KOMINPRO – Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Bandung (Unisba) berkolaborasi dengan Keumseung Indonesia Korea Legal & Buisness bekerja sama menggelar Sharing Session di Gedung Taman Sari Unisba No. 24-26 Bandung, Senin (13/1). Acara bertajuk Post Migrant Empowerment And Opportunities To Enter The Korean Market After IK-CEPA diikuti oleh berbagai tokoh masyarakat antara lain Asosiasi Purna Pekerja Migran Indonesia (APPMI), alumni Unisba, mahasiswa, dan dosen di lingkungan Unisba.
Advisory Center and SPPI South of Korea, Saudaranta Tarigan, mengatakan, para pekerja Indonesia di Korea beruntung dibanding pekerja migran yang ditempatkan di negara lain. Selain gaji yang diperoleh cukup tinggi, pemerintah Korea Selatan juga menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai partner dalam mengatur penempatan pekerja sehingga kesejahteraan pekerja migran lebih terjamin.
Tak heran jika pada umumnya Pekerja Purna Migran Indonesia (PPMI) yang kembali ke tanah air memiliki modal cukup besar untuk membuka usaha. Namun, kata dia, pada kenyataanya tidak semua PPMI mampu memanfaatkan peluang tersebut karena terbentur ide untuk berwirausaha. Padahal disepakatinya Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) telah membuka jalan bagi para pebisnis untuk mendapatkan akses pasar yang lebih baik untuk produk industri, perikanan, dan pertanian di pasar Korea Selatan.
“Saya ingin jadi jembatan bagi Korea dan Indonesia. Melalui kegiatan ini saya mencoba mefasilitasi rekan-rekan yang memiliki produk tapi tidak tahu harus di bawa kemana. Semoga sharing session ini bisa memberikan motivasi bagi para pekerja purna migran bukan hanya untuk berwirausaha di Indonesia tapi juga memasarkan produknya ke Korea,”ujarnya.
Ketua Prodi Manajemen Unisba, Dr. Suwarsi, S.E., M. Si., CGA., mengatakan, kegiatan sharring session ini merupakan program kelanjutan dari implementasi riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) internasional yang sudah dilakukan prodi manajemen. Menurutnya, Unisba sebagai institusi pendidikan perlu memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai isu IK-CEPA yang segera disahkan dalam waktu dekat.
“Terkait dengan dibukanya agreement Indonesia dan Korea IK-CEPA program pemberdayaan purna migran maupun kewirausahaan perlu dioptimalkan. Pada kesempatan ini kami sengaja mengundang alumni yang memilki bisnis keripik tempe misalnya, harapannya dia bisa dibina dan didukung agar produknya bisa tembus ke Korea,”jelasnya. (Feari)