KOMHUMAS-Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Unisba. Rizky Setiawan, mahasiswa Program Studi Farmasi FMIPA Unisba Angkatan 2020 meraih juara favorit di Lomba Science National Essay Competition 2024 dengan tema “Reformasi Peran dan Fungsi Mahasiswa MIPA Sebagai Katalisator Terbentuknya Sumber Daya Unggul dan Berdaya Saing Global” yang diselenggarakan oleh BEM KEMA FPMIPA UPI beberapa waktu lalu.
Luar biasanya Rizky merupakan peserta individu, sedangkan kompetitornya merupakan tim terdiri 2-3 orang yang ikut masuk ke 10 besar finalis berasal dari Universitas Negeri Medan, Universitas Tanjungpura, Universitas Mulawarman, Universitas Mataram, UIN Walisongo Semarang, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Cendrawasih Papua, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Jenderal Achmad Yani.
Adapun essay yang mengantarkan menjadi juara favorit berjudul ’Menuju Indonesia Emas 2045 dengan Peran Generasi Muda dalam Pendidikan, Sains dan Teknologi’.
Rizky mengaku senang bisa memperoleh prestasi ini. Melalui karya essay ini, rizky ingin menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa generasi muda perlu dipersiapkan sejak dini melalui pendidikan yang komprehensif agar memiliki pengetahuan yang luas karena di era moderini pendidikan perlu pengintegrasian teknologi ke dalam proyek agar dapat tetap relevan dan bersaing.
Ia pun bercerita mengenai tantangan yang dihadapi saat mengikuti perlombaan ini. Menurutnya yang menjadi tantangan adalah pencarian beberapa lokasi atau referensi untuk mencocokan ke ke sub tema essay nya.
Hal tersebut pun mampu ia atasi dengan berdiskusi bersama rekannya yang sering mengikuti lomba essay. ”Saya bertanya bagaimana cara buat essay yang menarik dan juga tertarik dari pembaca atau panelis juri. Selain itu dengan melihat youtube dan tutorial-tutorial yang sifatnya dapat menunjang untuk menulis essay,” ungkapnya.
Harapannya dengan perolehan prestasi ini tidak membuat menyerah dalam meraih prestasi dan kreatifitas. ”Karena saya dalam akademik tidak mulus dan baik jadi mencari alternatif yang lain. Bagaimana caranya membuat jalan lain selain belajar di akademik, entah itu dari non akademik atau akademik yang sifatnya bisa mengembangkan ilmu sendiri,” katanya.
”Tapi disi lain kebutuhan belajar di bidang akademik atau ruang kelas itu tidak cukup karena ada beberapa hal yang bisa dipelajari dan tidak didapatkan di ruang kelas, makanya saya berkegiatan yang sifatnya bisa mengembangkan diri dan hal lainnya yang sifatnya bisa menunjang untuk menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain,” tambahnya.
Ketua BEM FMIPA ini juga tidak hanya aktif di dalam kampus saja tapi juga di luar kampus yaitu di Gerakan Mengajar Desa, Karang Taruna dan lainnya.
Rizky pun membagikan tips dalam membagi waktu antara kegiatan di kampus maupun luar kampus sehingga bisa berjalan berdampingan yakni dengan mengelola manajemen waktu yang baik.
”Bagaimana memposisikan waktu dengan kegiatan yang lain. Kemudian menganalisa saat mengikuti kegiatan apa bisa berdampak baik atau tidak. Ketika bentrok harus bisa menentukan pilihan yang mana, seringnya bentrok atau tidak. Kalau sering bentrok lebih baik tidak diambil karena akan jadi hal yang kurang baik kepada kegiatan yang lain,” tutupnya.***