Kaulinan (Sunda) sebagai Pembinaan Karakter Anak

Pimpinan Unisba bersama Pimpinan F. Tarbiyah Unisba

HUMAS-Kaulinan (Sunda) cocok sebagai pembinaan karakter anak, mengingat saat ini anak-anak lebih dekat dengan gadget. Adanya Festival Tari Kaulinan dapat menyeimbangkan antara perkembangan teknologi yang memiliki sisi negatif dengan budaya yang dimiliki Indonesia yang sangat positif.  

Demikian disampaikan Rektor Unisba, Prof.DR.H. Edi Setiadi,SH.,MH., saat membuka Festival Tari Kaulinan (Sunda) PAUD Se-Bandung Raya yang diselenggarakan BEMF Tarbiyah di Gedung Aula utama Unisba, Rabu (24/01). Pembukaan festival ditandai  dengan pemukulan gong oleh Rektor dan diikuti 73 siswa dari 15 PAUD se-Bandung Raya dan Cianjur. Rektor juga memberikan apresiasi terhadap BEM Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah melaksanakan kegiatan ini. Rektor berharap, acara festival seperti ini menjadi agenda rutin Fakultas Tarbiyah.

“Saya baru kali ini memberikan sambutan yang audience-nya 2/3 anak-anak. Dan mungkin ini juga sejarah baru di Unisba. Unisba dihadiri oleh anak-anak penerus Indonesia,” kata Rektor saat memberikan sambutan yang disambut tepuk tangan hadirin.

Dalam kesempatan ini Rektor juga menyampaikan, Prodi PAUD membutuhkan sarana dan prasarana yang berbeda dari Prodi lain. “Insya Allah universitas akan perjuangkannya. Jika saat ini ada pembina-pembina PAUD di Bandung Raya yang belum S1 maka bisa kuliah di Unisba, dan jika membutuhkan konsultasi, maka dapat berkonsultasi di Unisba,” katanya.

Sementara itu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Enoh, Drs., M.Ag. mengucapkan terimakasih dan apresiasi terhadap para pendukung kegiatan. “Semoga ini menjadi amal kebaikan yang akan dibalas Allah SWT.,” ucapnya. Ia juga menyampaikan bahwa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya Prodi PG PAUD mempunyai cita-cita memiliki lab school sendiri, dan menjadi sentra kaulinan di Jawa Barat.(Yasmin/Sari)

Press ESC to close