Kisah Habib Abduzzhohir, Peraih Beasiswa Hafidz 30 Juz yang Menjadi Sarjana

KOMHUMAS-Habib Abduzzhohir merupakan lulusan dari Fakultas Hukum Unisba yang memperoleh beasiswa hafidz 30 juz dari Unisba. Habib memperoleh fully funded selama perkuliahan hingga lulus. Ia telah menempuh delapan semester atau empat tahun dari tahun 2019.

Kini anak ke lima dari sembilan bersaudara merasa lega karena sudah menyelesaikan studinya dan dilantik menjadi seorang sarjana pada Wisuda Gelombang II Tahun Akademik 2022-2023 yang dilaksanakan di Aula Unisba, pada Sabtu-Minggu (25-26/08/2023). Bahkan ia memperoleh IPK 3.76 dengan predikat Pujian.

Habib yang berasal dari Baleendah Kabupaten Bandung ini menceritakan bahwa ia berasal dari keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi. Ayahnya tidak memiliki pekerjaan tetap sebagai buruh lepas, serta Ibunya merupakan penjahit dan guru mengaji yang tidak stabil usahanya sehingga penghasilannya tidak menentu, terkadang kehidupan sehari-harinya juga tidak tercukupi.

Meski demikian Habib selalu bangga kepada kedua orang tuanya karena melihat perjuangannya dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya tidak pernah putus asa.

“Bangga karena mereka itu selalu optimis dengan apa yang mereka lakukan dan apa yang anak-anaknya lakukan sehingga keoptimisan mereka itu pengaruh terhadap semangat kita juga. Jadi kita sebagai anak-anaknya ngga mudah putus asa dan tidak gampang menyerah, kita selalu support orang tua. Orang tua juga bisa memberikan didikan ke anak-anaknya agar bisa bersekolah dengan baik. Itu didikan orang tua yang luar biasa sekali. Mereka tetap optimis  bisa membawa anak-anaknya untuk bisa hidup lebih baik dari mereka,” ungkapnya.

Semangatnya untuk melanjutkan studi ke jenjang Pendidikan yang lebih tinggi begitu besar. Hal ini menurutnya karena melihat ketiga kakaknya yang berkuliah dengan memperoleh beasiswa. “Khususnya kakak pertama yang selalu memberikan motivasi kuliah ke adik-adiknya. Pengorbanannya pun luar biasa karena menjadi tulang punggung keluarga dengan membantu melunasi hutang-hutang orang tua sebelum ia menikah dan membiayai biaya hidup kedua orang tua dan adik-adiknya. Setelah kakak pertama menikah, biaya sekolah adik-adiknya dibantu oleh kakak kedua dan ketiga,” kata Habib.

Habib kemudian memilih untuk tidak tinggal di rumah orang tuanya karena jarak rumah dengan kampus Unisba yang tidak dekat, meski ia harus berjuang dengan gigih untuk memenuhi kehidupannya sendiri.

Di tahun pertama dan kedua ia memantapkan untuk tinggal di kos sambil bekerja freelace di katering, serta berbagi kegiatan lainnya termasuk bekerja di Shopee Food sebagai driver dan pernah di Facebook Ads. “Jadi kuliah di hari senin-jumat, sabtu-minggunya kerja di katering. Namun freelance sampai di tahun kedua saja karena Pandemi Covid-19 yang melanda sehingga katering ikut terdampak juga,” katanya.

Mengandalkan Shopee Food saja dengan penghasilan yang tidak seberapa apalagi saat Pandemi Covid-19, membuat Habib akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan kos. Hingga suatu waktu, ia bertemu dengan temannya yang merupakan takmir Masjid Hasanurrohmah di Sukajadi Kota Bandung. Habib menyampaikan keluh kesahnya karena harus terus berjuang agar kebutuhan hidupnya terutama tempat tinggal bisa terpenuhi. “Akhirnya di tahun 2022 sebelum Ramadhan, saya diajak tinggal di masjid buat bantu-bantu. Alhamdulillah ada kamar lumayan luas, difasilitasi juga.  Tinggal disana sambil ngurus masjid yang diamanahkan menjadi imam badal,” ujar Habib.

Meski harus tinggal di masjid, Habib tidak merasa malu. Ia malah malu jika tidak menjalankan tanggung jawabnya dengan baik sebagai takmir masjid. “Justru tinggal di masjid itu tanggung jawabnya lebih besar untuk melayani umat.  Kadang ada konflik antar warga yang diselesaikan di masjid. Itu salah satu tanggung jawab yang besar tinggal di masjid. Malu jika tidak bisa menjalankan Amanah tersebut,” ucapnya.

Perjalanan Habib Menghafal Al-Qur’an

Habib mengungkapkan bahwa ketertarikannya untuk menghafal Al Quran sampai 30 juz karena termotivasi oleh temannya saat mengikuti pesantren ketika menempuh SMP. “Ketika pesantren ada teman yang masuk kelas tahfidz, sementara saya kelas biasa. Kita selalu bersama-sama ketika shalat. Sambil menunggu waktu shalat dia selalu minta dites dan cek hafalannya. Saya sempat heran karena dia selalu bisa menjawab hafalannya, bahkan dia tahu posisi surat di halaman Al Quran. Dari situ saya minat ingin menghafal Al-Quran,” katanya.

Upaya yang Habib lakukan agar bisa menjadi hafiz adalah dengan mengikuti ekstrakulikuler tahfidz saat menempuh Madrasah Aliyah di MAN 1 Sleman, serta setelah lulus SMA ia masuk ke rumah tahfidz di Bogor selama  2 tahun secara intens hingga bisa ikhtibar 30 Juz.

Perjalanan Habib Menjadi Mahasiswa FH Unisba

Menjadi mahasiswa Unisba sebagai penerima beasiswa hafidz memiliki kesan tersendiri bagi Habib. Ia merasa bersyukur karena memperoleh fasilitas fully funded dari Unisba sampai ia diwisuda.

Habib menilai bahwa dosen-dosen yang dikenalnya di FH Unisba begitu kooperatof, bisa saling membantu.

“Ketika bekerja di katering saat itu juga masuk di semester 2 dan  ada kelas di hari sabtu. Saya pun bernegosiasi dengan salah satu yaitu alm. Pak Hadian Afriyadi mengenai pengubahan jadwal kuliah. Alhamdulillah bisa disetujui. Jadi tidak melulu dosennya ya begini harus begini, ternyata masiih bisa diajak negosiasi. Itu yang saya kagum terutama dari dosennya,” ujarnya.

Prestasi akademis pun ia raih selama menjadi mahasiswa FH Unisba, salah satunya menjadi pemakalah terbaik ‘The Best Presentation’  Fakultas Hukum Unisba di ajang Seminar Penelitian Sivitas Akademika (SPeSIA) Unisba gelombang II T.A. 2022/2023 yang meraih skor 877 dengan judul artikelnya ‘Tanggung Jawab Shopee Kepada Konsumen Atas Ketidaksesuaian Produk Dihubungkan dengan Hukum Positif’.  Habib juga pernah memenangkan juara 3 katefgori 15 juz dalam lomba MHQ Unisba.

Pria kelahiran Bandung pada 16 Februari 1998 ini pun aktif di organisasi kampus seperti BEM Fakultas Hukum, LDK TM AL-Asy’Ari Unisba dan Himaperdata. Menurutnya, keikutsertaan di organisasi ini pun tidak menjadi penghalang dalam melakoni perkuliahan. “Alhamdulillah bisa sebanding karena kuliah itu buat hardskill. Buat softskill nya dengan organisasi. Apalagi saat pandemi kemarin, kalau tidak ikut organisasi mau ngapain lagi? Masa belajar tidak ada kontak sama temen. Itu malah jadi jalan dengan organisasi bisa menghasilkan program yang mengharuskan adanya komunikasi,” terangnya.

Sedangkan di kegiatan eksternal, Habib juga pernah magang di PT Dahana (Persero) yang ada di Kabupaten Subang  sebagai staf legal dari bulan Maret-Juni 2023.

Disamping itu Habib juga terpilih Imam Muda Salman. Program ini merupakan beasiswa yang diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa di Indonesia dimana para peserta yang lolos memperoleh pembinaan keagamaan, entrepreneurship dan leadership selama satu tahun. “Alhamdulillah saat ini sudah masuk bulan-bulan terakhir. Saat ini sedang melakukan pengabdian ke SMA Alfa Centauri untuk mengajarkan Tahsin selama tujuh pertemuan atau selama satu setengah bulan,” ujarnya.

Luar biasanya  dengan background dari Imam Muda Salman, keilmuan dalam membaca Al Quran bisa dimanfaatkannya untuk mengajarkan Tahsin bagi para pegawai di PT Dahana yang dilaksanakan selama Bulan Ramadahan 1445 H. “Alhamdulillah bisa sejalan, dan insya Allah tetap memanfaatkan ilmu keagamaannya kepada siapa pun,”
ungkap Habib.

Kepada Unisba Habib berharap bisa semakin jaya, tercapai Visi dan Misinya, serta  bisa terus bermanfaat. “Terutama untuk mahasiswa potensial bisa dikembangkan lagi perogramnya sehingga potensi-potensi dari mahasiswa semakin bermunculan dan bisa membanggakan nama Unisba di mata nasional maupun internsional,” Tutup Habib.***

Press ESC to close