KOMHUMAS — Universitas Islam Bandung (Unisba) bersama Baitulmaal Muamalat (BMM) resmi meluncurkan program inovatif yang bertujuan menjadikan Unisba sebagai pionir kampus go green. Dalam hal ini yang menjadi pencetus pelaksana program ini dari Unisba adalah Fakultas Syariah dalam kegiatan PPMB (Program Pembinaan Mahasiswa Baru).
Inisiatif ini berfokus pada pengelolaan minyak jelantah yang dihasilkan dari aktivitas kuliner mahasiswa baru Fakultas Syariah Unisba, dengan harapan dapat mengurangi limbah dan meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan sivitas akademika khususnya mahasiswa.
Ketua PPMB Fakultas Syariah yang juga merupakan Wakil Dekan III Fakultas Syariah Unisba, Ifa Hanifia Senjiati, S.Sy., M.Si., mengatakan bahwa kolaborasi ini merupakan kepanjangan tangan dari kerjasama yang sudah terjalin selama dua tahun dengan BMM. “Kerjasama ini akan dilaksanakan selama 1 tahun. Sementara ini dikhususkan untuk mahasiswa baru angkatan 2024. Jadi selama PPMB ini mereka akan kumpulkan selama tiga hari berturut-turut. Nanti setelah masuk kuliah, maka setiap hari jumat boxnya akan dipindahkan ke fakultas dan mereka wajib bawa minyak jelantahnya untuk dikumpulkan,” ungkapnya.
Hasil dari minyak jelantah yang terkumpul setiap liternya bernilai Rp 6.000,-. Kemudian akan diserahkan kepada pihak BMM untuk dijual dan dananya akan dialokasikan untuk keberlangsungan dan peningkatan kesejahteraan mahasiswa Fakultas Syariah Unisba. “Daripada dibuang mubazir, minyak jelantah bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai untuk dapat diinfakan. Dananya nanti akan dialokasikan untuk dana pendidikan dalam bentuk beasiswa bagi mahasiswa. Jika dikumpulkan maka tidak terasa akan bertambah jumlahnya,” ujarnya.
Menurutnya, kedepan program ini juga akan ditawarkan ke fakultas lainnya di lingkungan Unisba agar pemanfaatan box ini tidak hanya ada Fakultas Syariah saja tapi juga ada di fakultas lain. “Edukasi awal mungkin akan kami sounding ke setiap fakultas untuk diuji,” katanya.
Kepala Divisi Kemitraan Strategis dan Jaringan BMM Selindo, Faisal Fajar mengungkapkan, program ini diinisiasi dari keinginan BMM untuk menebar manfaat dari sisi lingkungan ke beberapa institusi. “Salah satunya Alhamdulillah disambut baik dari Fakultas Syariah Unisba sebagai pioner program ini di dunia pendidikan untuk bagaimana kita menghadirkan kebermanfaatan bagi mahasiswa di lingkungan Unisba sendiri,” ujarnya.
Program ini menurutnya, merupakan bentuk dari tri dharma perguruan tinggi dalam kegiatan kepedulian kepada masyarakat. “Program ini dimulai dari program PPMB Fakultas Syariah. Jadi mulai dari mahasiswa baru pada kegiatan taaruf. Kami ingin itu dimanfaatkan oleh mahasiswa baru untuk bisa menjadi sebuah kebaikan,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa green campus ini tidak hanya bicara tentang penghijauan saja tapi tentang air dan meminimalisir penggunaan sampah, salah satunya adalah penyebaran minyak jelantah yang saat ini banyak rumah tangga membuangnya bebas begitu saja. “Ini kan mempengaruhi tingkat penyebaran di tanah unsur haranya sehingga mempengaruhi tanah itu sendiri,” katanya.
Dikatakannya bahwa mahasiswa juga memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan bahaya minyak jelantah jika dibuang sembarangan kepada lingkungan sekitarnya. “Maka daripada dibuang sembarangan lebih baik dimanfaatkan untuk keberlanjutan program-program di Unisba yang akan berfungsi untuk kegiatan-kegiatan yang lebih lebih baik ke depan dan manfaatnya juga untuk mahasiswa sendiri,” terangnya.
Harapannya, green campus ini tidak hanya bicara sustainability di kampusnya sendiri saja, tapi juga di luar untuk masuk ke ranah kampus. Program lingkungan ini juga akan coba diinisiasi setelah autopilot berjalan dan akan masuk ke program berikutnya.
Lebih lanjut menurutnya bahwa minyak jelantah yang sudah terkumpul kemudian didistribusikan ke salah satu perusahaan di Jakarta yang akan diekspor keluar negeri khususnya Eropa untuk dibuat menjadi bahan dasar biodiesel.***