
KOMINPRO – Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) dan University Debating Championship (UDC) 2019 tingkat Perguruan Tinggi di Universitas Islam Bandung (Unisba) baru saja digelar pada Senin-Kamis, (8-11/04) di Student Center Unisba. Sesuai dengan visi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) tahun 2019, kompetisi ini diselenggarakan sebagai upaya meningkatkan daya saing lulusan perguruan tinggi di era global.
Setelah melewati persaingan yang ketat, pemenang pertama KDMI tingkat Universitas akhirnya jatuh kepada tim dari Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) yang terdiri dari Sugiarto, M. Abdul Azis, dan Khaerul Iqbal, kemudian menyusul Psikologi sebagai juara II (Fathiyya Nur Rahmani, Angga Januar Ramadhan, Adeliani Biagi). Juara III diraih Tim dari MIPA (Seruni Purwati Djuniar, Rainahda, Laras Sintya). Para juara ini berhasil menyisihkan 18 tim lainnya yang merupakan utusan dari masing-masing fakultas yang ada di Unisba.
Sementara itu, untuk kategori best speaker juara 1 diraih Seruni Djuniar dari Mipa, juara II , M. Abdul Azis (Fikom), dan juara III jatuh kepada Adeliani Biagi (Psikologi). Adapun Raka Farhan Alwani (Fikom) menjadi juara harapan 1, M. Yunus Junaedi (Hukum) juara harapan II, dan Khaerul Iqbal (Fikom) menjadi juara harapan III.
Pada kategori UDC, juara 1 jatuh kepada tim psikologi yang terdiri dari Dwipo Zulfan dan Revia Eka Putri, Sementara Fakultas Kedokteran yang terdiri dari Edwina Sukmasari Yunus dan Intan Rozasylvana harus berpuas diri berada di posisi kedua. Sementara untuk kategori best speaker, Lavio berhasil menyabet juara pertama dan Edwina Yunus terpilih sebagai juara kedua.
Tahun ini, setiap Perguruan tinggi diberikan mandat oleh Belmawa untuk melakukan proses seleksi dalam menentukan 1 (satu) tim NUDC terbaik yang terdiri atas 2 (dua) mahasiswa sebagai Debater dan 1 (satu) Adjudicator; 1 (satu) tim KDMI terbaik yang terdiri atas 3 (dua) mahasiswa sebagai Debater dan 1 (satu) Adjudicator.
Andri sebagai salah satu perwakilan juri mengatakan, dalam kompetisi KDMI dan UDC para peserta dituntut untuk dapat menguasai pengetahuan global, menganalisis, membuat judgement, dan meyakinkan publik. Di dalam debat tersebut, mahasiswa dihadapkan pada persoalan-persoalan nyata yang dihadapi suatu masyarakat atau bangsa mulai dari isu ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, seni, dan lain-lain.
Dia menejelaskan, ada beberapa aspek penilaian yang menjadi bahan pertimbangan atas terpilihnya para pemenang di antaranya, argumentasi dan ide yang dikeluarkan, sikap dan cara penyampaian, serta strategi dalam menyerang lawan maupun mempertahankan argumentasi. Sebelum tampil ke podium, para peserta diminta mengambil kertas undian untuk menentukan tema dan posisi debat.
“Dalam kompetisi ini peserta akan diberikan waku 10 menit untuk berdiskusi sebelum akhirnya tampil ke podium dan berdebat. Ada pihak yang berperan sebagai pemerintah dan pihak oposisi tergantung dari undian yang didapatkan,”ujarnya. Dia menambahkan, setelah ini, kelima orang yang terpilih sebagai kategori best speakers akan dibina kembali untuk mematangkan persiapan berlaga di tingkat wilayah.
Wakil Rektor (Warek) III Unisba, H. Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah peserta KDMI dan UDC mengalami peningkatan baik dari segi jumlah maupun kualitas. Menurutnya, seluruh peserta telah berijtihad dengan baik
namun, sesuai dengan ketentuan yang berlaku hanya lima orang terpilih yang dapat berlanjut ke tahap berikutnya.
“Alhamdulillah debat tingkat universitas berjalan dengan baik dan nilainya tidak jomplang, artinya rata-rata peserta baik. Siapapun yang diutus, kita doakan mereka yang membawa nama baik Unisba untuk tampil di tingkat Layanan Lembaga Pendidikan Tinggi (LL Dikti). Pelu diingat, tujuan utama kita adalah melakukan aktivitas poitif ada manfaatnya bukan hanya menjadi pemenang,” ujarnya.(Feari/Sari)