KOMINPRO-Dalam mendidik anak, orang tua dapat digolongkan dalam tiga jenis, yakni pertama, orang tua nyasar (ingin punya anak tetapi tidak tahu bagaimana mendidik, mengasuh, dan melindungi anak, dengan kata lain mereka tidak mempuyai ilmunya. Kedua, orang tua bayar, orang tua seperti ini menyerahkan tanggung jawab pendidikan, perlindungan pada pihak lain (sekolah). Ketiga, orang tua sadar, mereka sadar akan tanggungjawabnya sebagai orang tua, mau belajar dan bersabar dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya
Demikian disampaikan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat, Dr. Hj. Netty Prasetyani Heryawan, saat memberikan materi, “Mendidik Anak di Era Digital (Perspektif Pendidikan)” dalam Seminar Parenting “Menjadi Generasi Hebat Bagi Generasi Alfa” di Aula Unisba, Sabtu (07/07). Seminar ini merupakan rangkaian kegiatan Milad ke-45 Fakultas Psikologi Unisba.
Narasumber lain yang juga hadir dalam seminar ini adalah KH. Athian Ali Muhammad Da’i, LC., MA. (Ketua Forum Ulama Indonesia) dan Sitti Evangeline Imelda Suady, M.Si., Psi. (Psikolog Yayasan Kita dan Buah Hati), dengan moderator Fanni Putri Diantisa, S.Psi., M.Psi. (Dosen F. Psikologi Unisba).
Dikatakan Bu Netty, banyak pasangan yang tidak siap menjadi orang tua dan mereka belum bisa menerima kehadiran anak. Istri Gubernur Jabar ini menyebutkan lima penyebab rentannya sebuah keluarga yakni (1) Pernikahan tanpa visi (tanpa perencanaan yang baik, nikah pada usia yang belum tepat); (2) Konflik dan disharmoni; (3) Perceraian (yang paling menanggung akibat adalah anak); (4) Migrasi kerja; (5) Pengalihan pengasuhan (tidak hanya diasuh oleh anggota keluarga, tetapi di saat ini bisa diasuh oleh situs porno, dll)
Generasi Alfa merupakan generasi berikutnya dari Generasi Z. Tidak berbeda dari generasi Z, generasi Alfa juga termasuk generasi yang lebih fasih berkawan dengan gawai (gadget).
Kemajuan teknologi secara dia-diam telah mengambil alih anak. Tayangan TV yang tidak sehat, pornografi, minuman keras, rokok, narkoba, bullying, penyiksaan, perdagangan orang, kejahatan seksual, pengabaian, penolakan, penelantaran, kecelakaan lalu lintas, kriminalitas merupakan ancaman serius terhadap anak.
“Di Jabar sejak tahun 2012 kasus kekerasan terhadap anak semakin meningkat. Kalau tidak dididik dari sekarang kita akan mengalami defisit kepemimpinan,” tegas Bu Netty.
Yang harus dilakukan, menurut Bu Netty, adalah merivitalisasi nilai dan fungsi keluarga berdasarkan agama. Kelahiran anak harus juga diikuti dengan strategi dan persiapan untuk mendidik. Selain itu, membangun pengetahuan tentang mendidik, berkomunikasi, dan memahami emosi anak. Kegagalan di era digital biasanya dari komunikasi karena informasi berjalan dengan cepat, untuk itu perlu membangun komunikasi yang harmonis dan dialogis
Sementara itu Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H. mengatakan, di usianya yang menginjak 45 tahun, Fakultas Psikologi Unisba hendaknya tidak berberpuas diri dari apa yang telah dicapai. “Tentu kita harus meningkatkan diri untuk lebih baik lagi terutama dalam hal pengabdian kepada umat,” katanya.
Rektor berharap, Fakultas Psikologi dapat terus berkiprah dan semakin maju sesuai dengan harapan para pendiri.
Pada kesempatan yang sama Dekan Fakultas Psikologi Unisba, Dr. Dewi Sartika, Dra., M.Si. mengungkapkan, tema pada seminar ini begitu penting bagi orang tua khususnya, bahwa kemajuan teknologi informasi melalui internet sangat pesat yang memberikan dampak positif maupun negatif bagi penggunanya.
“Internet banyak memberikan permasalahan yang terkait dengan era digital ini. Oleh karena itu Psikologi Unisba mencoba berkontribusi untuk menjawab permasalah tersebut melalui seminar ini,” ujarnya.
Bu Dekan berharap melalui seminar ini, para orang tua mampu mendidik anaknya menjadi anak yang memiliki mental dan berjiwa sehat serta mengedapankan akhlakul karimah.
Senada dengan itu, Ketua Panitia Milad ke 45 Unisba, Drs. M.Ilmi Hatta, M.Psi., mengatakan, pemilihan tema seminar ini karena adanya kekhawatiran dalam perkembangan anak yang terjadi di masyarakat saat ini, dan Banyak terjadi kekerasan dan tindakan kejahatan yang dilakukan oleh anak dibawah umur. Paparan materi dari tiga narasumber dalam seminar ini diharapkan mampu memberikan solusi. (Eki/Sari)