Teknologi”.
Rektor menuturkan, di era disrupsi teknologi, dunia industri akan mulai meminimalisir Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga peluang-peluang pekerjaan yang sebelumnya ada akan hilang. Berkembangnya keceradasan buatan, penerapan teknologi nano, dan rekayasa genetik berdampak cukup besar terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan bahkan di negara maju sekalipun.
“Di beberapa negara seperti Amerika 30% pekerjaan hilang, di German 25% hilang alasannya karena kemajuan teknologi. Di Indonesia memang belum terbaca berapa persen, tapi ini tantangan yang mau tidak mau akan saudara hadapi,” jelasnya.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Rektor berharap lulusan Unisba dapat melahirkan inovasi dalam menciptakan temuan-temuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Prof. Edi menambahkan, jika karakterisik mujtahid dihayati dengan baik oleh mahasiswa maka apapun tantangan yang dihadapi insya Allah tidak akan menjadi masalah.
Penelitian, kata Rektor, intinya memberikan solusi pada sebuah persoalan. Berkembangnya era disrupsi memang akan menghilangkan pekerjaan lama. Tetapi, lanjutnya, juga bisa menciptakan pekerjaan baru. “Maka sebagai lulusan perguruan tinggi islam kita bukan hanya dituntut menghasilkan penelitian yang jauh menjangkau ke depan tapi juga memasukan nilai-nail islam di dalamnya,” terangnya.
Seperti tahun sebelumnya, dalam SPeSIA kali ini dipilih 10 pemakalah terbaik dari masing-masing fakultas dan mendapatkan penghargaan berupa uang tunai sebesar Rp. 1.250.000. Sementara untuk kategori best of the best, pemakalah akan mendapatkan hadiah sebesar Rp 1.500.000.
Pada SPeSIA 2019, penghargaan pemakalah untuk kategori best of the best diraih oleh Anggita Khairunisa, mahasiswa Fakultas Teknik. Dia mempresentasikan karya ilmiahnya yang berjudul “Strategi Pelestarian Situ Cibereum Kecamatan Tambun Selatan Kabpuaten Bekasi” dan berhasil memperoleh skor tertinggi 489.(Feari/Sari)