
KOMHUMAS-Universitas Islam Bandung (Unisba) tidak hanya secara konsisten menghasilkan mahasiswa yang memiliki kualitas dan prestasi dibidang akademis saja. Lebih dari itu, Unisba juga peduli terhadap calon mahasiswa baru yang memiliki potensi dan prestasi non akademis seperti dibidang olahraga melalui beasiswa prestasi. Tak tanggung-tanggung, fasilitas yang diberikan yakni fully funded bagi calon mahasiswa baru yang memiliki prestasi olahraga ditingkat internasional dan lolos seleksi.
Pada pelantikan mahasiswa baru T.A. 2023/2024 di Aula Unisba pada Senin (18/9/2023), tiga orang diantaranya merupakan atlet Karate yang memiliki segudang prestasi baik ditingkat nasional dan internasional. Mereka lolos menjadi penerima beasiswa prestasi Unisba dan berhak memperoleh fasilitas fully funded.
Ketiganya juga diwajibkan untuk mewakili Unisba di event nasional dan internasional selama menjadi mahasiswa hingga lulus menyandang gelar sarjana. Ketiganya juga telah mengikuti berbagai pertandingan di beberapa ajang baik ditingkat nasional dan internasional sebagai perwakilan Unisba sebelum dilantik menjadi mahasiswa baru. Dari ajang tersebut pun mereka menyumbangkan medali bagi Unisba. Ketiganya adalah:
Alya Deanti Sutendi-Fakultas Psikologi
Alya yang berasal dari Kota Bandung ini bercita-cita ingin menjadi Timnas Karate Indonesia. Ia memiliki segudang prestasi yang sudah diperolehnya sejak pertama kali mengikuti perlombaan karate yaitu ketika menginjak kelas enam SD di tahun 2017.
Tercatat lebih dari 40 medali dari ajang nasional dan internasional diraihnya baik medali emas, perak, dan perunggu. Luar biasanya, empat diantaranya merupakan Juara Best of the Best yakni Juara Best of the Best junior putri Sirkuit I Jabar 2022, Juara Best of the Best senior putri Reiyujin Karate open championship 2023, Juara Best of the Best senior putri Unpas Karate Cup 2023, dan Juara Best of the Best senior putri BKC Open International Karate Championship 2023.
Anak kedua dari dua bersaudara ini memiliki Riwayat penyakit asma, namun hal tersebut tidak menghalanginya untuk terus mendulang prestai. Ia tetap semangat berlatih agar terus dapat mengikuti berbagai perlombaan sehingga secara konsisten menghasilkan berbagai prestasi.
“Awal latihan sempet ga kuat gitu, terasa cape banget. Bahkan sempat mau berhenti ditengah-tengah. Tapi mamah selalu menyemangati untuk jangan berhenti. Katanya sayang udah beli alat dan baju. Setelah dilanjutin dan ikut tanding pertama kali langsung dapat emas. Alhamdulillah tenyata ada bakat dan dilanjutin. Setiap ikut lomba Alhamdulillah selalu dapat medali,” ungkap Alya.
Meski belum menjalankan perkuliahan di Fakultas Psikologi Unisba, Alya akan tetap berupaya mengimbanginya dengan karate sehingga nantinya dapat lulus tepat waktu dan cita-citanya menjadi atlet bisa tercapai.
“Harapan kedepan bisa menjadi atlet yang terus konsisten berlatih, supaya bisa mempertahankan gelar juara. Semoga saya bisa mengimbangi antara kuliah dan karate. Saya sangat berharap saya bisa menjadi atlet PON yang membanggakan provinsi Jawa Barat, dan juga bisa membanggakan keluarga terutama mamah yang selalu mendukung,” tandasnya.
Bimbim Maulana Ibrahim-Fakultas Ilmu Komunikasi
Pria yang lahir di Bandung 18 April 2005 ini memiliki segudang prestasi Karate ditingkat nasional maupun internasional. Lebih dari 20 medali diperolehnya dari berbagai kejuaraan sejak pertama kali bergelut didunia karate pada tahun 2017.
Berbagai tantangan tentu tidak luput Bimbim hadapi selama menjadi atlet karate. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah cedera pada lututnya yang bergeser ke sebelah kanan sebelum keberangakatnnya ke ajang BKC Open Internasional Championship ke-V tahun 2023 pada Juni lalu. Bahkan menurutnya ketika pertandingan berlangsung, kakinya juga dalam kondisi bengkak. Namun hal tersebut tidak menjadi kendalanya saat bertanding dan berhasil meraih juara 1.
Anak pertama dari dua bersaudara ini mengungkapkan bahwa keputusan melanjutkan studi ke Unisba dan mengambil jurusan ilmu komunikasi karena atas saran dan informasi yang diperolehnya dari salah satu alumni Fikom Unisba yang sama bergelut dibidang karate yaitu Dinda Ayuningtias. “Saya tertarik karena melihat Teh Dinda jika bertanding mudah dalam perijinannya dari Unisba, jadi hanya tinggal pergi aja ikut lomba. Selain itu Teh Dinda juga bilang kalau Fikom Unisba sangat support kepada karate dengan sering memberikan apresiasi,” ujarnya.
Ia berharap, studi yang ditempuh di Unisba bisa berjalan dengan cepat dan lulus tepat waktu. Selain itu, berbagai urusan selama mengikuti Latihan dan pertandingan karate dapat lebih dipermudah, serta semakin besar apresiasi yang diterima dari Unisba.
Setelah lulus dari Unisba nanti, Bimbim akan mendaftar ke Kepolisian serta melanjutkan perannya sebagai atlet karate agar mimpinya meraih kejuaraan di ajang PON bisa terwujud.
Eka Fitriyani Widiastuti-Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Perempuan asal Kota Bandung ini juga banyak menorehkan prestasi karate dilevel regional, nasional dan internasional. Lebih dari 20 medali sudah diperolehnya sejak pertama kali menggeluti karate ketika SMP.
Minat terhadap karate awalnya sempat ditentang oleh kedua orang tua karena membuat Eka kelelahan. Namun karena minatnya yang begitu besar kepada karate, dengan tekadnya yang tinggi Eka memberanikan diri untuk pergi latihan sendiri tanpa diantar orang tuanya. “Alhamdulillah saat ini orang tua sudah sangat mendukung,” ucapnya.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini mengaku sempat mengalami berbagai tantangan selama menjadi atlet karate. Jarak rumahnya ke tempat Latihan yang jauh membuat Eka harus menyesuaikan waktu latihannya. “Latihanya jam 19:00-21:00, kemudian beres-beres sampai jam 22:00 sehingga sampai rumah sudah tengah malam dan waktu istirahat pun menjadi berkurang,” ungkapnya.
Bahkan jika pertandingan karate dilaksanakan diluar kota, maka Eka akan izin tidak masuk sekolah dan mengejar berbagai tugas sekolah untuk segera diselesaikan. “Memang ini merupakan konsekuensi menjadi seorang atlet, dan Alhamdulillah saya menikmatinya,” ujarnya.
Ketertarikan kepada bidang akuntansi kata Eka, berawal ketika ia masih kecil yang memiliki minat kepada akuntansi. “Ke akuntansi dari kecil dan SMP juga masih berminat. Tapi saat SMK mengambil jurusan TKJ, namun akhirnya diperkuliahan pun pilih akuntansi lagi,” ujarnya.
Rencana setelah lulus kuliah nanti, Eka akan langsung mencari pekerjaan karena menjadi seorang atlet memiliki keterbatasan usia dan lainnya.
Eka berharap proses perkuliahannya di Unisba bisa dipermudah hingga bisa lulus tepat waktu. Selain itu, baik fakultas maupun universitas bisa memberikan ruang dan waktu untuk Eka mengikuti berbagai pertandingan khususnya yang dilaksanakan diluar kota.***