Griya Ilmu: Membangun Sumber Daya Manusia Unggul, Berintegritas dan Berahlak

(Terbit di Harian Kompas, Kamis/ 3 Februari 2022 dan laman adv.kompas.id)

Membangun SDM unggul terilhami oleh ajaran Islam. Islam sebagai agama sangat berperan dalam berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Islam telah mengajarkan betapa pentingnya menuntut ilmu, tradisi akademik sebenarnya merupakan tradisi qur’ani karena al quran lah yang memberikan  penghargaan terhadap kaum intelektual. Al quran lah yang pada awal turunnya wahyu mendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tradisi menuntut ilmu adalah tradisi robbani. Penelitian tentang ilmu telah menjadi tradisi umat Islam dan universitas di dunia berasal dari peradaban Islam (catatan Guinnes Book of World menegaskan bahwa universitas tertua di dunia adalah universitas Al Qowariyyin di Fez Maroko)

Betapa pentingnya membangun SDM unggul karena kita telah dinisbahkan oleh Alloh sebagai kuntum khoiro ummah. Untuk itu Unisba melakukan penguatan nilai-nilai Islam dalam setiap langkah dan gerak dari seluruh civitas akademika. Tradisi menuntut ilmu di kalangan generasi muda Islam merambah ke tradisi melakukan penelitian tentang ilmu pengetahuan karena meyakini bahwa ilmu Alloh tidak ada batasnya, rahasia ciptaannya yang merupakan sumber iptek dan pengetahuan tidak ada batasnya dan manusia nampaknya memang tidak akan mampu menguak seluruh rahasia itu.

Unisba dalam rangka mendidik masyarakat mempunyai dua pilar utama medan perjuangan yaitu pertama mendidik lulusan yang pintar dan sholeh untuk mencapai derajat ahlakul karimah atau dengana kata lain harus dapat mendidik mahasiswanya mempunyai kompetensi yang tinggi dan berahlakul karimah. Kualifikasi lulusannya haruslah mempunyai karakter tidak saja berarti budi pekerti, adab sopan santun saja, melainkan juga kesesuaian dengan sunnatulloh sehingga arti ahlak dapat diperluas menjadi berbudaya atau islami, medan perjuangan selanjutnya adalah pengembangan diri pribadi dan pengentasan umat dari kebodohan, keterbelakangan Pendidikan dan kemiskinan. Kualitas Pendidikan dapat dilihat dari nilai tambah yang dihasilkan oleh Lembaga Pendidikan baik produk dan jasa maupun pelayanan yang mampu bersaing di lapangan kerja yang ada dan diperlukan. SDM lebih bernilai jika memiliki sikap perilaku, wawasan, kemampuan, keahlian serta ketarampilan yang sesuai dengan kebutuhan berbagai bidang dan sector.

Tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain ditandai dengan adanya unsur kreatifitas dan produktifitas yang direalisasikan dengan  hasil kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok. Pengembangan SDM adalah proses sepanjang hayat yang meliputi berbagai bidang kehidupan tertutama dilakukan melalui pendidikan.

Pengembangan SDM dapat  dilakukan  dengan pendekatan religiusitas, output pendidikan yang islami akan melahirkan SDM yang islami dan dapat mengisi setiap lowongan kerja atau jabatan sehingga setiap lini akan menghasilkan pekerjaan yang islami. Selanjutnya bisa dilakukan pendekatan politik, hukum, ekonomi dan sosial, dan Unisba memilih bertumpu pada pendekatan religiusitas dengan banyak menghasilkan ijtihad dan tajdid di berbagai bidang yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara melalui berbagai kegiatan tridharma khususnya penelitian dan pengabdian masyarakat. Unisba sebagai salah satu the drive of the national development bertanggungjawab untuk memroduksi lulusan yang memiliki wawasan serta ketrampilan yang dalam dan religius. (Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., Rektor Unisba)

Press ESC to close