Menapaki usia ke-33, Fikom Unisba semakin kokoh berdiri di jajaran fakultas bergengsi. Empat tahun berturut-turut Fikom Unisba berhasil meraih penghargaan Best School of Communication dari Majalah Mix Marketing dan menjadi fakultas favorit di Jawa Barat berdasarkan survey Majalah Tempo.
Sebagai ungkapan rasa syukur di usia lebih dari setengah abad, pada Prosesi Milad ke-33, Dekan Fikom Unisba memberikan “Fikom Award” kepada tokoh Visioner Kota bandung, Jumat (⅝) di Aula Unisba Jl.Tamansari No. 1 Bandung.
Kedua tokoh yang dinilai berjasa dan berprestasi dalam pengembangan Kota Bandung adalah Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Rektor Unisba Prof. Dr.dr. M. Thaufiq S. Boesoirie, MS.,Sp. THT KL. (K). Ridwan Kamil dipandang sebagai tokoh visioner di bidang pemerintahan yang berhasil memimpin dan mengembangkan Bandung hingga sarat prestasi dan menjadi pusat perhatian dunia internasional. Tokoh lainnya dengan visi pengembangan pendidikan adalah Prof. Dr.dr. M. Thaufiq S. Boesoirie, MS.,Sp. THT KL. (K). Kepemimpinan Thaufiq Boesoirie sebagai rektor telah berhasil melejitkan Unisba di dunia pendidikan di Indonesia, di antaranya peringkat ke-32 berdasarkan penilaian Kemenristekdikti dari 3200 perguruan tinggi di Indonesia.
Walikota Bandung Ridwan Kamil yang akrab dipanggil Kang Emil, berterima kasih atas apresiasi yang diberikan Fikom Unisba. Kang Emil mengungkapkan bahwa prestasi yang diraih kota Bandung di bawah kepemimpinan beliu bukan untuk mendapatkan pujian tapi mencari kemanfaatan.
Sebagai Walikota, Kang Emil mewajibkan para pegawainya di 151 kelurahan, 30 kecamatan dan 20 dinas untuk memiliki akun media sosial dan mewajibkannya untuk memposting satu berita sehari sebagai akuntabilitas terhadap warga Kota Bandung.
“Setiap hari Pemkot memproduksi 200 berita. Baik di minta atau pun tidak, kita memproduksi 200 berita. Efeknya Pemkot Bandung menjadi sangat transparan, tersedianya komplain online, dan dari 10.000 komplain, 90 persennya terselesaikan kurang dari 3 hari. Inilah kekuatan tranparansi dalam komunikasi. Kita juga punya TV Pemkot Bandung yang di konsumsi hingga di luar Bandung seperti Garut dan Tasikmalaya,” terang Pak Walikota.
Pentingnya komunikasi yang transparan dan akuntabilitas, tambahnya, memberikan efek yang positif dimana kepercayaan warga terhadap Pemkot Bandung berada di atas 90 persen.
Kang Emil pun selalu merasa senang berada di Unisba. Alm. Ayahnya adalah salah satu pendiri Fakultas Hukum Unisba dan Ibunya tak lain dosen di Fakultas MIPA Unisba. Honor-honor yang didapat orang tuanya semasa mengabdi di Unisbalah yang kini mendarah daging dalam diri Kang Emil. “Tidak ada Unisba, tidak ada Ridwan Kamil Walikota Bandung,” katanya.
Saat ini, menurutnya, Unisba banyak mengalami kemajuan. Kang Emil pun menawarkan lahan untuk dijadikan Rumah Sakit, Teaching Hospital. “Saya dengar Fakultas Kedokteran sedang naik daun, harusnya Unisba punya Rumah Sakit, Teaching Hospital. Kalau Unisba tidak punya tanah, Pemkot punya banyak tanah. Bisa kerjasama, kirimkan surat, pilih lokasi yang baik. Win-win solution, Unisba dapat mempergunakan Rumah Sakit untuk melatih dokter-dokter Unisba menjadi dokter yang luar biasa, rakyat Bandung juga dilayani karena kami memang kekurangan Rumah Sakit,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Rektor Unisba, Prof. Dr. dr. M. Thaufiq S. Boesorie, MS., Sp. THT-KL(K) mengapresiasi Fikom Award yang diberikan kepadanya. Ia juga mengapresiasi tawaran Kang Emil tentang pembuatan rumah sakit untuk kepentingan perkuliahan Fakultas Kedokteran Unisba.
Menurut Thaufiq, tawaran dari Wali Kota Bandung merupakan anugerah dan akan direspons dengan baik. Apalagi tujuannya selain memberi pelayanan kesehatan juga untuk mendidik mahasiswa menjadi seorang dokter yang baik. ”Kalau dana, kita sedang merancang dengan pemerintah Qatar,” kata Thaufiq. Unisba menargetkan pembangunan rumah sakit sesegera mungkin. Rencana rumah sakit ini akan dibangun empat lantai. (Fuad/Sari)
Sumber : Kompas Klasika Jawa Barat Hal. 33, Jumat 12 Agustus 2016.