Dokter baru Unisba mengucapkan sumpah dokter
Kemampuan dokter Indonesia tidak kalah dengan dokter dari luar negeri. Hanya saja, dokter Indonesia kurang komunikatif dengan pasien. Hal ini menyebabkan banyaknya pasien Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Rumah Sakit Pendidikan Utama Al-Ihsan, Bandung, Komar Hanafi,dr.,MKM. dalam sambutannya pada acara Pengambilan Sumpah Dokter Fakultas Kedokteran Unisba Angkatan VIII Gelombang III Tahun Akademik 2017/2018 di Hotel Courtyard, Marriot, Dago, Bandung (5/1).
“Empati dokter Indonesia terhadap pasiennya saat ini sangat kurang. Kita kurang memahami dan berinteraksi terhadap pasien. Kita kurang mau mendengar keluhan pasien. Padahal hal itu menjadi bagian penting saat berpraktek, dan itu akan dinilai masyarakat,” terang dr. Komar.
Dokter yang baik, lanjutnya, adalah dokter yang mau mendengarkan keluhan pasiennya dengan baik. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap sikap pasien dan kondisi psikologisnya. Keluhan pasien yang diutarakan secara lengkap, akan membantu memudahkan para dokter dalam menangani penyakitnya.
Kepada dokter baru Unisba, dr. Komar berpesan, agar berpikir jauh ke depan dan cermat dalam memilih tempat membina karier. “Pilihlah yang sejalan dan yang dibutuhkan oleh masyarakat,” katanya.
Pentingnya menjalin komunikasi dengan pasien, juga diingatkan Sekretaris Yayasan Unisba, Dr. Irfan Syafrudin,M.Ag. “Jalinlah komunikasi yang baik dengan pasien. Semakin banyak informasi yang digali dari pasien, semakin tepat dalam menangani keluhannya,” katanya. Kelebihan dokter lulusan Unisba, lanjut Pak Irfan, adalah memiliki nilai unggul dalam hal keislaman yang tidak dimiliki dokter lain yang bukan lulusan Unisba.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor I, Ir. A. Harits Nu’man, MT., Ph.D., IPM., mengingatkan, saat ini merupakan era kompetitif. Tantangan ke depan dokter Indonesia harus dapat mempersiapkan diri menyongsong Era Globalisasi aspek kesehatan dan kedokteran yang tidak dapat dihindari oleh semua negara termasuk Indonesia. “Dokter Lulusan Unisba harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selalu update ilmu Kedokteran, update tentang regulasi di bidang kesehatan, dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi,” katanya.
Berkenaan dengan mutu lulusan, lanjut Warek I, alumni FK Unisba harus bangga karena institusi tempat menimba ilmu adalah Program Studi (Prodi) favorite dengan reputasi baik, dimana institusi UNISBA terakreditasi “A” oleh BAN PT, dan FK Unisba menjadi Prodi yang memiliki tingkat keketatan seleksi yang sangat baik. “Ini bukti komitmen kami, dari jajaran Universitas, Fakultas dan Program Studi yang berprinsip selalu menjaga kualitas Input-Proses-Output. Selain itu, bagusnya kualitas Dokter lulusan Unisba juga berkat kontribusi RS yang sangat berperan dalam pendidikan profesi,” tambahnya.
Kepada para lulusan FK, Warek I berpesan, dalam bekerja nanti, para dokter baru harus selalu membawa dan menjunjung tinggi nama baik almamater, dan selalu ingat pada sumpah profesi dokter, serta tetap berkomunikasi dengan almamater. “Berikan masukan dan saran membangun demi peningkatan keberlanjutan kualitas mutu lulusan Unisba,” pintanya.
Dokter lulusan Unisba, lanjutnya, memiliki ciri khas dibanding dengan dokter lulusan PT lain. Selama belajar di Unisba ditanamkan Jiwa 3 M (Mujahid, Mujtahid, dan Mujaddid/ Pejuang, Peneliti dan Pembaharu). Hal pertama yang harus ditunjukkan dokter lulusan Unisba adalah, akhlakul karimah. “Salah satu ciri utama dokter Unisba adalah mendo’akan pasien, setelah mengobatinya, itu ciri dari Saudara sebagai lulusan Unisba. Hal tersebut sebagai salah satu wujud pelaksanaan dari adanya nilai-nilai keislaman dalam kurikulum selama perkuliahan di FK Unisba,” kata Warek I.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unisba, Prof.Dr. Ieva B. Akabar, dr., AIF., menjelaskan, saat ini sudah ada 560 dokter yang dihasilkan FK Unisba. “Alhamdulillah sejak angkatan pertama tahun 2004 hingga saaat ini sudah banyak alumni FK Unisba. Semoga seluruh lulusan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia pada khususnya dan bagi seluruh umat manusia pada umumnya,” katanya.
Pengambilan Sumpah Dokter, kata Dekan, bukanlah suatu akhir dari perjalanan para dokter baru, akan tetapi merupakan awal dari perjuangan dan pengabdian kalian sebagai dokter. “Sumpah dokter yang telah saudara ucapkan adalah janji yang harus dipertangung jawabkan di hadapan Allah SWT. Makna kata- kata yang kalian ucapkan itu sangat dalam, dan harus menjadi landasan dalam menjalankan profesi saudara sebagai dokter kelak,” jelasnya.
Menjadi seorang dokter, lanjutnya, merupakan tugas berat tetapi sekaligus mulia. Profesi dokter memerlukan pengorbanan, pengabdian dan dedikasi yang tinggi. Perjalanan panjang untuk menjadi seorang dokter, sejak menginjakkan kaki pertama kali di kampus hingga mengucapkan sumpah sebagai seorang dokter, akan menjadi kebanggaan dan sekaligus motivasi untuk mengabdikan seluruh ilmu yang dimiliki untuk meningkatkan kesehatan umat manusia.
Setelah pengambilan sumpah ini, para dokter baru akan menjalani program Internship. “Dimanapun saudara ditempatkan dalam melaksanakan program internsip ini, hendaknya saudara bekerja dengan sungguh- sungguh dan ikhlas dengan mengingat sumpah dokter, norma agama dan etika profesi dokter. Dengan demikian saudara telah ikut menjaga nama baik almamater kita yang kita cintai,” tambah Bu Dekan.
Seorang dokter, mempunyai tanggung jawab untuk terus meningkatkan kompetensi dan profesionalitas diri, sehingga mampu menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan ilmu kedokteran di masa yang akan datang. Bu Dekan juga mengingatkan, agar para dokter baru tidak lupa untuk terus berhungan dengan almamater Unisba untuk saling bertukar wawasan dan pengetahuan yang demi kemajuan bersama.(sari)