KOMHUMAS-Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisversitas Islam Bandung (FEB Unisba) menyelenggarakan Studium Generale bertajuk ‘Product Differentiation Strategy for Sustainable Development Goals on Waqf Organization (A Comparative Malaysia-Indonesia Model)’ yang dilaksanakan secara hybrid yakni luring di Student Center Unisba dan daring melalui Zoom Meeting, Kamis (8/3/2023).
Kegiatan yang dimoderatori Wakil Dekan I FEB Unisba, Dr. Tasya Aspiranti, S.E., M.Si., ini menghadirkan narasumber dari University Sains Islam Malaysia, Prof. Dr. Amir Shaharuddin.
Prof. Amir, mengatakan, tantangan perkembangan wakaf di Malaysia adalah kepengurusannya masih berada di pemerintah. Selain itu, banyak wakaf ditengah kawasan strategis ditengah kota yang dijadikan tempat parkir karena tidak ada sumber dana untuk membangun bangunan. “Paling mudah untuk mengurus tempat parkir. Ada incomenya tapi sangat kecil,” ungkapnya.
Ia menambahkan, masih banyak kontributor yang memberikan tanah wakaf dengan niat tersendiri. “Seperti membuat masjid, madrasah atau rumah anak yatim, padahal
dapat dimanfaatkan kepada urusan yang lebih menghasilkan pendapatan bagi masyarakat,” tuturnya.
Donasi wakaf di Malaysia kata Prof. Amir, masih banyak dipergunakan untuk membangun institusi tahfidz. Namun menurutnya, sebagian besar lembaga tahfidz tidak berkelanjutan. Selain itu tambahnya, tablet wakaf untuk pembelajaran online di sekolah dasar dan dampak wakaf pada pendidikan tinggi sangat minim.***