(Terbit di Harian Kompas, Kamis/ 5 Mei 2022 dan laman adv.kompas.id)
Bulan romadhon sebentar lagi akan kita tinggalkan. Romadhon telah kita isi dengan berbagai perbuatan yang penuh dengan kebaikan dan meninggalkan semua perbuatan yang menjurus ke arah keburukan dan kerusakan. Apabila kita rinci Sebagian dari renungan kita terhadap bulan romadhon maka didapatlah beberapa kesan yang patut direnungkan
Pertama adalah pesan moral: musuh terbesar manusia yaitu menahan hawa nafsu. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa manusia dibekali nafsu dan naluri sejak lahir, yaitu amarah, pengetahuan dan syahwat. Dari ketiganya syahwat merupakan naluri yang paling sulit dikendalikan dan dibersihkan. Imam gazali berkata bahwa pada diri manusia terdapat empat sifat, tiga sifat diantaranya berpotensi mencelakakan manusia, sementara satu sifatnya lagi berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan.
Pertama sifat kebinatangan, manusia yang seperti ini biasanya menghalalkan segala cara untuk mencapai ambisinya tanpa rasa malu, perilaku anomie of success telah menggejala di lingkungan kita tanpa memperhatikan lagi hukum haram halal atau melanggar aturan negara Yang penting dapat menguntungkan dirinya sendiri.
Kedua, sifat buas, sifat ini ditandai dengan banyaknya kezaliman dan sedikit keadilan, orang yang berkuasa, baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi (the power) berbuat sekehendak hati dan menggiling yang lemah, hukum sangat tumpul apabila berhadapan dengan orang yang berkuasa (the power/orang elit), tetapi tajam apabila berhadapan dengan orang yang lemah (the power less/orang alit). Kesewenang wenangan dan ketidakadilan yang semakin massif akan mengakibatkan rusaknya tatanan sosial dan hukum, dan akibat selanjutnya suatu negara akan mengalami kehancuran. Rosululloh pernah bersabda…akan datang kehancuran kepada suatu bangsa apabila hukum ditegakan secara diskriminatif, apabila hukum berhadapan dengan orang elit maka hukum tidak berdaya, akan tetapi manakala berhadapan dengan orang alit hukum akan bekerja dengan tajam
Ketiga, sifat syaithoniah, penanda sifat ini adalah mempertahankan hawa nafsu yang menjatuhkan martabat manusia.
Apabila ketiga sifat tersebut lebih dominan dalam suatu tatanan masyarakat, maka akan terjadi, keadilan tergusur oleh kezaliman, hukum dapat dibeli, undang-undang dapat dipesan dengan dollar, sulit membedakan antara hibah dengan suap, penguasa lupa terhadap tanggungjawab, rakyat lupa dan tidak sadar terhadap kewajibannya kepada negara, keburukan semakin merajalela dan kebaikan semakin terasing, ketaatan dikalahkana oleh kemaksiatan.
Sifat yang kita harapkan adalah sifat yang ke empat yaitu sifat rububiyah. Sifat ini ditandai dengan keimanan, ketaqwaan dan kesabaran yang telah dibina selama romadhon. Dengan memiliki sifat ini maka manusia akan bahagia, Ketika rububiyah tertanam dalam hati maka jalan hidupnya akan disinari oleh cahaya al quran dan perilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur. Setelah romadhon manusia itu akan menjadi insan yang bertaqwa dan menebar kebaikan.
Selanjutnya ada pesan yang lain yaitu Pesan sosial yang terlihat manakala bulan romadhon akan berahir, yaitu membayar zakat fitrah. Dengan membayar zakat kepada yang berhak sesuai ketentuan terutama kepada fakir miskin akan semakin memeratakan tali silaturahim dan meningkatkan semangat berbagi kepada sesama manusia. sehingga kesadaran untuk saling menolong antara keduanya akan terjalin. Sekaligus untuk pemberdayaan ekonomi umat yang miskin.
Pesan terahir yang dibawa dalam bulan romadhon ini adalah pesan jihad. Jihad dari segi niatnya adalah mengorbankan segala yang dimilikinya baik tenaga, harta bahkan jiwa untuk mencapai kebaikan bagi masyarakat dan keridoannya. Jihad seperti ini sangat diperlukan di negara kita dibandingkan dengan mengangkat senjata tanpa tujuan yang jelas. Dalam masyarakat kita sekarang ini, banyak masalah-masalah sosial yang memerlukan ikut campurnya kaum muslimin, oleh karena itu mari kita berjuang untuk mengentaskan masalah-masalah sosial umat. (Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., Rektor Unisba)