Guru BK Berperan dalam Pengembangan Karir Siswa

               

HUMAS-Bekerja di perusahaan terkemuka dan berpenghasilan tinggi mungkin menjadi impian banyak orang. Namun, bagaimana jika pekerjaan tersebut bukan merupakan passion atau pekerjaan yang kita sukai. Apakah bidang yang kita tekuni akan menjadi sebuah pekerjaan menyenangkan atau justru menjadi beban?

“Ketidakcocokan keterampilan dengan jenis pekerjaan dan pendidikan yang ditamatkan membuat seseorang tidak bahagia dan tidak memiliki tujuan pasti untuk mengembangkan potensi,” kata Dosen Psikologi Unisba, Dr. Yuli Aslamawati M.PD.

Hal tersebut Yuli Aslamawati ungkapkan, saat menjadi narasumber dalam seminar Pengembangan Karir dan Komunikasi Efektif untuk Siswa di Gedung Pasca Sarjana Unisba, Selasa (13/3). Selain pakar psikologi, turut hadir Pakar Komunikasi Unisba, Prof. Dr. Neni Yulianita, MS. Acara tersebut digagas oleh Fakultas Pisikologi dan Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba yang dihadiri oleh 43 orang guru Bimbingan Konseling (BK) tingkat SMA di kota Bandung. Dalam kesempatan ini  Wakil Rektor I, Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D hadir dan membuka seminar.

Lebih lanjut, Yuli mengatakan mengenal diri dan potensi siswa menjadi salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh guru. “Memilih jurusan di perguruan tinggi bisa jadi keputusan yang sulit bagi sebagian orang. Dalam hal ini guru BK bisa ikut berperan untuk mencari tahu, membimbing, dan mengarahkan potensi yang dimiliki siswa untuk mengembangkan karir dan memilih jurusan yang tepat saat memasuki dunia perkuliahan,” tuturnya.

Yuli menjelaskan, sebelum masuk ke dunia kerja guru juga harus mampu memberikan gambaran mengenai kualifikasi apa yang dibutuhkan dalam bidang kerja tertentu dengan kemampuan siswa itu sendiri. Menurutnya, jika seseorang tidak berada di tempat yang tepat maka pekerjaan yang dilakukan tidak akan efektif dan efisien.

Selain bertanya langsung pada siswa yang bersangkutan, guru BK dapat berdiskusi yang mendalam dan berkesinambungan dengan teman sejawatnya. Hal ini bisa menjadi penunjang untuk mengetahui minat dan bakat siswa tersebut. “Saat remaja, seseorang akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman dekatnya sehingga kadang orang lain yang lebih mengetahui potensi dan minat yang dimilikinya,” paparnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Neni Yulianita mengatakan bahwa untuk mengetahui potensi yang dimilki siswa, diperlukan pendekatan khusus yang dilakukan oleh guru. Menurutnya, pola komunikasi yang diimplementasikan kepada seorang siswa belum tentu dapat diterapkan kepada siswa lainnya.

“Ketika memulai obrolan, seorang guru harus bisa menyesuaikan bahasa yang digunakan dengan gaya bahasa siswa yang diajak berdiskusi. Untuk menghadapi siswa yang introvert misalnya, baiknya kita mencari tahu terlebih dahulu hobi mereka apa sehingga diskusi akan bermula dari obrolan ringan,” ucapnya.

Dalam sambutannya, Warek I Unisba, Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D menyampaikan  acara ini bukan semata-mata seminar tetapi juga moment untuk mempererat tali silaturahmi dan menguatkan hubungan kerja sama Unisba dengan stakeholder SMA. “Semoga acara semacam ini bisa diselenggarakan kembali dalam bentuk kegiatan lain,” ujarnya. (Feari/Sari/Fuad)

 

 

Press ESC to close