KOMHUMAS-Pusat Kajian Asia Pasifik dan Timur Tengah (PESAT) di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Bandung (LPPM Unisba) bekerjasama dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turkiye menyelanggarakan Kuliah Umum dengan Tema Adaptasi Budaya dan Kesehatan Mental: Menavigasi Tantangan di Luar Negeri yang dilaksanakan pada Kamis (23/11/2023).
Kajian ini dilaksanakan untuk membahas mengenai kemampuan mahasiswa Indonesia di Turkiye untuk dapat beradaptasi dengan budaya setempat, juga dibahas di dalamnya urgensi menjaga Kesehatan mental dalam Upaya mendapat kehidupan yang aman dan nyaman di luar negeri sehingga mampu berprestasi dalam dunia akademik.
Tujuan dilaksanakannya kuliah umum ini adalah untuk membangun kesadaran mahasiswa Indonesia di Turki yang tergabung dalam PPI tentang Kesehatan, baik fisik maupun mental, serta mampu beradaptasi dengan lingkungan di luar negeri yang sangat jauh berbeda dengan lingkungan di Indonesia, baik dari segi budaya, bahasa, dan kompetisi di dunia Pendidikan.
Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr. Neni Sri Imaniyati, S.H., M.Hum. dalam sambutannya menyebutkan bahwa Unisba sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki moto 3M (Mujahid – Pejuang, Mujtahid – Peneliti, dan Mujaddid – Pembaharu) sangat siap membantu dan mendukung kebutuhan mahasiswa Indonesia di Turkiye dari segi penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat, salah satunya dalam melaksanakan kuliah umum bagi para mahasiswa Indonesia di Turkiye.
Beliauy melanjutkan bahwa Unisba yang memiliki 33 Prodi dan 10 Fakultas dengan dosen dan peneliti yang pakar di bidangnya masing-masing, siap membantu dan mendukung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PPI Turki.
Narasumber yang hadir dalam webinar kali ini ialah Dr. Yuli Aslamawati, M.Pd. Psikolog, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Yuli menyampaikan bahwa terdapat masalah umum yang biasa dihadapi oleh mahasiswa Indonesia yang sedang melaksanakan studi di Luar Negeri, di antaranya ialah: Rindu kampung halaman, permasalahan bahasa, karena terdapat perbedaan antara bahasa baku yang biasa dipelajari di kelas dan bahasa “gaul” yang digunakan sehari-hari, culture shock: yaitu perubahan budaya yang tiba-tiba. Mulai dari makanan, kebiasaan, ritual, cara berpakaian, transportasi, dan gaya berbicara, merasa takut dan khawatir tertinggal dalam studi, dan krisis keuangan.
Yuli melanjutkan, untuk dapat menangani berbagai masalah tadi, setiap mahasiswa harus memliki daya “Resilience” yaitu sebuah proses, kapasitas, atau hasil adaptasi individu yang berhasil menghadapi suatu tantangan atau keadaan yang mengancam. “Resilience yang dibutuhkan oleh para mahasiswa Indonesia di Turkiye adalah Resilience Akademik. Cassidy mendefinisikan resiliensi akademik sebagai kemampuan untuk tetap bertahan dan meningkatkan keberhasilan dalam menyelesaikan Pendidikan meskipun dihadapkan dengan kesulitan,” ujarnya.
Di Akhir materinya, ia memberikan beberapa tips dan kiat untuk mampu memiliki daya resiliensi di bidang akademik, yaitu, pertama, harus difahami bahwa culture shock dapat menyebabkan frustasi, anxiety, dan homesick, sehingga setiap orang harus memiliki tempat dan teman untuk berbagi, kedua, tetap aktif dan menyibukkan diri secara proporsional dalam kelompok atau sendiri, ketiga, perlu terhubung dengan orang-orang terutama dengan sesame mahasiswa yang merasakan hal yang sama dan memperluas pertemanan di lingkungan yang baru, keempat, mengatasi kendala bahasa dengan terus berusaha berada di lingkungan pertemanan untuk membiasakan diri mengenal dan memahami penerapan frasa slang yang popular, dan terakhir, mengatur ekspektasi prestasi akademik.
Mahasiswa Indonesia yang studi di Luar Negeri merupakan aset Bangsa yang sangat dinantikan peran dan kiprahnya di Masyarakat, ilmu dan pengalaman yang didapat di luar negeri sangat dibutuhkan untuk kemajuan dan kemakmuran kehidupan Bangsa, oleh karena besarnya harapan yang dipikul oleh mahasiswa Indonesia di Luar Negeri, mereka harus merasa aman dan nyaman Ketika melaksanakan studi, sehingga mampu membekali dirinya dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang akan bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa.***