KOMHUMAS-Bagian Komunikasi dan Humas (Komhumas) Unisba menyelenggarakan Webinar Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) MGBK Jawa Barat (Tasikmalaya dan Garut) dengan tema ‘Pendidikan Karakter: Mengajar dengan Ilmu, Mendidik dengan Agama’ secara virtual melalui Zoon Meeting, Jumat (15/7/2022).
Kegiatan ini diisi oleh dua orang narasumber yakni Dr. Hj, Titin Suprihatin, Dra., M.Hum. Ia mengatakan, pendidikan karakter yang harus ditanamkan kepada siswa yaitu akidah yakni keyakinan akan adanya Allah Yang Maha Esa, memahami hak orang tua, ibadah yang rutin dan bermakna, jiwa amar a’ruf nahi munkar, jiwa sabar (tekun, teuh, tahan uji) dan pendidikan sopan santun.
Menurutnya hal ini bisa diperoleh jika mengajarkan pendidikan karakter dengan ilmu yang mempelajari apa yang baik dan bagaimana cara mengikutnya, dan mempelajari apa yang buruk serta bagaimana cara menghindarinya. Selain itu, mendidik dengan agama yang menerapkan contoh pendidikan Luqmanul Hakim terhadap putranya diabadikan dalam QS. Luqman ayat 13 – 19.
Dekan Fakultas Syariah ini menuturkan, pembentukan karakter dapat dilakukan dengan cara memberikan teladan, memberikan penghargaan, memberikan pesan moral dalam setiap pelajaran, jujur dan open minded, mengajarkan sopan santun, menanamkan leadership, menceritakan pengalaman inspiratif, serta melalui kegiatan literasi.
Pemateri berikutnya, Dr. Asep Dudi Suhardini, S.Ag., M.Pd., mengungkapkan, ilmu dan agama dalam pendidikan karakter dapat menjadikan seseorang menjadi ulul albab/yang memiliki akal sehingga menjadikannya sebagai muttaqun/orang yang bertaqwa. “Karakter sains membentuk seseorang menjadi Tadzakkur/upaya untuk ketenangan batin dan Tafakur/perenungan. Sedangkan karakter agamis membentuk menjadi istima’ al-qaul/penyimak dan ittiba’ al-ahsan/pengikut, serta hudan/petunjuk bagi manusia,” ujarnya.
Wakil Dekan I Fakultas Tarbiayah dan Keguruan ini menerangkan, ilmu dengan karakter memiliki relasi yang bersumber dari karakter saintis dan ayat ayat kewahyuan, kealaman, kemanusiaan dan kehidupan. Sedangkan relasi beragama dengan berkarakter yang membentuk karakter agamis bersumber dari dimensi ideologis, ritual, pengalaman, pemahaman dan penghayatan etis. ***
.