Griya Ilmu: Revolusi Pendidikan/Pembelajaran

(Terbit di Harian Kompas, Kamis/ 24 Februari 2022 dan laman adv.kompas.id)

Revolusi sejatinya telah terjadi dalam dunia Pendidikan. Yakni suatu perubahan mendasar dan berdampak besar bagi perkembangan dunia Pendidikan. Beberapa revolusi dalam dunia Pendidikan dalam rentang kehidupan manusia, antara lain.

Pertama, saat orang tua atau masyarakat berpikir untuk menitipkan anaknya kepada seseorang untuk dididik atau dilatih keahlian tertentu, umpamanya keahlian bela diri, berburu, atau berperang. Kesadaran ini tentunya sudah berlangsung begitu lama dan sepertinya merupakan hal sepele. Namun pada jamannya pemikiran dan kesadaran ini merupakan sebuah perubahan besar. Dari langkah ini kemudian lahirlah apa yang kita kenal sekarang sebagai lembaga Pendidikan.

Kedua, ketika muncul pemikiran bahwa bahasa tulisan dipergunakan disamping bahasa lisan dalam Pendidikan. Kesadaran ini merupakan sebuah terobosan dan perubahan besar. Kesadaran akan perlunya pelestarian ilmu dalam bentuk naskah/tulisan. Maka lahirlah beragam manuskrip, prasasti, kitab-kitab, buku-buku era klasik sebagai referensi sekaligus pelestari ilmu pengetahuan yang dapat dibaca sampai serkarang..

Ketiga, seiring dengan revolusi industry, yakni ketika ditemukannya mesin cetak. Penerbitan buku atau kitab yang semula hanya berupa tulisan tangan yang digandakan dalam jumlah terbatas, berubah menjadi penerbitan dan percetakan buku atau kitab dalam jumlah yang banyak dengan penyebaran yang semakin luas melintasi batas negara dan benua.

Keempat, ketika media elektronik seperti radio dan televisi dipergunakan dalam dunia pendidikan. Hal ini berdampak pada jangkauan layanan pendidikan semakin luas. Layanan Pendidikan dapat menjakau seluruh negeri hingga ke peloksok desa.

Kelima, ketika komputer dan internet dipergunakan dalam dunia Pendidikan. Meski pada perkembangan awal aksesnya masih terbatas, namun pada gilirannya mendorong perubahan besar bagi layanan dan jangkauan pendidikan yang semakin luas, menembus dunia maya dan jejaring internasional.

Keenam, ketika dunia dilanda pandemi covid 19, melahirkan krisis di berbagai aspek kehidupan yang mendorong perubahan-perubahan mendasar secara cepat termasuk dalam layanan proses pendidikan/pembelajaran. Pandemi covid 19 memaksa semua pihak  melakukan perubahan revolusioner demi kelangsungan proses pendidikan dan pembelajaran. Lembaga pendidikan mulai sekolah pada jenjang pendidikan dasar hinggga perguruan tinggi dalam waktu singkat melakukan perubahan dan penyesuaian secara drastis, dan beralih menggunakan media pembelajaran berbasis internet. Para guru, siswa, dan terutama para dosen serta mahasiswa dalam waktu singkat telah terbiasa dan terampil menggunakan media pembelajaran berbasis internet. Model pembelajaran pun yang semula hampir seluruhnya tatap muka di kelas berubah secara drastis dengan menggunakan berbagai pilihan model pembelajaran, yakni pembelajaran daring, pembelajaran luring, dan model pembelajaran bauran berupa blanded learning dan hybrid learning. Ternyata ada hikmah besar di balik musibah pandemi covid 19, dan Unisba sudah sangat siap menghadapi revolusi Pendidikan/pembelajaran ini.

 Core Pendidikan

Perubahan atau bahkan revolusi sekalipun adalah suatu keniscayaan dalam dinamika perkembangan jaman. Namun satu hal yang harus disadari bersama, bahwa dalam situasi dan perubahan bagaimana pun insan pendidikan tidak lantas melupakan core pendidikan. Dalam konteks terkini, kita tidak lantas terpesona dengan semua perubahan ini yang seakan semua menuju kemajuan, namun kita lupa memperhatikan yang menjadi inti Pendidikan, yaitu Pendidikan hati –Pendidikan karakter. Rasulullah bersabda: “Ketahuilah, sungguh di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika daging tersebut baik, baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah kalbu (hati).” (Kaprodi MPI, Dr. Dedih Surana, M.Pd.)

Press ESC to close