HUMAS-Asumsi bahwa lulusan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tidak bisa bersaing di dunia kerja, salah besar. Kenyataannya, banyak lulusan dari PTS yang memiliki kemampuan melampaui lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Karena dalam dunia kerja, kredibilitas dan kapabilitas adalah hal yang utama.
Demikian disampaikan Elba Damhuri, Pimpinan Redaksi Republika Online yang juga merupakan salah satu lulusan Unisba, dalam Pesantren Calon Sarjana Unisba Gelombang III di Aula Utama Unisba, Senin (30/4). Kang Elba begitu sapaan akrabnya, membawakan materi mengenai Peluang dan Tantangan di Dunia Kerja, dengan tema, “Where Do I See myself in 5-10 Years? Far Away From Here”.
Pesantren Calon Sarjana, merupakan kegiatan rutin yang wajib diikuti oleh mahasiswa Unisba yang akan mengikuti sidang skripsi. Tujuannya memberikan bekal kepada calon alumni agar siap manakala terjun ke masyarakat. Pesantren kali ini diikuti sekitar 1245 orang mahasiswa dari sepuluh fakultas yang ada di Unisba, yakni Fakultas Syariah (Prodi Hukum Islam dan Prodi Hukum Ekonomi Islam), Dakwah (Komunikasi Penyiaran Islam), Tarbiyah dan Keguruan (Pendidikan Islam dan PAUD), Hukum, Psikologi, MIPA (Matematika, Statistika, Farmasi), Teknik (Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Industri, Teknik Pertambangan), Ekonomi dan Bisnis (Akuntansi, Ilmu Ekonomi, Manajemen), Ilmu Komunikasi, dan Fakultas Kedokteran.
Kegitan Pesantren ini berlangsung selama empat hari (dua hari di kampus Tamansari, dua hari satu malam, menginap di kampus Ciburial). Narasumber dalam pesantren merupakan para pakar bidang ilmu agama dan dari berbagai disiplin ilmu lainnya.
Kang Elba yang menyelesaikan studi S2 di Newcastle, Inggris ini menuturkan, saat ini ada sekitar 1,2 juta sarjana menganggur dan 70% diantaranya adalah Sarjana Sosial. Penyebab menganggurnya para sarjana tersebut, kata dia, adalah karena mereka tidak mempunyai ambisi besar dan tidak memiliki sesuatu yang out of the box, serta tidak memiliki kredibilitas dan kapabilitas. “Banyak sarjana yang melamar kerja menjadi wartawan, ketika saya wawancara mereka tidak bisa berbahasa Inggris, nah ini kurangnya kapabilitas,” ungkapnya.
Passion juga menjadi hal penting yang harus ada dalam mengambil keputusan sebuah pekerjaan. Karena jika kita bekerja tidak sesuai passion maka kita akan mudah bosan. “Kita harus tahu terlebih dahulu apa passion kita sebelum memasuki dunia kerja, karena bisa jadi passion kita adalah kunci kesuksesan kita yang sebenarnya,” tuturnya.
Selain memberikan materi, kang Elba juga menceritakan pengalamannya bagaimana dia bisa sampai menjadi pimpinan redaksi Republika Online untuk memotivasi para calon sarjana Unisba.
Sementara itu, Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi,SH.,MH., mengatakan, Unisba senantiasa berupaya untuk menghasilkan lulusannya yang memiliki karakter 3M (Mujahid, Mudtahid, Mujaddid). Selain memberikan mata kuliah Pendidiakn Agama Islam (7 semester) ditambah pesantren (pesantren mahasiswa baru dan pesantren calon sarajana) menjadikan lulusan Unisba “berbeda” dari lulusan Perguruan Tinggi (PT) lain. “Kalau masalah ilmu yang dimiliki alumni Unisba mungkin bisa saja sama dengan lulusan PT lain, tetapi masalah karakter dan perilaku, itu yang akan membedakannya,” kata Rektor.
Rektor berharap, dengan penerapan kurikulum dan pesantren yang ditempuh mahasiswa Unisba, tujuan Unisba dapat tercapai, yakni melahirkan alumni yang mampu menjadi ragi bagi umat yang akan menebar kebaikan dimanapun berada dan melahirkan intelektual yang ulama serta ulama yang intelek.
“Selama ini banyak alumni Unisba yang berhasil. Alhamdulillah saya, Unisba, belum menerima keluhan tentang kinerja alumni kita. Dan hari ini ada salah seorang alumni Fikom Unisba, Sodara Elba, yang telah berhasil menjadi pucuk pimpipinan di harian nasional ternama, Republika, yang akan mengisi materi dan berbagi pengalaman dalam pesantren ini,”pungkas Rektor. (Yasmin/Sari/Fuad)