KOMHUMAS-Melanjutkan kuliah di perguruan tinggi tanpa membebankan orang tua merupakan dambaan sebagian orang. Bagi Yushi Luthfiyati Fadillah dan Muhammad Fauzan Akbar hal ini menjadi nyata setelah keduanya diterima menjadi mahasiswa baru Unisba Tahun Akademik 2022/2023 dengan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka Tahun 2022.
Yushi diterima di program studi PG-PAUD dan Fauzan diterima di program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Unisba. Mereka sangat bersyukur dan bahagia bisa lulus KIP Kuliah Merdeka dan melanjutkan studi di Unisba meski dengan keterbatasan ekonomi. Mereka adalah dua dari 27 calon mahasiswa baru Unisba penerima KIP Kuliah Merdeka.
Yushi yang lahir di Bandung pada 15 Januari 2002 ini merupakan lulusan SMKN 1 Soreang. Ia memiliki keterbatasan penglihatan yakni hanya mata kirinya saja yang bisa melihat dengan normal. Ayahnya bekerja di tempat praktek dokter dan ibunya sebagai pedagang aneka plastik dan bahan kue.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini mengaku sempat insecure hingga membuatnya tidak percaya diri dengan keterbatasannya tersebut. “Alhamdulillah seiring waktu berjalan, bisa menerima keadaan dan bersyukur,” ungkapnya.
Fauzan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ia lahir di Bandung pada 11 Januari 2003.
Bersama keluarganya, Fauzan tinggal di sebuah panti asuhan yang ada di Lembang Kabupaten Bandung Barat karena ayahnya merupakan pengurus dan guru mengaji di panti tersebut sejak tahun 1997. Meski harus tinggal di panti, ia mengaku tidak ada rasa malu kepada teman-teman di sekolahnya karena sama-sama belajar. “Teman-teman alhamdulillah semuanya sangat mendukung,” ujarnya.
Selama menempuh pendidikan dari TK hingga SMK, Fauzan yang merupakan lulusan SMKN Pertanian Pembangunan Lembang ini dibiayai oleh pemilik panti.
Melalui KIP Merdeka, keduanya dapat berkuliah dengan menerima manfaat berupa biaya pendidikan gratis dan biaya hidup selama 4 tahun. Oleh karena itu, mereka diamanatkan untuk bisa berkuliah dengan sungguh-sungguh dan lulus tepat waktu.
Yushi yang bercita-cita ingin menjadi guru PAUD ini berharap, dengan beasiswa ini bisa menjadikannya untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan bisa lulus tepat waktu, serta meraih prestasi. Sedangkan Fauzan yang akan mengabdi di panti setelah lulus dan bercita-cita menjadi guru PAI ini, KIP Kuliah Merdeka ini bisa membantu pembiayaan perkuliahannya sehingga bisa fokus dalam mengeyam pendidikan di Unisba.
Mereka pun menyampaikan pesannya kepada siapapun yang memiliki keterbatasan ekonomi maupun fisik untuk selalu bersyukur dan tetap semangat untuk mencari ilmu. “Manfaatkanlah umur sebelum dikubur,” ucap Fauzandi akhir pembicaraan.***