KOMINPRO – Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali menorehkan prestasi dalam bidang akademik di tingkat nasional. Setelah sebelumnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sukses menyabet juara pertama pada Kejuaraan Olimpiade Ekonomi Islam Nasional, kini giliran mahasiswa Fakultas MIPA yang sukses meraih juara ketiga pada ajang Olimpiade Farmasi 2019 Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Universitas Surabaya (Ubaya) (30/3).
Kontingen Unisba yang terdiri dari tiga orang mahasiswa yakni Nurafifah Nirmala Dewi, Fathan Said Ramadhan, dan Muhammad Isa Absal berhasil melaju ke final setelah sebelumnya berhasil lolos dalam babak cerdas cermat melawan empat Universitas ternama yakni Ubaya, Universitas Brawijaya (Unbraw), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gajah Mada (UGM). Setelah bersaing ketat dalam babak final, Unisba harus berpuas diri menempati posisi ketiga, dan merelakan Ubaya sebagai tuan rumah meraih posisi pertama dan Unbraw di posisi kedua.
Olimpiade tersebut diikuti 16 peserta dari berbagai Universitas Negeri dan Swasta. Sebelum berlaga ke babak final, kontingen Unisba telah melewati dua tahap penjurian yakni babak penyisihan yang diikuti 16 peserta dan babak semifinal 10 peserta.
Pada babak penyisihan, kata Nurafifah, para peserta diminta untuk menyelesaikan soal-soal kefarmasian dalam waktu 100 menit. Kemudian, peserta yang lolos ke babak semifinal diminta untuk mereview jurnal berbahasa Inggris dalam waktu 10 menit untuk dipresentasikan ke hadapan juri.
“Salah satu tantangan terberat mengikuti ajang tersebut di babak semi final. Kami diminta mereview jurnal tentang bagaimana formulasi dan evaluasi tablet ekstrak dari tanaman hanya dalam waktu 10 menit. Kemudian kami diberi waktu selama 5 menit untuk presentasi dan menjawab pertanyaan dari para juri,” ujarnya.
Nurafifah dan rekan satu timnya menjadi satu-satunya wakil Unisba yang berpartisipasi dalam ajang tersebut. Sebelum bertolak ke Surabaya, tim Unisba telah menjalani proses bimbingan selama kurang lebih 3 minggu. Selama proses pembinaan, mereka digodok untuk mendalami materi bersama empat dosen jurusan Farmasi yang ahli dalam bidang kelimuanya masing-masing. Keempat dosen tersebut adalah, Hilda Aprilia, S.SI., APT., M.SI, dalam bidang Kimia, Indra Topik Maulana, S.SI., APT. M.SI., (Kimia Bahan Alam), Fetri Lestari, M.SI., APT (Farmakologi), dan Sani Ega Priani, S.SI., APT., M.SI. (Farmasetika).
Isa, yang juga rekan setim Nurafifah, mengatakan, materi yang diberikan oleh dosen Unisba sangat komprehensif dengan soal-soal yang dilombakan pada Olimpiade tersebut. Menurutnya pengajaran dari dosen di kelas sudah memenuhi standar untuk Unisba bersaing dengan Universitas Negeri maupun Swasta di Indonesia.
“Meskipun Unisba swasta tapi kami berharap hal tidak membuat mahasiswa merasa rendah diri karena sebenarnya Unisba mampu bersaing asal memiliki kemauan dan tidak pantang menyerah. Tipsnya setiap jika ada kesempatan untuk berkompetisi coba saja karena kalah menang bukan jadi tujuan utama tapi pengalaman juga penting,” ucapnya.
Sementara itu, Fathan mengatakan, olimpiade ini juga membuka mata mereka bahwa ke depan lulusan Unisba akan bersaing dengan berbagai sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi. “Selama ini kami selalu merasa dalam sangkar yang sangat indah padahal di luar banyak hal yang belum kita ketahui. Meskipun kita mahasiswa semester akhir tapi ternyata banyak juga mahasiswa dari universitas lain yang usianya lebih muda tapi mempunyai kemampuan yang luar biasa,” katanya.(Feari/Sari)