FMIPA Unisba Hasilkan Clear Coffee dan Produk Akar Wangi

                                

HUMAS-Anda peminum kopi sejati? Apakah Anda pernah mengecek bagaimana aroma mulut Anda? Apakah Anda pernah mendengar keluhan dari pasangan/sahabat Anda tentang bau mulut Anda yang tidak sedap? Jika jawabannya, “Ya”, maka cobalah kopi akar wangi.

Ya, paduan kopi dan akar wangi menyatu dalam satu gelas, akan memberi sensasi tersendiri bagi Anda. Harumnya akar wangi mampu mengatasi bau mulut para pencinta kopi. Inilah penemuan baru hasil penelitaian dosen dan mahasiswa Farmasi Fakultas MIPA Unisba.

Adalah Gita Cahya Eka Darma,S.Farm.,M.Si.Apt., salah seorang dosen Fakultas MIPA Prodi Farmasi Unisba, yang menekuni penelitian tentang kopi dan akar wangi. Tak hanya meneliti, ia bersama 10 orang mahasiswanya, Ammar Abdul Ghoffar, Mentari Rizqika Heri, R.A. Devi Indah, Ifan M. Fadilla, M. Farraz, Mega Setyaningrum, Shintya Rofi, Astinelly Naya, Fatlah Rozi, dan Deffriyandi kini menghasilkan 10 jenis berbagai produk olahan yang berbahan dasar kopi dan akar wangi.

Sesuai namanya, kopi akar wangi merupakan perpaduan antara kopi dengan akar wangi. Paduan kopi dan akar wangi, menurut Kepala Laboratorium Fisika ini, akan menghasilkan aroma kopi yang lebih harum sehingga tidak menyebabkan bau tidak sedap di mulut. “Kalo kita minum kopi biasa, setelah minum kopi, maka mulut kita biasanya baunya tidak enak. Nah, kalau kopi akar wangi ini malah membuat nafas kita tetap segar,” terangnya.

Clear coffee merupakan produk unggulan lain yang dihasilkan Pak Eka –nama kecil Gita Cahya Eka Darma- bersama mahasiswanya. Clear coffe atau kopi bening ini bukan produk kopi biasa. Perbedaan mencolok yang dapat kita lihat adalah terletak pada tampilannya yang bening tak berwarna layaknya air jernih. Kopi yang tidak berwarna atau bening ini tentu tidak akan menimbulkan noda pada gigi dan gusi. Dengan begitu  penyebab timbulnya plak pada gigi dan gusi yang diakibatkan kopi dapat diminimalisir. Clear coffee ini pun tidak akan menimbulkan noda hitam jika mengenai baju.  

“Kopi yang kita hasilkan benar-benar bening, namun agar menarik, kita beri pewarna makanan,” kata Pak Eka sambil menunjukkan produk yang dipajang dalam pameran yang digelar Badan Pelayanan Kesehatan (Bapelkes) Jabar, Jalan Pasteur, Bandung, belum lama ini. Selain sebagai peserta pameran, Pak Eka pun didapuk menjadi salah satu narasumber dalam Pertemuan Asosiasi Bapelkes Indonesia (ABI) tersebut.

Produk lain yang dihasilkan Pak Eka dan mahasiswa Farmasi ini adalah berupa magic coffee, choco bites, kopi fermentasi, edible bottle (bola-bola agar), gummy candies, pengharum ruangan, scrub/lulur, parfum kopi akar wangi, dan masker peel off (masker wajah).

Bahan-bahan yang digunakan dalam produk yang dihasilkan ini merupakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Kopi, misalnya, merupakan kopi jenis biji koneng dan kopi preanger yang terkenal dengan kualitas dan harganya yang mahal. Begitupun dengan akar wangi. Kedua bahan utama ini Pak Eka dapatkan dari petani di Samarang, Garut.

Sebagaimana diketahui, Unisba sudah lama menjadikan salah satu desa di Samarang,  Desa Ciburial sebagai Desa Binaan Unisba. Para dosen (dalam hal ini Fak. MIPA) melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di desa tersebut. Alhasil, Desa Ciburial, Samarang, Garut kini menjadi Desa Wisata. Di sana, kopi akar wangi menjadi minuman utama yang disuguhkan kepada para tamu selain produk kerajinan lainnya yang berasal dari kopi dan akar wangi.(Sari/Fuad)

Press ESC to close