Kampus Merdeka Siapkan Lulusan untuk Hadapi Tantangan Global

KOMINPRO – Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah membawa pengaruh di berbagai bidang kehidupan manusia, salah satunya bidang pekerjaan. Hadirnya revolusi industri 4.0 di tengah masyarakat rupanya telah berhasil menghilangkan berbagai jenis pekerjaan dan menggantinya dengan mesin.

Merespon hal tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., mendorong perguruan tinggi  untuk dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tersebut. Menurutnya, perguruan tinggi harus mempersiapkan lulusannya dengan baik, karena ketika lulus, tantangan dan dunia kerja yang mereka hadapi akan berbeda. Hal ini disampaikan Prof Nizam pada kegiatan Rapat Kerja Unisba yang mengusung tema “Adaptasi Institusi dalam Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka” yang diselenggarakan secara Hybrid di Unisba, Rabu (30/6).

“Dampak revolusi industri selama 10 tahun  ke depan akan menghilangkan 23 juta pekerjaan dan digantikan oleh automation atau robot. Namun, hal ini juga membuka peluang 27-46 juta pekerjaan baru dan 10 juta di antaranya merupakan pekerjaan yang belum pernah ada. Ini menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan lulusan yang nantinya akan menghadapi satu dunia yang belum ada saat ini,” ujarnya.

Oleh karena itu, dalam mempersiapkan lulusan yang adaptif dan kreatif , Prof. Nizam mengatakan, perguruan tinggi harus berani melakukan dokontruksi atau transformasi dari pendekatan konvensional lorong sempit keilmuan menjadi pendekatan yang lebih merdeka. Menurutnya, kampus merdeka bisa menjadi ruang bagi mahasiswa  untuk mengembangkan potensi maupun bakat sesuai cita-cita dan kapasitas mereka.

“Dalam kebijakan kampus merdeka, mahasiswa berkesampatan untuk mengambil satu semester atau 20 sks untuk belajar di prodi lain. Kemudian, dua semester atau 40 SKS di kampus kehidupan. Dengan begitu, selama lima semester mereka bisa menguatkan core keilmuannya dan di tiga semeter lain, bisa memperluas ruang kreatif sebelum memasuki dunia profesinya,” jelasnya.  

Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk memiliki kegiatan di luar kampus seperti pertukaran mahasiswa, magang, mengajar di sekolah, penelitian, proyek kemanusiaan, kewirausahaan mahasiswa studi/proyek mandiri, membangun desa, dan bela negara.

Dengan kebijakan kampus merdeka, Prof. Nizam menghimbau agar perguruan tinggi bisa keluar dari zona nyaman dalam mendidik mahasiswa. Menurutnya, untuk membangun ekosistem kampus merdeka, perlu tata kelola yang utuh mulai dari kebijakan,  kepemimpinan yang terkelola dan efisien, organisasi yang transparan dan fleksibel, pengembangan science & technopark,  tersedianya inkubasi bisnis atau co-working space, teaching & research factory, jejaring kemitraan yang baik, pengembangan kair & insentif dosen, dan pendanaan.

“Pemerintah berencana menyiapkan 80 ribu kesempatan bagi mahasiswa di semester depan untuk dapat mengikuti berbagai program kampus merdeka. Namun, jika sistem administrasi dan tata kelola di kampus masih lambat ini akan menghilangkan peluang bagi mahasiswa itu sendiri, padahal jumlah pendaftarnya bisa 10 kali lipat,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH., mengatakan, perkembangan teknologi informasi dan keberadaan mahasiswa milenial membutuhkan perhatian yang serius. Sehingga untuk menciptakan proses pembelajaran yang nyaman, beliau mengihmbau para dosen untuk bisa menciptakan suasana belajar yang tidak kaku agar mahasiswa bisa bebas mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan leluasa.

“Layanan pendidikan yang prima, merupakan conditio sine quanon dengan melibatkan potensi sumber daya yang ada sesuai dengan tuntutan lingkungan internal dan eksternal, kemudian meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan tinggi. Maka kita perlu memperkuat komitmen tersebut demi tercapainya kemajuan Unisba,” pungkasnya.

Selain itu, Rektor mengatakan, pengembangan kampus yang berbasis teknologi harus dibarengi dengan kerjasama berbagai pihak yang ada di dalamnya. Dalam program kampus merdeka dan merdeka belajar, peran kerjasama tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu ke depan, beliau berkomitmen kerja sama yang dilakukan oleh Unisba tidak hanya sebatas dokumen saja tetapi akan diiringi langsung dengan eksekusi program.

“Selaku rektor saya juga mempunyai imajinasi tentang Unisba ke depan, tidak hanya sekedar menghasilkan tenaga sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi dan berahlakul karimah. Unisba masa depan harus berikhtiar bersama-sama masyarakat, dosen, tendik dan mahasiswa dalam mengembangkan kemitraan yang kritikal kreatif untuk menghadirkan manfaat, pengetahuan, dan warga masyarakat masa depan. Perubahan lingkungan direspon dengan cepat dan tepat dan perkembangan teknologi diadaptasi tanpa melupakan nilai pijakan yaitu Islam,” ujarnya. (Feari)

Press ESC to close