Fakultas Psikologi Unisba Sosialisasikan Penerapan AKB

KOMINPRO – Seiring dengan menurunnya jumlah pasien terinfeksi COVID-19 di Wilayah Jawa Barat (Jabar), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar mulai menerapkan adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau disebut juga new normal. Mengacu pada update terkini, sebanyak 17 Kabupaten/Kota di Jawa Barat berada di level 2 (moderat) dan diperkenankan untuk memulai AKB sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 46 Tahun 2020.
Asisten Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Dr. Ir. Hj. Rd Dewi Sartika, M.Si mengatakan, Pergub Nomor 46 Tahun 2020 berisikan tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara proposional sesuai level kewaspadaan daerah. Kabupaten/Kota sebagai persiapan pelaksanaan AKB untuk pencegahan dan pengendalian COVID-19. Dalam webinar yang digelar Fakultas Psikologi Unisba pada Kamis (25/06), beliau mengatakan, Pemerintah Jawa Barat telah merilis panduan AKB30 untuk bidang kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Pada level 2 atau zona biru, 25 persen pegawai bekerja dari rumah (work from home) dengan jadwal piket. Sedangkan untuk proses belajar mengajar pendidikan formal dan non formal masih dilakukan jarak jauh dengan sistem online.
“AKB adalah kebiasaan baru kita di masa pandemi untuk membantu menjalankan hidup produktif tetapi aman dan sehat. Tiga protokol kesehatan yang wajib harus kita patuhi yakni jaga jarak minimal 1 meter, sering menuci tangan dan wajib menggunakan masker. Keberhasilan AKB ada di tangan warga yang dispiplin dan tata aturan,” ujarnya. Dalam webinar bertajuk “Adaptasi Kebiasaan Baru, Siap!”, beliau mengatakan AKB di 17 Kabupaten/Kota akan melalui lima tahap dimulai dari adaptasi di tempat ibadah, kemudian sektor ekonomi industri, perkantoran, dan pertanian. Lalu AKB untuk mal dan retail atau pertokoan. Setelah itu akan dilakukan pemulihan pada sektor pariwisata dan terakhir sektor pendidikan.
Di tengah berlangsungnya masa pandemi COVID-19, beliau menghimbau masyarakat agar dapat tetap tenang dan tidak perlu menunjukan rasa takut yang berlebihan. Menurutnya, kekhawatiran berlebih akan menimbulkan rasa stres dan mengganggu kesehatan mental seseorang. Bu Dewi juga membagikan kiat sehat mental yang dapat diterapkan masyarakat selama masa AKB.
“Kita harus berdamai dengan kondisi saat ini karena hal tersebut dapat mengurangi perasaan negatif seperti rasa takut. Kemudian jadikan kebiasaan baru sebagai rutinitas, jalin komunikasi positif, rutin berolahraga, hindari euphoria, dan yang paling penting apresiasi diri sendiri sehingga menjalankan AKB tidak akan terasa sulit,”ujarnya,
Sementara itu, Dekan Fakultas Psikologi Unisba, Dr. Dewi Sartika, Dra., M.Si., Psikolog, mengatakan, dalam kondisi pandemik COVID-19 yang dihadapi masyarakat saat ini, peran psikolog sangat penting. Hal tersebut yang kemudian mendorong Fakultas Psikologi Unisba mengangkat tema AKB agar masyarakat dapat melalui kondisi ini dalam keadaan sehat secara fisik maupun mental.
Selain menghadirkan Dr. Ir. Hj. Rd Dewi Sartika, M.Si sebagai pembicara, Fakultas Psikologi Unisba juga menghadirkan tiga narasumber lain yakni Kepala Unit Layanan Psikologi Terpadu Unisba dan Dosen di Fakultas Psikologi Unisba, Dr. Muhammad Ilmi Hatta, M.Psi., Psikolog, Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat, Ir. H. Tatan Pria Sudjana, S.E., M.H., dan Executive Director Diferensia Foundation dan Dosen di Fakultas Kedokteran Unisba, dr. Hilmi Sulaiman Rathomi, M.KM. (Feari)

Press ESC to close