KOMHUMAS-Unisba yang terdiri dari oleh Tim Lab. Observatorium Albiruni dan Fakultas Syariah (Fasya) bekerjasama dengan Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Jawa Barat melakukan pengamatan gerhana bulan total yang dilakukan di Observatorium Albiruni Unisba, Selasa (8/11/2022). Kegiatan ini terorganisir pada pengamatan gerhana bulan nasional dibawah koordinir Planetarium dan Observatorium Jakarta.
Kepala Lab. Observatorium Albiruni, Encep Abdul Rojak, S.H.I., M.Sy., mengatakan, pengamatan ini dilakukan dengan koordinat tempat Lintang -6˚54’12” LS, Bujur 107˚36’32” BT, dan ketinggian tempatnya 783 Meter diatas permukaan laut.
Rangkaian kegiatan kata Encep, mencakup diskusi gerhana bulan bersama Observatorium dan Planetarium Jakarta melalui Zoom meeting, dilanjutkan pengamatan gerhana secara local dan tergabung secara nasional melalui Zoom, dan shalat gerhana bakda magrib mulai pukul 18.30 – selesai.
“Kesunnahan yang ada dalam pelaksanaan gerhana yaitu Shalat Gerhana yang dilanjutkan dengan khutbah, bersedekah, dan memperbanyak takbir selama terjadinya gerhana bulan ini,” ujarnya.
Berdasarkan data Ephemeris, gerhana ini dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia, juga negara-negara di Asia, Australia, Asia Pasifik dan Amerika.
Encep menjelaskan, data gerhana bulan kali ini terdiri dari Durasi gerhana Penumbra selama 5jam 53menit 51detik, durasi gerhana Umbra selama 3jam 39menit 50detik dan durasi gerhana total selama 1jam 24menit 58detik. Ia menambahkan, kontak Penumbra 1 (P1) terjadi pada pukul Pkl. 15:02:17 WIB, kontak Umbra 1 (U1) pada pukul 16:09:12 WIB, kontak Umbra 2 (U2) pada pukul Pkl. 17:16:39 WIB, Maksimum Gerhana pada pukul 17:59:08 WIB, kontak Umbra 3 (U3) pada pukul 18:41:37 WIB, kontak Umbra 4 (U4) pada pukul 19:49:03 WIB dan kontak Penumbra 4 (P4) pada pukul 20:56:08 WIB.
Adapun peralatan yang digunakan terdiri dari dua buah Teropong digital dengan spesifikasi equatorial mount iOptron Cem25, dan iOptron Minitower II dengan system mounting Altazimuth computerized GOTO, satu buah teropong manual Skywatcher 909EQ2 dengan jenis mounting euqtorial, dua buah Binoculer, dua buah CCD dengan spesifikasi ZWO (warna) dan QHY (BW), laptop yang tersambung internet, dan perlengkapan lainnya.
Sementara itu gerhana bulan total tidak bisa dilihat oleh peserta karena awan menyelimuti Kota Bandung.
Wakil Kepala Observatorium Albiruni Unsiba, Fahmi Fatwa mengatakan, dengan cuaca mendung ini maka pemantauan gerhana bulan total akan sulit dilihat karena posis bulan yang sudah terbit terhalang awan.***