KOMHUMAS- Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar Wisuda Gelombang II Tahun Akademik 2022-2023 yang dilaksanakan di Aula Unisba, pada Sabtu-Minggu (25-26/08/2023). Pada wisuda tersebut, Unisba juga melantik wisudawan yang dinobatkan sebagai terbaik, tercepat dan termuda.
Wisudawan Terbaik
Syahla Anisah dari Program Studi Statistika FMIPA Unisba menjadi wisudawan terbaik jenjang Sarjana. Ia meraih IPK nyaris sempurna yakni 3,98 dengan Predikat Pujian dan berhasil menempuh studi tepat waktu selama 8 semester atau empat tahun, serta lulus pada 26 Juni 2023.
Awalnya, Syahla tidak pernah berkespetasi untuk bisa meraih IPK yang tinggi karena sempat memperoleh informasi dari kakak tingkatnya bahwa berkuliah di jurusan Statistika itu tidak mudah. “Sejak awal kuliah saya selalu menerapkan konsep ‘jalanin dulu’, jadi selalu happy menjalankan perkuliahan. Alhamdulillah bisa meraih IPK yang tinggi,” ungkapnya.
Tentu IPK tersebut tidak diraihnya dengan mudah. Ia menerapkan pola belajar saat bersekolah di SMA yang diaplikasikannya kembali ketika perkuliahan yaitu mempelajari materi perkuliahan dengan membaca buku sebelum dimulai pembelajaran. “Seengganya sebelum pekuliahan dimulai itu baca buku dulu. Setelah itu kadang ada beberapa dosen yang pada saat pelaksanaan kuliah tidak diperbolehkan untuk menulis dan kita harus perhatikan. Kemudian saya mereview lagi materi perkuliahannya,” ungkap Syahla.
Hal ini juga ia terapkan ketika perkuliahan online saat Pandemi Covid-19 melanda dengan memposisikan perkuliahannya seperti offline. “Jadi jika waktunya belajar ya belajar, dan sebelum perkuliahan juga walaupun online di rumah tetap membaca materi terlebih dulu. Setelahnya juga sama di review lagi. Jika ada tugas di review lagi materinya. Ketika akan UTS dan UAS juga tetap belajar dan mempersiapkan beberapa hari sebelum pelaksanaannya,” ujar Syahla.
Keikutsertaannya di organisasi Himpunan Mahasiswa Statistika (Himasta) pun menjadi salah satu faktor pendukung dalam pencapaian IPK tersebut. Di Himasta, Syahla aktif di bidang potensi akademik yang salah satu programnya adalah menjadi tutor untuk berbagi dan berdiskusi mengenai mata kuliah. “Di program itu mereview lagi materi perkuliahan. Jadi seperti berbagi ilmu tapi ikut belajar lagi. Jika ada pertanyaan dari mahasiswa lain maka harus bisa menjawabnya. Prinsip saya kalau berbagi ilmu, maka ilmunya itu akan nerap lagi ke saya,” ungkapnya.
Gadis asal Subang yang bercita-cita menjadi data analis ini sempat mengikuti beberapa proyek yakni sebagai tim analisis Sucofindo untuk proyek dengan Kementerian Perindustrian dan tim analisis proyek dosen dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Disamping itu juga ia pernah mengikuti berbagai perlombaan yakni peserta tim olimpiade RASIO yang di selenggarakan oleh Unpad dan peserta National Statistics Competition (NSC) Satria data yang diselenggarakan oleh Kemdikbud.
Syahla berharap dengan perolehan IPK nya ini, ilmu-ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dapat membawa keberkahan dan bisa menjadi ladang amal agar ilmunya dapat lebih bermanfaat.
Wisudawan Tercepat
Nadira Ramdhani Juhana dari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unisba dinobatkan menjadi wisudawan tercepat dengan menempuh studi S1 selama 3 tahun 4 bulan 20 hari, serta meraih IPK 3,72 Predikat Pujian yang lulus pada 21 Januari 2023.
Gadis asal Kota Bandung ini masuk sebagai mahasiswa baru Unisba pada tahun 2019 dan mengambil konsentrasi manajemen pemasaran.
Nadira sapaaan akrabnya mengungkapkan bahwa lulus dengan cepat merupakan target awalnya ketika memasuki bangku kuliah. Meski diakuinya lulus cepat bukan menjadi paksaan.
Ia yang tidak menyukai hitungan ini juga sempat mengalami under pressure karena sempat menganggap prodi manajemen tidak ada hitungan, namun hal tersebut ternyata diluar ekspetasinya. Dengan keyakinan dan konsistennya, perkuliahannya akhirnya terus dijalankannya dan berlanjut hingga diberikan kesempatan untuk mengambil skripsi di semester 6.
“Meski sempat ragu mengambil skripsi di semester 6 karena ada beberapa SKS yang belum diambil, tapi saya percaya diri saja dan Alhamdulillah bisa lulus cepet,” ungkap Nadira.
Ia pun membagikan tips agar dapat lulus cepat sesuai pengalamannya selama berkuliah di Unisba, antara lain memiliki niat dan mindset lulus tepat waktu agar bisa cepat memperoleh pekerjaan, mengusahakan untuk tidak mengulang mata kuliah sejak semester pertama, mengikuti semester antara yang kedepannya bisa mempermudah menempuh perkuliahan karena berdampak pada berkurangnya mata kuliah yang diambil di semester-semester berikutnya, mengikuti aturan dosen setiap mata kuliah supaya tidak ada hambatan untuk memperoleh nilai, rajin membuat riset dan jauhi rasa malas, serta mengambil konsentrasi yang tepat dan dikuasai dengan tidak ikut-ikutan teman.
“Semua itu pengaruh sekali, khususnya penentuan konsentrasi karena kalau memang tepat dan menguasai, maka ketika menyusun skripsi itu tidak akan ada tekanan, jadi bisa lancar mengerjakannya,” ujarnya.
Hal menyenangkan Nadira rasakan selama menjadi mahasiswa Unisba. Menurutnya, perkataan kebanyakan orang bahwa di perkuliahan itu tidak akan menemui teman yang benar-benar teman, tidaklah benar.
“Alhamdulillah masuk Unisba sangat amat menyenangkan karena bertemu orang yang baik dan hebat-hebat juga. Jadi punya relasi yang luas, dan punya semangat lebih karena di kuliah itu ada saja hal-hal yang meyenangkan selama berada di kampus. Bisa ikut kepanitiaan yang seru-seru dan ketemu orang yang baik-baik juga,” ucapnya.
Dalam mengisi waktu luangnya setelah lulus kuliah, anak kedua dari dua bersaudara ini memiliki kesibukan menjadi freelance di NIION sebagai marketing communication. Hal ini dilakukannya untuk menambah pengalaman-pengalaman baru, hingga nantinya Nadira akan mencari pekerjaan tetap setelah diwisuda.
Wisudawan Termuda
Di usianya ke 20 tahun 8 bulan 20 hari, Hafiz Naufal Ilmi dinyatakan lulus sebagai mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan FEB. Ia pun dinobatkan sebagai wisudawan termuda.
Hafiz mengaku dirinya tidak menyangka dan sedikit terkejut setelah diumumkan menjadi wisudawan termuda. “Sepengatahuan saya, banyak dari angkatan saya yang lebih muda daripada saya. Mungkin sudah pada lulus atau wisuda duluan,” katanya.
Hafiz yang lahir 17 November 2002 ini mengatakan bahwa diusianya saat ini bisa menjadi sarjana karena ketika usianya beranjak lima tahun sudah masuk SD dan mengikuti kelas akselesari selama 1 tahun di SD tersebut.
Pria yang berasal dari Kota Pekanbaru Riau ini menjadi mahasiswa baru Unisba saat usianya menginjak 16 tahun. Ia berhasil menyelesaikan studi tepat waktu selama empat tahun dan lulus pada 21 Juli 2023, serta meraih IPK 3.69 Predikat Pujian.
Anak kedua dari dua bersaudara ini mengungkapkan bahwa alasannya mengambil jurusan Ekonomi Pembangunan karena di jurusan ini prospeknya dalam meraih cita-citanya yaitu menjadi wirausaha dan analis menjadi lebih terbuka lebar dari ilmu-ilmu ekonomi yang luas di bahas di jurusan ini.
Hafiz juga sempat mengikuti beberapa organisasi yaitu Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan pencak silat pada semester 1 dan 2. Namun terhenti pada saat pandemi Civid-19 datang dimana kegiatan luring di kampus Unisba ditiadakan sehingga memilih untuk pulang ke kampung halaman.
Selain kuliah, Hafiz juga pernah mengikuti magang dan program pelatihan untuk meningkatkan hardskill dan softskill yang menunjang karirnya, seperti magang di PT. Karya Bangsa Indonesia di Pekanbaru Riau dari bulan Juli-September 2022, dan magang di BPKAD Jabar pada bulan Oktober-Desember 2022. Sedangkan program pelatihan yang pernah diikutinya dalam bentuk workshop singkat secara daring mulai dari ilmu wirausaha, bahasa asing, investasi dan lain-lain.
Ia mengaku di semester awal perkuliahan sempat mengalami penurunan semangat berkuliah, baik niat dan kualitas belajar yang memaksanya untuk mengikuti perkuliahan secara daring karena melandanya Covid-19. “Alhamdulillah hal tersebut bisa saya atasi dengan lebih sering berdiskusi bersama teman-teman dibandingkan hanya belajar sendiri dan mengerjakan tugas sendiri,” ujar Hafiz.
Proses penyusunan skripsi pun tidak luput menjadi tantangan baginya. Di awal penyusunan skripsi Hafiz sempat mengalami kesulitan, namun hal tersebut mampu ia atasi dengan meningkatkan motivasi. “Saya selalu mengingat dukungan dan doa dari orang tua di kampung saat saya mengerjakan skripsi diperantauan,” ungkapnya.
Menjadi mahasiswa Unisba merupakan hal yang menyenangkan baginya, mulai dari awal menjadi mahasiswa baru hingga bisa lulus menjadi Sarjana. “Dengan berkuliah di Unisba saya bisa bertemu dengan teman-teman baru yang berbeda suku dan bahasa, menjelajah Kota Bandung dari kampus utama, dan menjelajah Bandung atas dari kampus II Unisba Ciburial,” katanya.***