GADGET MELEMAHKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI EMOSI

HUMAS – Program Studi Magister Psikologi Pascasarjana Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar seminar nasional “Gadget-Gangguan dalam Genggaman Teknologi” dengan tema “Adiksi Gadget Pada Anak dan Remaja Dilihat dari Sudut Pandang Psikologi, Neuroscience, dan Agama” di Aula Utama Unisba, Jalan Tamansari No. 1 pada Sabtu, 8 Agustus 2015. Seminar nasional ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Dr. Ihsana Sabriani Borualogo, M.Si. sebagai Psikolog, Dr. Tauhid Nur Azhar, S.Ked., M.Kes. sebagai ahli neuroscience, dan Ust. H. Budi Prayitno.

Dalam acara yang berlangsung pagi sampai siang itu Ihsana sabrriani mengatakan, komunikasi langsung sangat dibutuhkan untuk mengasah emosi antar sesama. Seseorang belajar berkomunikasi dengan mengamati bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa non verbal lainnya. “Komunikasi melalui gadget seperti short message service (SMS) atau sosial media tanpa face to face communication akan menghilangkan kesempatan seseorang untuk mempelajari bahasa non verbal yang akan melemahkan kemampuan memahami emosi atau perasaan orang lain.” tutur Ihsana. “Pencegahan agar gadget tidak menjadi adiksi atau permasalahan personal dan sosial adalah mulai dari orang tua yang harus membatasi diri dalam menggunakan gadget. Jangan jadikan gadget sebagai sarana untuk membuat anak dan remaja merasa anteng.” tambah Ihsana. Ihsana juga mengimbau agar anak-anak dan remaja hanya boleh menghabiskan maksimal 2 jam per hari dalam menggunakan gadget. Karena itu, orang tua sebaiknya merancang kegiatan yang menarik hati bagi anak-anak dan remaja.

Sementara itu, sebagai ahli neuroscience, Tauhid Nur Azhar mengatakan bahwa gadget didominasi oleh peranti seluler yang memberikan stimulus melalui semua program indrawi sehingga gadget akan mempengaruhi otak manusia. “Selain menjadi gaya hidup, gadget juga menjadi faktor pengubah perilaku manusia.” kata Tauhid. “Ada jalur-jalur syaraf fungsional yang ketika ada stimulus pada system indera, maka respon dan aksi yang akan dilakukan ditentukan oleh perkembangan di area otak. Hal ini yang akan mempengaruhi perilaku seseorang jika distimulus oleh gadget.” tambah Tauhid.

Dilihat dari sisi agama, menurut Ust. Budi Prayitno manusia harus mampu melawan ketergantungan terhadap gadget. “Alat, sarana, serta hasil karya manusia akan bermanfaat dan menjadi jalan iman serta amal shaleh apabila ditempatkan secara tetap di waktu dan tempat yang tepat.” Kata Ust. Budi. Masih banyak manusia yang menghabiskan waktunya dengan menggunakan gadgetnya. “Masih banyak aktivitas lain yang lebih penting dibandingkan dengan menyibukkan diri menggunakan gadget.” tambah Ust. Budi. (Fuad/Putri/Dwi)

Press ESC to close